Posted by : Slamet
Sabtu, 07 Januari 2017
MAKALAH DESAIN PEMBELAJARAN DI MI
HAKIKAT PERENCANAAN PEMBELAJARAN
DOSEN PENGAMPU
:
DRA.UMIL
MUHSININ M.Pd
DISUSUN OLEH KELOMPOK II
Ø
SLAMET SUBAGJA
Ø LUSI
YUNIARTI
Ø CLARITA
NOVEMRAIN FL.
Ø ROSILAH
JURUSAN : PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS : ILMU TARBIYAH DAN
KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SULTHAN THAHA SAIFUDDIN
JAMBI
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perencanaan Pembelajaran
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya
berbeda-beda satu dengan yang lain. Menurut Cunningham mengemukakan bahwa
perncanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi,,
dan asumsi untuk masa yang akan dating dengan tujuan memvisualisasi dan
merformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian.
Sementara itu defenisi yang lain tentang perencanaan adalah suatu
cara untuk mengantisifasi dan menyeimbangkan perubahan.
Berdasarkan rumusan diatas, dapat dibuat rumusan baru tentang apa
itu perencanaan. Perncanaan yaitu suatu cara yang memuaskan untuk membuat
kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai langkah yang
antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan
tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pembelajaran atau pengajaran menurut Dedeng adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara emplisit dalam pengajaran
terdapat kegiatan memilih, menetapkan, megembangkan metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini istilah pembelajaran memiliki hakikat
perencanaan atau perancangan (desain) sebagi upaya untuk membelajarkan siswa.
Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar, tetapi mungkin berinteraksi dengan sumber
belajar yang lain untuk dapat dipakai sehingga dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan.
Jadi perencanaan pembelajaran adalah seperangkat organisasi yang
bergerak dalam kegiatan belajar mengajar beserta isi/materimya yang disusun
secara sistematis untuk dilaksanakan selama waktu tertentu serta mencapai
tujuan pengajaran.
B.
Pentingnya
Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan sangat penting sehingga dibutuhkan dalam pembelajaran.
Hal ini disebabkan oleh beberapa hal berikut
Pertama, pembelajaran
adalah proses yang bertujuan. Menurut Dick dan Caley Pembelajaran terdiri atas
seluruh komponen materi pembelajaran dan prosedur atau tahapan kegiatan belajar
yang atau digunakan oleh guru dalam rangka membantu peserta didik mencapai
tujuan pembelajaran tertentu. Menurut mereka strategi bukan hanya terbatas
prosedur atau tahapan kegiatan belajar saja, melainkan juga pengaturan, materi
atau paket pembelajaran yang akan disampaikan kepada peserta didik.
Kedua, pembelajaran
adalah proses kerja sama. Menurut Martinis Yamin kegiatan belajar mengajar
dikelas dilakukan oleh seorang guru sesuai dengan gaya mengajarnya, sebagian
guru membuka buku pelajaran dan menjelaskan materi yang terdapat didalam buku
tersebut, sebagian guru yang lain menanyakan kepada siswa atau peserta didik
tentang penguasaan materi yang yang akan dipelajari, kemudian dilanjutkan
dengan tanya jawab, diskusi tugas dan lain-lain di kalangan para siswa di kelas
tersebut. Ini adalah bentuk proses kerja sama antara guru dan siswa serta siswa
dengan siswa.
Ketiga, proses
pembelajaran adalah proses yang kompleks. Pembelajaran bukan hanya sekadar
menyampaikan materi pembelajaran, akan tetapi suatu proses pembentukan perilaku
siswa. Siswa adalah organisma yang unik, yang sedang berkembang. Siswa bukan
benda mati yang dapat diatur begitu saja mereka memiliki bakat dan minat yang
berbeda; mereka memiliki gaya belajar. Itulah sebabnya proses pembelajaran
adalah proses yang kompleks, yang harus memperhitungkan kemungkinan yang akan terjadi.
Kemungkinan-kemungkinan itulah yang selanjutnya memerlukan perencanaan yang
matang dari setiap guru.
Keempat, proses akan
lebih efektif manakala memanfaatkan berbagai sarana prasarana yang ada termasuk
memanfaatkan berbagai sumber belajar. Salah satu kelemahan guru dewasa ini
dalam pengelolaan pembelajaran adalah kurangnya pemanfaatan sarana dan
prasarana yang tersedia. Padahal, banyak sekali jenis-jenis teknologi yang
dapat digunakan oleh guru untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran.
Pembelajaran akan efektif manakala guru memanfaatkan sarana dan prasarana
secara tepat. Untuk itu perlu perencanaan yang matang bagaimana memanfaatkannya
untuk keperluan pencapaian tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien
C.
Manfaat
dan Fungsi Perecanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran ternyata memberikan manfaat yang besar,
tidak hanya bagi guru, tetapi juga bagi siswa. Dengan perencanaan pembelajaran
berarti guru telahmempersiapkan bahan dan komponen lainnya, sehingga proses
mengajar dapat dilakukan lebih mantap. Karena semua bahan yang akan
dipresentasikan telah direncanakan secara terinci, maka guru mengetahui dengan
persis tentang kemajuan belajar siswa dalam bidang studi yang diasuhnya setiap
saat. Selain itu, segala alat pelajaran baik yang diperlukan untuk guru maupun
untuk siswa dapat dipersiapkan jauh sebelum jam pelajaran dimulai. Dengan
demikian suasana kelas akan lebih kondusif untuk terjadinya proses pelajaran,
karena kegiatan yang akan dilakukan oleh guru dan sekaligus kegiatan yang akan
dilakukan siswa secara simultan sudah disiapkan. Untuk membuat perencanaan,
guru mau tidak mau harus mempelajari kembali bahan pelajaran yang akan
diberikan, oleh karena itu penguasaan bahan akan semakin tinggi dan mengundang
kegairahan untuk selalu meningkatkan bahan pelajarannya.
Dengan perencanaan pembelajaran, tingkat keberhasilan proses
belajar mengajar segera dapat diketahui baik yang berupa hasil belajarnya siswa
maupun proses kegiatannya guru. Dengan demikian, upaya pengayaan atau
pengembangan bahan belajar bagi siswa dapat diusahakan. Selain itu, upaya
perbaikan tentang cara mengajar guru juga dapat segera dilakukan tanpa menunggu
dievaluasi.
Guru yang mengajar dengan persiapan matang akan lebih meyakinkan
siswa. Hal ini akan sangat membantu kegairahan siswa untuk belajar bidang studi
yang diajarkannya. Selain itu, siswa lebih mudah menguasai bahan pelajaran yang
diperolehnya. Siswa akan dapat mengetahui secara persis target pelajaran yang diikutinya,
dapat mempersiapkan diri sebelum mengikuti satuan pelajaran itu dan dapat
mengasimilasikan pengetahuan baru itu dengan pengetahuan yang sudah dimiliki
sebelumnya. Karena pencapaian hasil belajarnya secara pengasaannya sendiri
dalam bidang studi yang bersangkutan. Sehingga apabila merasa kurang, dapat
segera mengejar sendiri sebeum ketinggalan lebih jauh sewaktu bahan pelajaran
diteruskan. Fungsi terakhir adalah proses mental siswa dalam kegiatan
belajarnya akan lebih terarah dan sistematis karena sistematika bahan dan
penyampaiannya telah dipersiapkan oleh guru sebelumnya.
Dengan adanya penyusunan perencanaan pembelajaran, pencapaian
intsitusional dapat lebih terjamin. Sebab perncanaan pembelajaran disusun atas
dasar tujuan institusional tersebut. Apabila karena sesuatu hal yang tak
dapat dihindarkan oleh seorang guru bidang studi dan terpaksa tidak dapat
mengajar pada waktu yang telah ditentukan, maka dengan mudah guru lain
menggantikannya untuk sementara. Hal yang demikian ini bisa terjadi karena
rambu-rambu kegiatan proses belajar mengajar telah dipersiapkan sebelumnya.
Dengan demikian, dapat dihindarkan terjadinya kelas kosong karena guru
berhalangan hadir. Selain itu, perencanaan pembelajaran merupakan alat
supervise yang efisien bagi kepala sekolah untuk mengetahui tingkat kemajuan
belajar yang dilakukan oleh siswa tanpa harus menunggu hasil belajar pada akhir
semester, kuartal atau triwulan.
D.
Kriteria
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Untuk menghasilakan perencanaan pembelajaran yang baik, tentunya
harus memenuhi kreteria tertentu, dan beberapa nilai yang dapat dijadikan
sebagai kriteria penyusunan perencanaan, diantaranya:
a.
Signifikansi
Signifikansi artinya kebermaknaan, ini berarti bahwa perencanaan
pembelajaran hendaknya bermakna agar proses pembelajaran berjalan secara eektif
san efesien.
b.
Relevan
Relevan artinya kesesuaian . ini berarti bahwa perencanaan yang
dibuat mempunyai kesesuaian baik internal maupun eksternal.
c.
Kepastian
Nilai kepastian ini bermakna bahwa perencanaan pembelajaran yang
dibuat hendaknya tidak lagi mengundang sekian banyak alternatif yang dapat
dipilih, akan tetapi sudah selesai dan mengandung langkah-langkah pasti secara
sistematis.
d.
Adaptabilitas
Maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun harus adaptif
artinya dapat diimplementasikan dalam berbagai keadaan dan berbagai kondisi.
e.
Kesederhanaan
Bahwa perencanaan pembelajaran yang disusun mudah dipahami dan
mudah diimplementasi, sehingga berfungsi dengan baik sebagai pedoman untuk guru
dalam perencanaan pembelajara di kelas
f.
Prediktif
Bahwa perencanaan yang baik harus memiliki kemampuan prediksi yang
kuat, sehingga dapatmengantisipasi berbagai kemungkinan yang akan terjadi
sehinggga memudahkan guru untuk mengantisipasinya.
E.
Langkah-Langkah
Penyusunan Perencanaan Pembelajaran
Langkah-langkah
penyusunan perencanaan pembelajaran adalah sebagai berikut.
1.
Merumuskan
tujuan khusus
Dalam merancang pembelajaran, tugas pertama dari seorang guru
adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus beserta materi pelajarannya. Sebab
tujuan umum (Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar) dari pembelajaran sudah
dirumuskan oleh para pengembang kurikulum. Tugas guru adalah menterjemahkan
tujuan umum pembelajaran (SK dan KD) menjadi tujuan khusus (indikator)
pembelajaran yang lebih spesifik dan mudah terukur.
Rumusan
tujuan pembelajaran menurut Bloom (1964) mencakup 3 aspek penting yaitu domain
kognitf, afektif, dan psikomotorik.
a.
Domain
kognitif
Pada domain kognitif, tujuan pembelajaran berkaitan dengan aspek
intelektual siswa, melalui penguasaan pengetahuan dan informasi mengenai data
dan fakta, konsep, generalisasi, dan prinsip. Semakin kuat seseorang dalam
menguasai pengetahuan dan informasi, maka semakin mudah seseorang dalam
melaksanakan aktivitas belajar.
b.
Domain
afektif
Domain afektif adalah domain yang berhubungan dengan penerimaan dan
apresiasi seseorang terhadap suatu hal dan perkembagan mental yang ada dalam
diri seseorang.
c.
Domain
psikomotor
Domain psikomotor adalah domain yang menggambarkan kemampuan dan
ketrampilan seseorang yang dapat dilihat dari unjuk kerja atau performance yang
berupa ketrampilan fisik dan ketrampilan non fisik. Ketrampilan fisik adalah
ketrampilan seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan menggunakan oto,
sedangkan ketrampilan nonfisik adalah ketrampilan seseorang dalam menggunakan
otak sebagai alat utama dalam mengerjakan dan memecahkan suatu permasalahan.
2.
Memilih
pengalaman belajar
Belajar bukan hanya sekedar mencatat dan menghafal, akan tetapi
proses berpengalaman, sehingga siswa harus didorong secara aktif untuk
melakukan kegiatan tertentu, mencari dan menemukan sendiri fakta. Ada kalanya
proses pembelajaran juga dilakukan dengan simulasi dan dramatisasi. Tujuan yang
hendak dicapai tidak hanya sekedar untuk
mengingat, tapi juga menghayati suatu peran tertentu yang berkaitan dengan
perkembangan mental dan emosi siswa. Ada kalanya siswa juga diberi kesempatan
untuk belajar secara berkelompok yang memberikan pengalaman pada siswa untuk
mampu bersosialisasi dengan orang lain.
3.
Menentukan kegiatan belajar mengajar
Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai pada dasarnya
dapat dirancang melalui pendekatan kelompok atau pendekatan individual.
Pendekatan kelompok adalah pembelajaran yang dirancang dengan menggunakan
pendekatan klasikal, yakni pembelajaran di mana setiap siswa belajar secara
berkelompok baik kelompok besar maupun kelompok kecil. Pembelajaran
Pembelajaran individual adalah pembelajaran di mana siswa belajar secara
mandiri melalui bahan ajar yang dirancang demikian sehingga siswa dapat belajar
menurut kecepatan dan kemampuan masing-masing.
4.
Menentukan
orang yang terlibat dalam proses pembelajaran
Orang-orang yang akan terlibat dalam proses pembelajaran dan
berperan sebagai sumber belajar meliputi instruktur atau guru, dan tenaga
profesional. Peran guru dalam proses pembelajaran adalah sebagai pengelola
pembelajaran. Agar guru dapat melaksanakan fungsi dan tugasnya secara maksimal,
maka guru harus memiliki kemampuan untuk berbicara dang berkomunikasi dengan
menggunakan berbagai media. Selain itu, guru juga berperan sebagai pengatur
lingkungan belajar yang memberikan pengalaman belajar yang memadai bagi siswa.
Guru dituntut untuk dapat mendesain dan mengatur lingkungan agar siswa dapat
belajar dngan penuh semangat sesuai dengan gaya belajarnya masing-masing.
5.
Memilih
bahan dan alat
Penentuan bahan dan alat dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai
berikut:
a
keberagaman
kemampuan intelektual siswa
b
jumlah
dan keberagaman tujuan pembelajaran khusus yang harus dicapai siswa
c
tipe-tipe
media yang diproduksi dan digunakan secara khusus
d
berbagai
alternatif pengalaman belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran
e
bahan
dan alat yang dapat dimanfaatkan
f
fasilitas
fisik yang tersedia
6.
Ketersediaan
fasilitas fisik
Fasilitas fisik merupakan faktor yang akan berpengaruh terhadap
keberhasilan proses pembelajaran. Fasilitas fisik meliputi ruangan kelas, pusat
media, laboratorium, dan lain-lain. Guru dan siswa akan bekerja sama
menggunakan bahan pelajaran, memanfaatkan alat, berdiskusi, dan lain sebagainya
dan kesemuanya itu dapat digunakan melalui proses perencanaan yang matang
melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya dukungan finansial sesuai
dengan kebutuhan.
7.
Perencanaan
evaluasi dan pengembangan
Prosedur evaluasi merupakan faktor penting
dalam perencanaan pembelajaran, sebab dengan evaluasi akan dapat dilihat
keberhasilan pengelolaan pembelajaran dan keberhasilan siswa mencapai tujuan
pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA
Hamzah
B, perencanaan pembelajarann, Jakarta, bumi aksara, 2006.
Slameto,
proses belajar mengajar dalam system kredit semester, Jakarta, bumi
aksara, 1990.
Madjid,Abduh,
Perencanaan Pembelajara, Bandung, Remaja Rosda Karya, 2006
Sanjaya,
Wina, perencanaan dann system desain sistem pembelajaran, Jakarta,
Kencana Prenada Media Grup, 2008