Posted by : Slamet
Minggu, 25 November 2018
Sejumlah spanduk dengan berbagai tulisan menggembosi reuni 212 beredar di Jakarta. Sebagian spanduk menyebut reuni 212 sebagai politisasi agama. Sedangkan spanduk lainnya mempermasalahkan timbulnya kemacetan.
Menanggapi spanduk-spanduk tersebut, Wasekjen MUI Tengku Zulkarnain menyebutnya sebagai spanduk panik. Pasalnya selama ini Aksi 212 dan Reuni 212 berlangsung damai.
“Spanduk panik. Memangnya acara 212 rusuh, tidak damai? Saat masih panas soal penista agama saja damai. Macet total? Tanggal 2 Desember itu hari Ahad, tidak ada kantor buka. Jalan Thamrin selama ini ditutup untuk car free day, kami pembayar pajak tidak protes! Tabligh 212 langgar persatuan?,” tulis Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter pribadinya @ustadtengkuzul, Ahad (25/11/2018).
Spanduk PANIK.— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) 25 November 2018
Memangnya Acara 212 RUSUH, Tdk Damai? Saat Masih Panas Soal Penista Agama Saja DAMAI.
Macet Total? Tgl 2 Desember Itu Hari Ahad, Tdk Ada Kantor Buka. Jln Thamrin Selama Ini DITUTUP utk CAR FREE DAY, Kami Pembayar Pajak Tdk Protes!
Tabligh 212 Langgar Persatuan? pic.twitter.com/3wvvhLNNyG