Posted by : Slamet
Senin, 19 November 2018
Menko Polhukam Wiranto merasa terganggu karena keluarganya dianggap sebagai pengikut Islam radikal. Hal itu setelah viralnya foto keluarga usai pemakaman cucu yang meninggal karena tenggelam di kolam renang. Dalam foto tersebut, beberapa anak Wiranto mengenakan cadar.
“Banyak masyarakat terkejut, media sosial ramai membincangkan tentang mereka. Ada yang senang dan ada pula yang mencerca dengan prasangka dan cara mereka. Bahkan mencoba menghubung-hubungkan dengan tugas dan jabatan saya sebagai Menko Polhukam," kata Wiranto di Jakarta, Senin (19/11/2018), seperti dikutip Beritasatu.
Wiranto menjelaskan, pada tahun 2018, dirinya sudah genap 50 tahun mengabdikan untuk NKRI. Selama 50 tahun itu, 32 tahun dalam penugasan sebagai militer aktif dan 18 tahun dalam politik dan pemerintahan. Banyak yang telah dilakukannya untuk menjaga keutuhan, kedaulatan dan kehormatan negeri ini.
Selama itu pula, banyak prestasi, pujian juga fitnah dan cercaan. Namun, kata Wiranto, hal itu tidak menggoyahkan kecintaannya kepada negeri ini dan keyakinannya terhadap ideologi Pancasila.
Dengan modal itulah Wiranto mengajarkan mereka untuk memiliki, mencintai dan membela NKRI di manapun posisi mereka, apapun pekerjaan mereka.
Ia pun meminta masyarakat agar tidak mencampuradukkan agama dengan ideologi negara. Jangan pula jualan agama untuk kepentingan politik dan mencari keuntungan finansial.
“Kamu boleh kenakan baju apa saja, selama kamu merasa nyaman tetapi yang penting janganlah penampilanmu hanya untuk pamer tentang ke-Islamanmu, karena kedalaman agamamu bukan diukur dari pakaianmu atau penampilanmu, tetapi akhlak dan perilakumulah yang lebih utama," tandasnya.
Wiranto juga menegaskan bahwa dirinya memberi kebebasan kepada keluarganya untuk menjadi apa saja dan melakukan apa saja sepanjang tidak keluar dari rambu-rambu kehidupan yang telah dipesankan kepada mereka. [Ibnu K/Tarbiyah]