Posted by : Slamet
Senin, 18 Juni 2018
Turki akan menggelar Pemilu Presiden dan Parlemen pada 24 Juni mendatang. Partai-partai politik pun mulai melancarkan berbagai pendekatan ke konstituen.
Partai Rakyat Republikan (CHP), yang merupakan partai oposisi utama di Turki, bicara tentang kebebasan beragama. Agaknya hal itu untuk menarik segmen pemilih Syiah yang berjumlah sekitar 3,5 juta jiwa dan Kristen yang populasinya mencapai 160.000 jiwa.
Isu itu juga digulirkan dalam rangka menghantam pemerintah Erdogan yang dinilai terlalu pro Islam di tengah konstitusi Turki yang sekuler.
Isu kebebasan beragama langsung disuarakan oleh Muharrem Ince, calon presiden dari partai yang getol memperjuangkan sekularisme Turki tersebut.
Menjawab isu itu, Erdogan melontarkan tanggapan telak berangkat dari sejarah panjang CHP.
“17 tahun CHP melarang adzan menggunakan bahasa arab, dan sekarang capres CHP bicara kebebasan beragama?” kata Erdogan seperti dikutip Alarabiya.
#أردوغان: حزب الشعب الجمهوري منع رفع الآذان باللغة العربية لمدة 17 عاما، من ثم مرشح الحزب ياتي اليوم يتحدث عن الحريات الدينية pic.twitter.com/BLuAkOlHEV— قناة TRT العربية (@TRTalarabiya) 17 Juni 2018
Untuk diketahui, penduduk Turki berjumlah sekitar 78 juta. Mayoritasnya merupakan pemeluk Islam Sunni. Kendati demikian, Erdogan menjamin hak-hak kebebasan agama seluruh rakyat Turki.
"Jika saya sebagai Muslim bisa hidup seperti yang saya inginkan maka seorang Kristen dapat melakukannya juga. Hal yang sama berlaku untuk orang-orang Yahudi," demikian salah satu pernyataan Erdogan yang terkenal, pada 2016 lalu. [Ibnu K/Tarbiyah]