Posted by : Slamet
Jumat, 29 Juni 2018
Saidiman Ahmad |
Tokoh Jaringan Islam Liberal (JIL) Saidiman Ahmad berkomentar nyinyir soal PKS usai Pilkada Serentak 2018. Ia pun mengaitkan dengan paham keagamaan yang menurutnya fundamentalis.
“Saya perhatikan, kandidat-kandidat PKS susah sekali mengucapkan selamat pada pasangan calon yang unggul dalam hitung cepat. Kenapa PKS begitu? Apakah ini terkait dengan tradisi dan paham keagamaan yang mereka anut, suatu paham eksklusif, tertutup, dan fundamentalis?” kata Saidiman Ahmad melalui akun Twitter pribadinya, @saidiman, Kamis (28/6/2018).
Saya perhatikan, kandidat-kandidat PKS susah sekali mengucapkan selamat pada pasangan calon yang unggul dalam hitung cepat. Kenapa PKS begitu? Apakah ini terkait dengan tradisi dan paham keagamaan yang mereka anut, suatu paham eksklusif, tertutup, dan fundamentalis?— Saidiman Ahmad (@saidiman) 28 Juni 2018
Twit itu memantik puluhan komentar yang umumnya memberikan jawaban atas kicauan nyinyir itu.
“Saya perhatikan, Ahokers susah sekali mengucapkan selamat pada pasangan Gub DKI Terpilih Bang @aniesbaswedan dan bang @sandiuno . Kenapa Ahokers begitu? Apakah ini terkait dengan tradisi dan paham keagamaan yang mereka anut, suatu paham eksklusif, tertutup, dan fundamentalis?” kata @Itang_Makatita
“Twet asbun. Pinteran dikit napa. Nih kelakuan jagoan lu..” kata @KepakElang sembari melampirkan tautan berita Djarot tinggalkan sertijab Anies.
Twet asbun. Pinteran dikit napa.— Suara Rakyat (@KepakElang) 29 Juni 2018
Nih kelakuan jagoan lu.. https://t.co/2A1ZNQX1jQ
“Saya perhatikan, pak Djarot idola mas susah sekali mengucapkan selamat pada pasangan calon yang unggul dalam hitung cepat. Kenapa begitu? Apakah ini terkait dengan tradisi dan paham keagamaan yang mereka anut, suatu paham eksklusif, tertutup, dan fundamentalis?” kata @qaqqah.
Baca juga: Terkejut Suara Asyik Meroket, Ade Armando: Terlalu Riskan Sebut Ridwan Kamil Menang
Saya perhatikan, pak Djarot idola mas susah sekali mengucapkan selamat pada pasangan calon yang unggul dalam hitung cepat. Kenapa begitu? Apakah ini terkait dengan tradisi dan paham keagamaan yang mereka anut, suatu paham eksklusif, tertutup, dan fundamentalis? https://t.co/D70lZ2sf4f— Bukan Yang Mulia (@qaqqah) 29 Juni 2018