Posted by : Slamet
Senin, 29 Januari 2018
Masjid Nabawi (devianart.com) |
Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu adalah salah seorang sahabat dekat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Kedekatan Abu Hurairah dengan Rasulullah di antaranya karena beliau bermulazamah hingga menjadi periwayat hadits terbanyak.
Begitu dekatnya hubungan dengan Rasulullah, Abu Hurairah dalam hadits menyebut Rasulullah dengan “kekasih.”
Rasulullah pernah berwasiat kepada Abu Hurairah untuk senantiasa mengamalkan tiga amal yaumiyah. Tiga wasiat ini selalu dipegang oleh Abu Hurairah dan tidak pernah ia tinggalkan.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
أَوْصَانِى خَلِيلِى بِثَلاَثٍ لاَ أَدَعُهُنَّ حَتَّى أَمُوتَ صَوْمِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ ، وَصَلاَةِ الضُّحَى ، وَنَوْمٍ عَلَى وِتْرٍ
“Kekasihku (Rasulullah) mewasiatkan tiga hal yang tidak akan kutinggalkan hingga mati yakni berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat dhuha dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari)
وْصَانِى خَلِيلِى -صلى الله عليه وسلم- بِثَلاَثٍ بِصِيَامِ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ مِنْ كُلِّ شَهْرٍ وَرَكْعَتَىِ الضُّحَى وَأَنْ أُوتِرَ قَبْلَ أَنْ أَرْقُدَ
“Kekasihku (Rasulullah) shallallahu ‘alaihi wasallam mewasiatkan kepadaku tiga perkara: puasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir sebelum tidur” (HR. Bukhari dan Muslim)
Puasa Ayyamul Bidh
Wasiat pertama adalah puasa tiga hari setiap bulan. Puasa ini tidak lain adalah puasa ayyamul bidh. Yakni puasa pada tanggal 13, 14 dan 15 di setiap bulan hijriyah. Disebut ayyamul bidh karena pada tanggal-tanggal itu bulan bersinar dengan terang/putihnya.
Salah satu keutamaan puasa ayyamul bidh, siapa yang rutin mengerjakannya, ia seperti puasa sepanjang tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
صَوْمُ ثَلاَثَةِ أَيَّامٍ صَوْمُ الدَّهْرِ كُلِّهِ
“Puasa pada tiga hari setiap bulannya adalah seperti puasa sepanjang tahun.” (HR. Bukhari)
Sholat Dhuha
Wasiat kedua adalah sholat dhuha dua rakaat. Meskipun hanya dua rakaat, sholat dhuha setara dengan 360 sedekah yang merupakan hak sedekah bagi setiap sendi manusia. Dengan menunaikan sholat dhuha dua rakaat, kita telah memenuhi hak sedekah sendi-sendi tersebut.
فِى الإِنْسَانِ ثَلاَثُمِائَةٍ وَسِتُّونَ مَفْصِلاً فَعَلَيْهِ أَنْ يَتَصَدَّقَ عَنْ كُلِّ مَفْصِلٍ مِنْهُ بِصَدَقَةٍ. قَالُوا وَمَنْ يُطِيقُ ذَلِكَ يَا نَبِىَّ اللَّهِ قَالَ النُّخَاعَةُ فِى الْمَسْجِدِ تَدْفِنُهَا وَالشَّىْءُ تُنَحِّيهِ عَنِ الطَّرِيقِ فَإِنْ لَمْ تَجِدْ فَرَكْعَتَا الضُّحَى تُجْزِئُكَ
“Di dalam tubuh manusia terdapat tiga ratus enam puluh sendi, yang seluruhnya harus dikeluarkan sedekahnya.” Mereka (para sahabat) bertanya, “Siapakah yang mampu melakukan itu wahai Nabiyullah?” Beliau menjawab, “Engkau membersihkan dahak yang ada di dalam masjid adalah sedekah, engkau menyingkirkan sesuatu yang mengganggu dari jalan adalah sedekah. Maka jika engkau tidak menemukannya (sedekah sebanyak itu), maka dua raka’at Dhuha sudah mencukupimu.” (HR. Abu Dawud)
Sholat Witir
Wasiat ketiga adalah sholat witir sebelum tidur. Sholat witir merupakan sholat dengan bilangan rakaat ganjil dan termasuk bagian dari sholat malam. Waktunya terbentang sejak setelah isya’ hingga terbit fajar.
Sholat witir juga memiliki banyak keutamaan di antaranya dicintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dua hadits di atas juga menjadi dalil bahwa sholat witir boleh dikerjakan sebelum tidur. Dan bagi orang-orang yang khawatir tidak bisa bangun di akhir malam, mengerjakan witir sebelum tidur merupakan salah satu sunnah. Sedangkan yang bisa bangun di akhir malam, mengerjakan witir di akhir malam lebih utama.
مَنْ خَافَ أَنْ لاَ يَقُومَ مِنْ آخِرِ اللَّيْلِ فَلْيُوتِرْ أَوَّلَهُ وَمَنْ طَمِعَ أَنْ يَقُومَ آخِرَهُ فَلْيُوتِرْ آخِرَ اللَّيْلِ فَإِنَّ صَلاَةَ آخِرِ اللَّيْلِ مَشْهُودَةٌ وَذَلِكَ أَفْضَلُ
"Barangsiapa yang khawatir tidak akan sanggup bangun pada akhir malam, hendaknya ia berwitir pada permulaan malam. Dan barangsiapa yang merasa sanggup bangun pada akhir malam, hendaknya ia berwitir pada akhir malam itu. Sebab mengerjakan sholat pada akhir malam itu disaksikan malaikat yang demikian itu lebih utama." (HR. Muslim)
Semoga, kita juga bisa mengamalkan apa yang diwasiatkan Rasulullah kepada Abu Hurairah. [Muchlisin BK/Tarbiyah]