Posted by : Slamet
Kamis, 08 Februari 2018
Ketua BEM Universitas Indonesia (UI) Zaadit Taqwa masih menjadi pembicaraan di media sosial setelah melakukan aksi kartu kuning untuk Presiden Jokowi.
Tak hanya yang bernuansa positif, ia juga menjadi sasaran suara-suara negatif. Mulai dari dibully, disebut “kacung PKS” hingga nilai mata kuliah tertentu dibocorkan ke publik.
Serangan terakhir itu dinilai tidak pantas dan melanggar kode etik. Sang pembocor nilai ternyata seorang asisten dosen di UI.
Melalui akun Twitter @anggadfauzi, asisten dosen tersebut menyindir dan menghardik Zaadit Taqwa yang menurutnya masih bernilai 0 karena tidak mengerjakan tugas Fiskom sama sekali.
“Fyi, nilai tugas fiskom 2 dia semester kemarin NOL alias tidak mengerjakan tugas sama sekali. Tidak pantas dia berbicara tentang tugas-tugas pemerintah yang belum selesai,” kicau @anggadfauzi.
“Berulang kali dia bilang “menuntaskan tugas-tugas yang belum selesai”. Hei bung, berapa tugas kuliah fiskom yang kau selesaikan kemarin? Tidak ada kan? Selesaikan dulu tugas fiskommu baru kau berbicara seperti tadi,” lanjutnya.
Twit tersebut kemudian menjadi “senjata” bagi pihak-pihak yang tidak setuju aksi kartu kuning untuk membully Zaadit di media sosial.
Namun asisten dosen tersebut akhirnya minta maaf. Ia mengunggah surat pemintaan maaf terbuka bermaterai 6000 melalui akun Twitter yang sama.
“...menyatakan dan menyampaikan permohonan maaf kepada Sdr. Muhammad Zaadit Taqwa, Ketua BEM UI 2018, dan pihak-pihak terkait sehubungan dengan tindakan saya menyampaikan kepada publik informasi nilai mata kuliah yang diambil oleh Sdr. Muhammad Zaadit Taqwa di Program Studi S1 Fisika FMIPA UI, di mana saya adalah asisten dosen untuk mata kuliah tersebut,..” demikian kutipan surat bertanggal 6 Februari 2018 tersebut seperti dikutip Narasiana.
Keterangan berbeda disampaikan oleh Wido Supraha yang mengaku sebagai salah satu alumni UI dan pernah menjabat Sekjen BEM. Menurutnya, nilai Zaadit 0 karena tidak jadi mengambil mata kuliah tersebut.