Posted by : Slamet
Minggu, 08 April 2018
Anggota Majelis Pustaka dan Informasi PP Muhammadiyah Mustofa Nahrawardaya menduga nanti akan ada admin grup WhatsApp atau admin grup Facebook yang mengatasnamakan #2019GantiPresiden ditangkap.
Lalu beritanya akan diblow up selama satu tahun. Tujuannya, agar ada kesan kuat bahwa gerakan #2019GantiPresiden ilegal.
“Dugaan saya, nanti ada admin grup WA atau admin grup FB YANG mengatasnamakan #2019GantiPresiden ditangkap aparat. Persis kasus Saracen dan MCA. Trus beritanya diblow up selama setahun, agar ada kesan kuat gerakan tersebut ILEGAL. 😀😀😀 "Silahkan disimpan tweet saya ini"” kata Mustofa melalui akun Twitter pribadinya @NetizenTofa, Ahad (8/4/2018).
Dugaan saya, nanti ada admin grup WA atau admin grup FB YANG mengatasnamakan #2019GantiPresiden ditangkap aparat. Persis kasus Saracen dan MCA.— Mustofa Nahrawardaya (@NetizenTofa) 8 April 2018
Trus beritanya diblow up selama setahun, agar ada kesan kuat gerakan tersebut ILEGAL. 😀😀😀
"Silahkan disimpan tweet saya ini"
Twit itu pun langsung viral. Hingga berita ini ditulis, twit tersebut telah diretwit lebih dari 1200 kali dan difavoritkan lebih dari 1800 pengguna Twitter.
Ratusan komentar menanggapi twit Mustofa tersebut. Sebagian besar setuju dan mendukung hipotesis aktifis Muhammadiyah itu.
“#2019GantiRaja -> ini baru makar. karena sistemnya kerajaan. #2019GantiPresiden -> ini sah2 aja. cuma otak cebong yg terlalu dungu utk hidup di negara demokrasi. dipikirnya indonesia ini dinasti” kata @logic_editor
“Eeh..., betul bingits tuch Bang...🤔🤔 Ntar yg nyablon pada jd tersangka..,yg menjual dituduh makar...,trus yg beli dianggap pasukannya..., trus yg mendistributorkan dianggap yg mendanai...🤔🤔🤔” kata @@SilentH09130287
“klo engga, tiba2 ada kasus terorisme yg juga pelakunya ternyata mendukung #2019GantiPresiden , terus ada klarifikasi dr aparat bahwa tdk ada kaitannya.. tp tetep bawa2 #2019GantiPresiden agar dikambinghitamkan masyarakat,” kata @AraafMeada
“kenapa mesti alergi dengan hashtag itu? padahal kita niatnya baik; menghindarkan Pak Dhe' dari bully, beban kerja yg berat serta....... janji2 yang tak ditepati,” kata @BasirWahyu [Ibnu K/Tarbiyah]