Posted by : Slamet
Selasa, 19 Februari 2019
Budiman Sudjatmiko vs Akmal Sjafril (ilustrasi) |
Budiman Sudjatmiko dinilai memprovokasi antar kelas sosial. Politisi PDIP itu menyebut Jokowi diejek karena berasal dari kelas bawah yang merebut jatah kelas Ndoro dalam menguasai Indonesia.
Netizen pun mendeteksi provokasi itu merupakan khas ideologi tertentu.
“Sentimen klas itu memang sama membakarnya dgn sentimen agama. Gak bisa diserang dr sisi agama, pak @jokowi dibenci krn dianggap klas biasa/bawah yg merebut jatah klas Ndoro dlm menguasai Indonesia. Inilah asal muasal sikap mengejek o/ mereka itu,” kata Budiman Sujatmiko melalui akun Twitter pribadinya, @budimandjatmiko, Senin (18/2/2019).
Pendiri Indonesia Tanpa JIL (ITJ) Akmal Sjafril menilai twit tersebut adalah provokasi antar kelas sosial. Ia pun menanyakan provokasi tersebut khas ideologi apa.
“Provokasi antar kelas sosial. Khas ideologi mana coba, tweeps?” kata Akmal Sjafril melalui akun Twitter pribadinya, @malakmalakmal, Rabu (20/2/2019).
Provokasi antar kelas sosial. Khas ideologi mana coba, tweeps? https://t.co/MclUf9Taxm— Akmal Sjafril (@malakmalakmal) 19 Februari 2019
Sejumlah pengguna Twitter menyambut pertanyan itu dengan jawaban tegas bahwa provokasi antar kelas sosial merupakan khas ideologi komunis.
“Komunis,” kata @RafianIbrahim
“komunisme,” kata @syahruzzaky
“Komunis....orang miskin dikimpori untuk membenci orang kaya..” kata @masfufah_02
“Blak2an ya, setau saya yg suka memprovokasi kelas sosial itu komunis, dengan membagi kelas sosial menjadi borjuis (ndoro) dan proletar (klas bawah). Bahasa provokasinya pun mirip....” kata @FadliPhase
Sejumlah pengguna Twitter lainnya tegas membantah kicauan Budiman Sudjatmiko tersebut.
“@budimandjatmiko ngawur. 99% TIDAK ADA yg persoalkan kelasnya. Tdk suka Jkw itu mngenai: - Riwayat keturunannya (dianggap tdk jelas) - kcerdasannya (disinyalir sbg boneka) - visi original knegarawanan (tdk ada) - intergritasnya (tdk adil dll) - amanah, komitmen (jekek) – dll,” kata @FaqihSyahrir
“@budimandjatmiko ngawur. Mau bikin narasi pertentangan kelas. Ini jelas ngawur. Tidak ada kutub/polaritas kelas di sini. Yg dukung mukijo juga ada kaum yang bahkan lebih borjuis. Yg kupingnya tipis tak tahan kritik. Bila dikritik amarah meledak,” kata @Wargajakarta6