Archive for Oktober 2016
Aa Gym Ingatkan Jokowi: Kasus Ahok Sangat Serius
KH Abdullah Gymnastiar berpesan kepada Presiden Jokowi agar tidak memandang remeh kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok. Aa Gym meminta Jokowi serius karena kasus Ahok ini sangat serius.
"Sungguh besar harapan kepada pak Jokowi, pak Presiden Indonesia yang ditemui saudara Ahok sebelum datang ke polisi pasti memahami ini bukan perkara sederhana. Cukup satu ayat saja, ayat Allah pemilik jagat semesta diremehkan pasti dampaknya seperti ini," kata Aa Gym seperti dikutip Republika, Senin (31/10/2016).
Menurut Aa Gym, kapolri akan mudah bertindak jika presiden memerintahkan langsung. Sebab persoalan ini ada dalam genggaman perintah Presiden.
"Semoga pak Jokowi serius memandang ini karena bagi umat Islam yang menyadari kemulian Alquran kehormatan ulama benar-benar menganggap persoalan ini hal yang sangat serius," lanjut pemimpin Darut Tauhid ini.
Aa Gym berharap Jokowi segera bertindak, sebab umat Islam hanya menginginkan keadilan.
Sebelumnya, Aa Gym menegaskan bahwa dirinya akan bergabung dalam Aksi Bela Islam jilid II yang akan digelar pada tanggal 4 November mendatang. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
"Sungguh besar harapan kepada pak Jokowi, pak Presiden Indonesia yang ditemui saudara Ahok sebelum datang ke polisi pasti memahami ini bukan perkara sederhana. Cukup satu ayat saja, ayat Allah pemilik jagat semesta diremehkan pasti dampaknya seperti ini," kata Aa Gym seperti dikutip Republika, Senin (31/10/2016).
Menurut Aa Gym, kapolri akan mudah bertindak jika presiden memerintahkan langsung. Sebab persoalan ini ada dalam genggaman perintah Presiden.
"Semoga pak Jokowi serius memandang ini karena bagi umat Islam yang menyadari kemulian Alquran kehormatan ulama benar-benar menganggap persoalan ini hal yang sangat serius," lanjut pemimpin Darut Tauhid ini.
Aa Gym berharap Jokowi segera bertindak, sebab umat Islam hanya menginginkan keadilan.
Sebelumnya, Aa Gym menegaskan bahwa dirinya akan bergabung dalam Aksi Bela Islam jilid II yang akan digelar pada tanggal 4 November mendatang. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Tanggapi Aksi 4 Nopember, Megawati: Islam Kok Gitu Sih?
Megawati Soekarnoputri (intelijen.co.id) |
"Kita diharuskan mencintai semua makhluk. Kok sekarang seperti itu banyak isu SARA. Islam kok gitu, siapa yang ngajari? Urusan memilih pemimpin kok dikorelasikan dengan agama dan ras. Ini tidak lucu kalau diteruskan," kata Megawati di sela-sela 'Pelatihan Mubaligh Kebangsaan Baitul Muslimin, Jalan Diponegoro, Jakarta Pusat, Senin (31/10/2016), seperti dikutip Detik.
Lebih jauh Megawati menilai Aksi Bela Islam II yang akan digelar pada 4 November nanti bisa mengancam persatuan Indonesia sebagaimana yang telah terjadi di Timur Tengah. Karenanya ia mengajak umat Islam agar saling menyayangi dan membela NKRI.
"Islam harus Islam yang benar. Indonesia kaum yang mencintai kaum-kaum yang lain. Kita harus mengayomi. Saya tidak membela China, saya membela NKRI yang saya cintai. Pemilu sudah ada dari dari tahun 1955 pemilu itu. Lho kok sekarang hanya satu orang ribut setengah jagat. Kita harus memilih," ujarnya.
Presiden ke-5 RI itu juga mengajak muballigh untuk menyampaikan Islam yang teduh ke masyarakat.
Seperti diketahui, puluhan ormas Islam akan menggelar Aksi Bela Islam jilid II pada 4 November mendatang. Diperkirakan lebih dari 500 ribu umat Islam akan bergabung dalam aksi itu setelah sejumlah ulama menyatakan akan menghadiri aksi tersebut. Di antaranya adalah dai kondang KH Abdullah Gymnastiar yang akrab dipanggil Aa Gym dan KH Arifin Ilham. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Tak Sengaja, Ternyata Tanggal Aksi Bela Islam II Jika Dijumlah = 51
Umat Islam akan menggelar demo besar-besaran pada tanggal 4 Nopember 2016. Demo bertajuk Aksi Bela Islam jilid II itu dalam rangka menuntut agar Ahok diadili terkait penistaan Surat Al Maidah ayat 51.
Penentuan tanggal 4 Nopember 2016, ditepatkan dengan hari Jumat. Namun ternyata, tanpa sengaja, jumlah tanggal aksi itu sama dengan nomor ayat yang dinistakan oleh Ahok.
“Aksi Bela Islam II akan digelar pada 04-11-2016. 04+11+20+16=51. Jadi aksi ini adalah pembelaan kita terhadap ayat 51 Surat Al Maidah,” demikian isi broadcast di beberapa grup WA seperti dikutip Tarbiyah.net, Senin (31/10/2016).
Tentu tidak boleh menghubungkan angka dengan keyakinan-keyakinan tertentu terutama terkait keberuntungan atau bahaya. Sebab Islam melarang tathayyur. Yakni merasa akan sial jika ada tanda-tanda tertentu, baik burung ataupun makhluk lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَلاَ طِيَرَةَ
“Tidak ada thiyarah/tathayyur” (HR. Bukhari)
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ
“Tathayyur adalah syirik, tathayyur adalah syirik” (HR. Abu Daud)
Penentuan tanggal 4 Nopember 2016, ditepatkan dengan hari Jumat. Namun ternyata, tanpa sengaja, jumlah tanggal aksi itu sama dengan nomor ayat yang dinistakan oleh Ahok.
“Aksi Bela Islam II akan digelar pada 04-11-2016. 04+11+20+16=51. Jadi aksi ini adalah pembelaan kita terhadap ayat 51 Surat Al Maidah,” demikian isi broadcast di beberapa grup WA seperti dikutip Tarbiyah.net, Senin (31/10/2016).
Tentu tidak boleh menghubungkan angka dengan keyakinan-keyakinan tertentu terutama terkait keberuntungan atau bahaya. Sebab Islam melarang tathayyur. Yakni merasa akan sial jika ada tanda-tanda tertentu, baik burung ataupun makhluk lainnya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَلاَ طِيَرَةَ
“Tidak ada thiyarah/tathayyur” (HR. Bukhari)
الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ
“Tathayyur adalah syirik, tathayyur adalah syirik” (HR. Abu Daud)
Soal Kasus Ahok, Ini Surat Terbuka Umi Hj Irena Handono pada Presiden dan Kapolri
Yang dihina Ahok di Kepulauan Seribu adalah Al Quran, demikian ditegaskan Umi Hj Irena Handono. Oleh karena itu, pendiri Irena Center ini menuliskan surat terbuka pada Presiden RI dan Kapolri, terlebih setelah memperhatikan protes keras yang merata di berbagai daerah.
Berikut ini isi surat terbuka Umi Hj Irena Handono pada Presiden dan Kapolri:
Kepada Presiden & Kapolri
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,
Semoga Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala terlimpah kepada Ananda dan kita semua, Aamin.
Ananda Presiden Joko Widodo dan Ananda Kapolri Tito Karnavian yang terhormat,
Perlu Ananda ketahui bahwa yang dihina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada peristiwa tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu adalah Al-Quran yang merupakan Kalam Allah, Sang Pencipta Alam Semesta dan seluruh manusia, yang memberi nafas gratis pada seluruh manusia termasuk memberi nafas Ananda Jokowi dan Ananda Tito Karnavian.
Kita semua termasuk Ananda Jokowi dan Ananda Tito Karnavian adalah Hamba Allah Subhanahu Wata’ala dan kita semua akan kembali menghadapNya. Pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita termasuk dengan peristiwa penistaan Al-Qur’an surah Al-Maaidah 51.
Wahai Ananda, mari diingat bahwa umat Islam Indonesia adalah umat Islam terbesar di dunia. Dengan dihinanya Al-Quran, sama artinya menyakiti hati umat Islam se-Indonesia, bahkan sedunia.
Ananda, kemarahan umat ini sudah menyebar merata ke seluruh Indonesia. Dari Aceh, Medan, Padang, Palembang, Banten, DKI, Bandung, Bogor, Bekasi, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Pontianak, Sampit, Mataram, Makassar.
Tidakkah Ananda ketahui bahwa meremehkan dan mengabaikan tuntutan umat Islam atas di adilinya Ahok sama dengan mempertaruhkan keamanan dan kestabilan negeri ini. Karena gelora Al-Maaidah 51 sudah menyentuh relung hati seluruh muslim.
Wahai Ananda, janganlah meremehkan dan mengabaikan Allah, Rasul dan kitab suciNya. Jangan menganggap enteng tuntutan umat Islam sehingga memancing kemarahan rakyat yang lebih besar lagi.
Saat ini massa seluruh anak negeri menyorot Ananda, berharap Ananda bisa tegas dan bijak. Jangan mempertaruhkan nyawa bangsa dan negeri ini hanya untuk melindungi seorang Ahok. Sudah saatnya sekarang Ananda Presiden dan Kapolri bertindak dengan kekuasaan yang anda miliki untuk menegakkan hukum, menangkap dan memenjarakan Ahok karena kesalahannya.
Ananda ingatlah, kita semua pengukir sejarah, anak cucu kita akan menilai siapa kita. Siapa yang mengukir sejarah emas dan siapa yang mengukir sejarah hitam. Sudah saatnya, tunjukkan prestasi Ananda yang bisa dibanggakan di dunia dan di akhirat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Umi Hj.Irena Handono | Pendiri Irena Center
Berikut ini isi surat terbuka Umi Hj Irena Handono pada Presiden dan Kapolri:
Kepada Presiden & Kapolri
Assalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh,
Semoga Rahmat Allah Subhanahu Wata’ala terlimpah kepada Ananda dan kita semua, Aamin.
Ananda Presiden Joko Widodo dan Ananda Kapolri Tito Karnavian yang terhormat,
Perlu Ananda ketahui bahwa yang dihina Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) pada peristiwa tanggal 27 September 2016 di Kepulauan Seribu adalah Al-Quran yang merupakan Kalam Allah, Sang Pencipta Alam Semesta dan seluruh manusia, yang memberi nafas gratis pada seluruh manusia termasuk memberi nafas Ananda Jokowi dan Ananda Tito Karnavian.
Kita semua termasuk Ananda Jokowi dan Ananda Tito Karnavian adalah Hamba Allah Subhanahu Wata’ala dan kita semua akan kembali menghadapNya. Pada akhirnya kita harus mempertanggungjawabkan semua amal perbuatan kita termasuk dengan peristiwa penistaan Al-Qur’an surah Al-Maaidah 51.
Wahai Ananda, mari diingat bahwa umat Islam Indonesia adalah umat Islam terbesar di dunia. Dengan dihinanya Al-Quran, sama artinya menyakiti hati umat Islam se-Indonesia, bahkan sedunia.
Ananda, kemarahan umat ini sudah menyebar merata ke seluruh Indonesia. Dari Aceh, Medan, Padang, Palembang, Banten, DKI, Bandung, Bogor, Bekasi, Jogja, Solo, Surabaya, Malang, Banjarmasin, Pontianak, Sampit, Mataram, Makassar.
Tidakkah Ananda ketahui bahwa meremehkan dan mengabaikan tuntutan umat Islam atas di adilinya Ahok sama dengan mempertaruhkan keamanan dan kestabilan negeri ini. Karena gelora Al-Maaidah 51 sudah menyentuh relung hati seluruh muslim.
Wahai Ananda, janganlah meremehkan dan mengabaikan Allah, Rasul dan kitab suciNya. Jangan menganggap enteng tuntutan umat Islam sehingga memancing kemarahan rakyat yang lebih besar lagi.
Saat ini massa seluruh anak negeri menyorot Ananda, berharap Ananda bisa tegas dan bijak. Jangan mempertaruhkan nyawa bangsa dan negeri ini hanya untuk melindungi seorang Ahok. Sudah saatnya sekarang Ananda Presiden dan Kapolri bertindak dengan kekuasaan yang anda miliki untuk menegakkan hukum, menangkap dan memenjarakan Ahok karena kesalahannya.
Ananda ingatlah, kita semua pengukir sejarah, anak cucu kita akan menilai siapa kita. Siapa yang mengukir sejarah emas dan siapa yang mengukir sejarah hitam. Sudah saatnya, tunjukkan prestasi Ananda yang bisa dibanggakan di dunia dan di akhirat.
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarokatuh
Umi Hj.Irena Handono | Pendiri Irena Center
Ketua PBNU: Hukum Tetap Berjalan Meski Umat Islam Sudah Memaafkan
KH Said Aqil Siroj menyatakan, proses hukum kasus penistaan agama harus tetap berjalan meskipun umat Islam sudah memaafkan. Hal itu diungkapnya terkait adanya rencana Aksi Bela Islam II pada 4 Nopember mendatang.
"Siapa pun yang melakukan kesalahan kemudian meminta maaf ya dimaafkan, tapi hukum tetap berlaku, tetap berjalan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, Jumat (28/10/2016), seperti dikutip Republika.
Menurutnya, merupakan tugas aparat Kepolisian untuk memanggil dan memeriksa, serta berlaku seadil-adilnya terhadap kasus yang ditangani.
PBNU pun secara resmi telah mengeluarkan pernyataan terkait Aksi Bela Islam II yang akan digelar pada 4 Nopember mendatang. (Baca: Ini Sikap Resmi PBNU tentang Aksi Bela Islam II)
Dalam pesan moral tersebut, PBNU juga mengimbau kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
"Siapa pun yang melakukan kesalahan kemudian meminta maaf ya dimaafkan, tapi hukum tetap berlaku, tetap berjalan," kata Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) itu, Jumat (28/10/2016), seperti dikutip Republika.
Menurutnya, merupakan tugas aparat Kepolisian untuk memanggil dan memeriksa, serta berlaku seadil-adilnya terhadap kasus yang ditangani.
PBNU pun secara resmi telah mengeluarkan pernyataan terkait Aksi Bela Islam II yang akan digelar pada 4 Nopember mendatang. (Baca: Ini Sikap Resmi PBNU tentang Aksi Bela Islam II)
Dalam pesan moral tersebut, PBNU juga mengimbau kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Ini Sikap Resmi PBNU tentang Aksi Bela Islam 4 Nopember
Aksi Bela Islam yang akan digelar 4 Nopember mendatang semakin ramai diperbincangkan. Tak hanya di DKI Jakarta, aksi menuntut Ahok diadili tersebut juga mendapat sambutan luas di berbagai daerah.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan tanggapan resmi terkait rencana Aksi Bela Islam II tersebut, yang intinya meminta agar umat Islam menjaga ukhuwah, persatuan dan kesatuan bangsa. Terkait Aksi Bela Islam II, PBNU meminta agar peserta menjaga akhlakul karimah dan ketertiban.
Berikut ini pernyataan lengkap PBNU yang dituangkan dalam Pesan Moral seperti dikutip situs resmi nu.or.id, Jumat (28/10/2016):
Bismillahirrohmanirrohim
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT, Indonesia terus berkembang menjadi sebuah negara yang hidup berdasarkan kepada nilai-nilai luhur bangsa dimana masyarakatnya dapat hidup aman-tenteram saling menghormati, dan rukun berdampingan secara harmonis antara satu dengan yang lainnya.
Hari ini, Indonesia dikenal publik Internasional sebagai negara yang patut dijadikan percontohan dan teladan, terutama dalam menjadikan faktor kebhinnekaan (keanekaragaman) justru sebagai kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia telah berhasil meletakkan hubungan agama dengan negara secara ideal.
Agama tidak lagi dipertentangkan dengan negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal yang baik, melahirkan spirit wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan berkembangnya nilai keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadlratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari, pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama yakni:
"Cinta tanah air adalah bagian dari Iman"
Tidak begitu halnya yang terjadi di beberapa negara, terutama di negara-negara Teluk ataupun di negara-negara sekuler.
Hari ini negara-negara teluk seperti Irak, Pakistan, Afghanistan, Suriah, Yaman dan lainnya, memasuki suatu babakan baru yang disebut sebagai "failed-state", negara gagal, diakibatkan keliru menerapkan hubungan agama dan negara, sehingga keduanya dipertentangkan satu sama lain yang akibatnya menimbulkan kekacaubalauan.
Ratusan ribu bahkan jutaan manusia menjadi korban atas peperangan yang timbul akibat kesalahpahaman. Sementara di negara-negara sekuler yang hanya mengedepankan rasionalitas tanpa agama justru melahirkan titik balik suatu peradaban yang tidak lagi "memanusiakan manusia".
Dewasa ini, kita tengah menghadapi suatu diskursus publik yang luas, terutama dalam penyikapan masyarakat atas pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, yang menimbulkan kontroversi di hampir seluruh kalangan. Bahkan sebagian kalangan mengatasnamakan "Aksi Bela Islam II" akan menggelar aksi besar tanggal 4 November mendatang.
Mencermati eskalasi dan perkembangan keadaan terkini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bersama ini menegaskan:
1. Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat. Berpecah adalah musuh utama dari ukhuwah. Ukhuwah adalah modal utama kita di dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur. Jaga Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan setanah air) dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama manusia), agar Indonesia terbebas dari ancaman perpecahan.
“Berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah, dan jangan berpecah-belah" (QS: Ali-Imran, 103)
2. Kepada seluruh pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi, menjaga agar suasana yang aman dan damai tetap terpelihara dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan. PBNU melarang penggunaan simbol-simbol NU untuk tujuan-tujuan di luar kepentingan sebagaimana menjadi keputusan jamiyyah NU.
3. Mengimbau kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki.
4. Kepada para pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan NKRI.
5. Mari tengadahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu diberi kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan dari Allah SWT.
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) memberikan tanggapan resmi terkait rencana Aksi Bela Islam II tersebut, yang intinya meminta agar umat Islam menjaga ukhuwah, persatuan dan kesatuan bangsa. Terkait Aksi Bela Islam II, PBNU meminta agar peserta menjaga akhlakul karimah dan ketertiban.
Berikut ini pernyataan lengkap PBNU yang dituangkan dalam Pesan Moral seperti dikutip situs resmi nu.or.id, Jumat (28/10/2016):
Pesan MoralBerpecah adalah Musuh Utama Ukhuwah: Jaga Ukhuwah untuk Indonesia yang Aman dan Damai
Alhamdulillahirobbilalamin, puji syukur kepada Allah SWT, Indonesia terus berkembang menjadi sebuah negara yang hidup berdasarkan kepada nilai-nilai luhur bangsa dimana masyarakatnya dapat hidup aman-tenteram saling menghormati, dan rukun berdampingan secara harmonis antara satu dengan yang lainnya.
Hari ini, Indonesia dikenal publik Internasional sebagai negara yang patut dijadikan percontohan dan teladan, terutama dalam menjadikan faktor kebhinnekaan (keanekaragaman) justru sebagai kekuatan. Bhinneka Tunggal Ika. Indonesia telah berhasil meletakkan hubungan agama dengan negara secara ideal.
Agama tidak lagi dipertentangkan dengan negara. Nilai agama melebur dengan budaya lokal yang baik, melahirkan spirit wathoniyah (nasionalisme yang tumbuh subur dengan berkembangnya nilai keagamaan). Sebagaimana yang disampaikan Hadlratussyaikh KH M. Hasyim Asy'ari, pendiri Jamiyyah Nahdlatul Ulama yakni:
حب الوطن من الإيمان
"Cinta tanah air adalah bagian dari Iman"
Tidak begitu halnya yang terjadi di beberapa negara, terutama di negara-negara Teluk ataupun di negara-negara sekuler.
Hari ini negara-negara teluk seperti Irak, Pakistan, Afghanistan, Suriah, Yaman dan lainnya, memasuki suatu babakan baru yang disebut sebagai "failed-state", negara gagal, diakibatkan keliru menerapkan hubungan agama dan negara, sehingga keduanya dipertentangkan satu sama lain yang akibatnya menimbulkan kekacaubalauan.
Ratusan ribu bahkan jutaan manusia menjadi korban atas peperangan yang timbul akibat kesalahpahaman. Sementara di negara-negara sekuler yang hanya mengedepankan rasionalitas tanpa agama justru melahirkan titik balik suatu peradaban yang tidak lagi "memanusiakan manusia".
Dewasa ini, kita tengah menghadapi suatu diskursus publik yang luas, terutama dalam penyikapan masyarakat atas pernyataan Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama di Kepulauan Seribu, yang menimbulkan kontroversi di hampir seluruh kalangan. Bahkan sebagian kalangan mengatasnamakan "Aksi Bela Islam II" akan menggelar aksi besar tanggal 4 November mendatang.
Mencermati eskalasi dan perkembangan keadaan terkini, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), bersama ini menegaskan:
1. Mari jaga persatuan dan kesatuan bangsa. Pererat tali silaturahim antar komponen masyarakat. Berpecah adalah musuh utama dari ukhuwah. Ukhuwah adalah modal utama kita di dalam membangun suatu tatanan masyarakat yang aman, damai, adil, dan makmur. Jaga Ukhuwah Wathoniyah (persaudaraan setanah air) dan Ukhuwah Basyariyah (persaudaraan sesama manusia), agar Indonesia terbebas dari ancaman perpecahan.
واعتصموا بحبل الله جميعا ولاتفرقوا
“Berpegang teguhlah kalian semua pada tali Allah, dan jangan berpecah-belah" (QS: Ali-Imran, 103)
2. Kepada seluruh pengurus NU dan warga NU untuk secara pro-aktif turut menenangkan situasi, menjaga agar suasana yang aman dan damai tetap terpelihara dan tidak ikut-ikutan memperkeruh suasana dengan provokasi dan hasutan. PBNU melarang penggunaan simbol-simbol NU untuk tujuan-tujuan di luar kepentingan sebagaimana menjadi keputusan jamiyyah NU.
3. Mengimbau kepada aparat kepolisian untuk segera melakukan tindakan dan langkah sesuai dengan prosedur hukum dan perundangan yang berlaku, agar dapat memenuhi rasa keadilan masyarakat dengan tanpa mengabaikan asas praduga tak bersalah. Upaya ini harus dilakukan guna menghindarkan terjadinya yang cenderung menimbulkan kegaduhan dan anarki.
4. Kepada para pihak yang hendak menyalurkan aspirasi dengan berunjuk rasa, PBNU mengimbau agar tetap menjaga akhlakul karimah dengan tetap menjaga ketertiban, menjaga kenyamanan lalu lintas dan dapat menjaga keamanan masyarakat demi keutuhan NKRI.
5. Mari tengadahkan tangan mohon petunjuk dan berdoa semoga Indonesia selalu diberi kesejukan dan kedamaian dalam perlindungan, penjagaan dan pertolongan dari Allah SWT.
اللهم أنت السلام ومنك السلام وإليك يعودالسلام فحينا ربنا بالسلام وأدخلنا الجنة دارالسلام
حسبناالله ونعم الوكيل نعم المولى ونعم النصي
Jakarta, 28 Oktober 2016/27 Muharram 1438
وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
DR KH Ma’ruf Amin
Rais Aam PBNU
KH Yahya C. Staquf
Katib Aam PBNU
Prof Dr KH Said Aqil Siroj, MA
Ketua Umum PBNU
DR HA. Helmy Faishal Zaini
Sekretaris Jenderal PBNU
Pendiri JIL Tuduh Tujuan Demo Ahok Ubah NKRI Jadi ISIS
Luthfi Assyaukanie menuduh ada tujuan di balik demo menuntut agar Ahok diadili terkait pernyataannya soal Al Maidah ayat 51. Menurutnya, Ahok hanyalah sasaran antara. Tujuan sebenarnya, menurut Pendiri Jaringan Islam Liberal (JIL) itu, adalah mengubah NKRI menjadi ISIS atau Taliban.
“Benar. Ahok cuma sasaran antara. Tujuan mereka mengubah NKRI jadi ISIS atau Taliban,” tulis Luthfi Assyaukanie melalui akun Twitter pribadinya @idetopia, Selasa (25/10/2016) lalu.
Cuitan itu menjawab pertanyaan dari @saidiman, “Yang demo-demo anti-Ahok itu sepertinya sama dengan yang biasa demo anti-demokrasi, anti-NKRI, anti-Pancasila, anti-kebhinekaan. Benar gak?”
Tuduhan tersebut tentu saja tidak berdasar karena peserta aksi bela Islam menuntut Ahok diproses hukum terdiri dari puluhan elemen umat Islam dan warga sipil. Mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Front Pancasila.
Sejumlah tokoh yang dikenal luas nasionalismenya seperti Amien Rais juga hadir dalam aksi tersebut. Bahkan aksi besok (28/10/2016) di Yogyakarta juga menghadirkan orator HM Jazir ASP, sejarawan yang digandeng MPR RI untuk mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan. [Siyasa/Tarbiyah.net]
“Benar. Ahok cuma sasaran antara. Tujuan mereka mengubah NKRI jadi ISIS atau Taliban,” tulis Luthfi Assyaukanie melalui akun Twitter pribadinya @idetopia, Selasa (25/10/2016) lalu.
Cuitan itu menjawab pertanyaan dari @saidiman, “Yang demo-demo anti-Ahok itu sepertinya sama dengan yang biasa demo anti-demokrasi, anti-NKRI, anti-Pancasila, anti-kebhinekaan. Benar gak?”
Tuduhan tersebut tentu saja tidak berdasar karena peserta aksi bela Islam menuntut Ahok diproses hukum terdiri dari puluhan elemen umat Islam dan warga sipil. Mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Front Pancasila.
Benar. Ahok cuma sasaran antara. Tujuan mereka mengubah NKRI jadi ISIS atau Taliban. https://t.co/nOpLiyqu3y
— Idetopia (@idetopia) 25 Oktober 2016
Sejumlah tokoh yang dikenal luas nasionalismenya seperti Amien Rais juga hadir dalam aksi tersebut. Bahkan aksi besok (28/10/2016) di Yogyakarta juga menghadirkan orator HM Jazir ASP, sejarawan yang digandeng MPR RI untuk mensosialisasikan 4 pilar kebangsaan. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Diminta Sambutan Saat Adzan Dzuhur, Irwasda Polda Lampung Kejutkan Hadirin
Irwaspada Polda Lampung Kombes Budi Santoso saat memberikan sambutan (radarlampung.co.id) |
Kemarahan Budi bermula ketika dirinya diminta memberikan sambutan tepat pada berkumandangnya adzan Dzuhur. Polisi yang terkenal religius itu bahkan dengan lantang menyatakan pelaksanaan deklarasi tersebut telah melanggar aturan.
“Ini adalah urusan dunia, ini adalah panggung sandiwara dunia, seharusnya kita berada di masjid dan melaksanakan shalat berjamaah, panitia acara ini sudah menyalahi,” tandasnya sembari menghentikan sambutan guna menunggu selesainya adzan berkumandang.
Usai adzan, Budi kembali menegaskan agar hal seperti itu jangan sampai terulang lagi.
“Karena urusan panggung sandiwara dunia lalu kita tinggalkan shalat, ini suatu kerugian besar bagi kita, saya minta siapapun penyelenggara acara seperti ini jangan sampai terulang lagi,” tegas Budi seperti dikutip Radar Lampung.
Budi yang hadir mewakili Kapolda Lampung Brigjen Sudjarno kemudian melanjutkan dengan melontarkan pertanyaan kepada peserta deklarasi, kepada siapa harus berbakti. Serentak peserta deklarasi menjawab, “berbakti kepada Allah”
Dalam deklarasi itu hadir pula dua pasang calon bupati dan wakil bupati Hi. Parosil Mabsus – Mad Hasnurin dan Edy Irawan Arief-Ulul Azmi Soltiansa.
“Kita hidup sementara dan ujungnya akan kembali kepada-Nya, jadi jangan sampai mengutamakan urusan dunia ketimbang urusan akherat. Sekali lagi jangan sampai terulang yang seperti ini,” kata Budi kembali mengingatkan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Nusron Wahid Bela Ahok dan Sudutkan Umat Islam, Meme Ini Mematahkannya
Nusron Wahid masih ngotot membela Ahok. Bahkan, politisi Partai Golkar itu membandingkan Ahok dengan mayoritas umat Islam, mana yang lebih menista agama.
“Lebih menista agama mana antara Ahok dg mayoritas umat Islam yg msh membiarkan kemiskinan dan yatim piatu menderita? (al Maauun),” tulis Nusron melalui akun Twitter pribadinya, @NusronWahid1, Selasa (25/10/2016) malam.
Sontak cuitan itu mengundang banyak komentar dari pengguna Twitter. Sebagian komentar menyebutkan bahwa banyak hal yang telah dilakukan umat Islam untuk mengentaskan kemiskinan di antaranya melalui zakat, infaq dan sedekah yang dikelola oleh LAZ-LAZ umat Islam.
“@NusronWahid1 saya mau tanya: anda sdh berbuat apa utk kaum miskin dan yatim piatu? LAZ sdh bekerja. Anda cm ngetwit?,” kata @restiv.
Sebagian lainnya mengatakan bahwa yang paling bertanggungjawab terhadap kemiskinan adalah pemerintah.
“@NusronWahid1 ente mau bilang mayoritas muslim membiarkan kemiskinan dan yatim piatu ??? Bedakan fungsi pejabat dan rakyat !!!,” kata @firmanr212. “@NusronWahid1 mayoritas muslim bayar pajak ssi UU agar pejabat negara mengemban amanat utk mengentaskan kemiskinan. Tau kan fungsi negara?”
Yang menarik, muncul meme yang berisi tiga poin jawaban telak atas kicauan Nusron tersebut.
“Dik Nusron,” demikian meme tersebut dimulai. “Lewat tweet ini engkau tanpa sadar ngaku bahwa Ahok telah menista agama. Kenapa kau masih membelanya?”
“Kau masih hafal UUD 45? Di situ dijelaskan bahwa orang yang seharusnya memelihara anak yatim piatu dan orang miskin adalah negara. Kini negara dipimpin oleh junjunganmu Jokowi. Sana tagih sama dia, ya.”
“Apa engkau kudet? Banyak sekali lembaga sosial milik umat Islam yang membantu dan menyantuni anak yatim & dhuafa. Bahkan banyak di antaranya yang dikelola oleh warga NU. Kenapa kau tidak tahu padahal kau orang NU?”
Meme tersebut kemudian diakhiri dengan sindiran halus, “Hanya saya yang berhak menafsikan makna meme ini.” [Ibnu K/Tarbiyah.net]
“Lebih menista agama mana antara Ahok dg mayoritas umat Islam yg msh membiarkan kemiskinan dan yatim piatu menderita? (al Maauun),” tulis Nusron melalui akun Twitter pribadinya, @NusronWahid1, Selasa (25/10/2016) malam.
Sontak cuitan itu mengundang banyak komentar dari pengguna Twitter. Sebagian komentar menyebutkan bahwa banyak hal yang telah dilakukan umat Islam untuk mengentaskan kemiskinan di antaranya melalui zakat, infaq dan sedekah yang dikelola oleh LAZ-LAZ umat Islam.
“@NusronWahid1 saya mau tanya: anda sdh berbuat apa utk kaum miskin dan yatim piatu? LAZ sdh bekerja. Anda cm ngetwit?,” kata @restiv.
Sebagian lainnya mengatakan bahwa yang paling bertanggungjawab terhadap kemiskinan adalah pemerintah.
“@NusronWahid1 ente mau bilang mayoritas muslim membiarkan kemiskinan dan yatim piatu ??? Bedakan fungsi pejabat dan rakyat !!!,” kata @firmanr212. “@NusronWahid1 mayoritas muslim bayar pajak ssi UU agar pejabat negara mengemban amanat utk mengentaskan kemiskinan. Tau kan fungsi negara?”
Yang menarik, muncul meme yang berisi tiga poin jawaban telak atas kicauan Nusron tersebut.
“Dik Nusron,” demikian meme tersebut dimulai. “Lewat tweet ini engkau tanpa sadar ngaku bahwa Ahok telah menista agama. Kenapa kau masih membelanya?”
“Kau masih hafal UUD 45? Di situ dijelaskan bahwa orang yang seharusnya memelihara anak yatim piatu dan orang miskin adalah negara. Kini negara dipimpin oleh junjunganmu Jokowi. Sana tagih sama dia, ya.”
“Apa engkau kudet? Banyak sekali lembaga sosial milik umat Islam yang membantu dan menyantuni anak yatim & dhuafa. Bahkan banyak di antaranya yang dikelola oleh warga NU. Kenapa kau tidak tahu padahal kau orang NU?”
Meme tersebut kemudian diakhiri dengan sindiran halus, “Hanya saya yang berhak menafsikan makna meme ini.” [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Bela Ahok, Nusron Wahid Anggap Mayoritas Umat Islam Menista Agama
Nusron Wahid kembali menjadi perbincangan di media sosial. Bermula dari cuitannya di Twitter, Selasa (25/10/2016) malam.
Nusron Wahid masih getol membela Ahok. Dalam salah satu cuitannya, ia membandingkan antara Ahok dan mayoritas umat Islam, mana yang lebih menista agama.
“Lebih menista agama mana antara Ahok dg mayoritas umat Islam yg msh membiarkan kemiskinan dan yatim piatu menderita? (al Maauun),” tulis Nusron melalui akun Twitter pribadinya, @NusronWahid1, Selasa (25/10/2016) malam.
Sontak cuitan itu mengundang banyak komentar dari pengguna Twitter. Sebagian komentar menyebutkan bahwa banyak hal yang telah dilakukan umat Islam untuk mengentaskan kemiskinan di antaranya melalui zakat, infaq dan sedekah yang dikelola oleh LAZ-LAZ umat Islam.
“@NusronWahid1 saya mau tanya: anda sdh berbuat apa utk kaum miskin dan yatim piatu? LAZ sdh bekerja. Anda cm ngetwit?,” kata @restiv.
“@NusronWahid1 Lho kata siapa Islam tdk peduli? Banyak bakti sosial yg dilakukan, tp tdk trpubliksi, sampeyan aja yg terbutakan oleh Ahok,” kata @Khairu_Ummah21
Sebagian lainnya mengatakan bahwa yang paling bertanggungjawab terhadap kemiskinan adalah pemerintah.
“@NusronWahid1 ente mau bilang mayoritas muslim membiarkan kemiskinan dan yatim piatu ??? Bedakan fungsi pejabat dan rakyat !!!,” kata @firmanr212. “@NusronWahid1 mayoritas muslim bayar pajak ssi UU agar pejabat negara mengemban amanat utk mengentaskan kemiskinan. Tau kan fungsi negara?”
Ada juga yang menyindir Nusron terkait kasusnya.
“@NusronWahid1 TKI terlantar ditinggal kampanye, nista kagak sron?” kata @ahbabsubah.
“@NusronWahid1 dah banyak yg nasehatin. makin berkicau makin ngawur. lebih bijak kalo diam :-)” kata @berryhalilintar.
Di sisi lain, ternyata tidak sedikit yang menyukai kicauan Nusron tersebut. Ketika berita ini diturunkan, 192 pengguna Twitter memfavoritkan kicauan Nusron tersebut. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Nusron Wahid masih getol membela Ahok. Dalam salah satu cuitannya, ia membandingkan antara Ahok dan mayoritas umat Islam, mana yang lebih menista agama.
“Lebih menista agama mana antara Ahok dg mayoritas umat Islam yg msh membiarkan kemiskinan dan yatim piatu menderita? (al Maauun),” tulis Nusron melalui akun Twitter pribadinya, @NusronWahid1, Selasa (25/10/2016) malam.
Sontak cuitan itu mengundang banyak komentar dari pengguna Twitter. Sebagian komentar menyebutkan bahwa banyak hal yang telah dilakukan umat Islam untuk mengentaskan kemiskinan di antaranya melalui zakat, infaq dan sedekah yang dikelola oleh LAZ-LAZ umat Islam.
“@NusronWahid1 saya mau tanya: anda sdh berbuat apa utk kaum miskin dan yatim piatu? LAZ sdh bekerja. Anda cm ngetwit?,” kata @restiv.
“@NusronWahid1 Lho kata siapa Islam tdk peduli? Banyak bakti sosial yg dilakukan, tp tdk trpubliksi, sampeyan aja yg terbutakan oleh Ahok,” kata @Khairu_Ummah21
Sebagian lainnya mengatakan bahwa yang paling bertanggungjawab terhadap kemiskinan adalah pemerintah.
“@NusronWahid1 ente mau bilang mayoritas muslim membiarkan kemiskinan dan yatim piatu ??? Bedakan fungsi pejabat dan rakyat !!!,” kata @firmanr212. “@NusronWahid1 mayoritas muslim bayar pajak ssi UU agar pejabat negara mengemban amanat utk mengentaskan kemiskinan. Tau kan fungsi negara?”
Ada juga yang menyindir Nusron terkait kasusnya.
“@NusronWahid1 TKI terlantar ditinggal kampanye, nista kagak sron?” kata @ahbabsubah.
“@NusronWahid1 dah banyak yg nasehatin. makin berkicau makin ngawur. lebih bijak kalo diam :-)” kata @berryhalilintar.
Di sisi lain, ternyata tidak sedikit yang menyukai kicauan Nusron tersebut. Ketika berita ini diturunkan, 192 pengguna Twitter memfavoritkan kicauan Nusron tersebut. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Datangi DPR, Ulama Madura Minta Ahok Diadili
Sejumlah ulama asal Madura mendatangi parlemen, Selasa (25/10/2016). Kepada DPR, mereka menyampaikan aspirasi dari Madura, meminta kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok diusut tuntas.
Di antara pihak yang ditemui oleh ulama asal Madura adalah Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di kantor fraksi partai berlambang Ka’bah itu, para ulama menyatakan dukungannya atas pengusutan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
“Kami memohon kepada aparat mengambil kebijakan, agar kondisi negara NKRI dijaga juga, jangan sampai terkoyak masalah politik," kata KH Fadholi Muh Ruham seperti dikutip Republika.
Menurutnya pengusutan tersebut penting karena kondisi kondusif negara telah diperjuangkan oleh para syuhada di masa lampau.
KH Fadholi juga mencontohkan Nabi Muhammad yang berhasil menjaga kondusifitas saat memimpin kota Madinah. Padahal saat itu tidak hanya umat muslim yang hidup di kota tersebut. Non muslim juga hidup di sana dan bisa berdampingan dengan baik.
Sementara itu, Sekjen PPP Arsul Sani yang menerima kunjungan mereka, mengatakan bahwa aspirasi dari para ulama yang mewakili masyarakat tersebut juga menentukan pengusungan pencalonan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kalau kami tidak berangkat dari aspirasi, dari suara, dari fatwa, dari penguatan yang diberikan para alim ulama, barangkali, barangkali kami juga ikut-ikutan mengusung pasangan petahana," kata Arsul.
Sebelumnya sejumlah ulama juga meminta agar PPP tidak ikut mendukung Ahok. Menurut Arsul, PPP menganggap permintaan ulama itu sebagai perintah yang harus dijalankan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Di antara pihak yang ditemui oleh ulama asal Madura adalah Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Di kantor fraksi partai berlambang Ka’bah itu, para ulama menyatakan dukungannya atas pengusutan kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
“Kami memohon kepada aparat mengambil kebijakan, agar kondisi negara NKRI dijaga juga, jangan sampai terkoyak masalah politik," kata KH Fadholi Muh Ruham seperti dikutip Republika.
Menurutnya pengusutan tersebut penting karena kondisi kondusif negara telah diperjuangkan oleh para syuhada di masa lampau.
KH Fadholi juga mencontohkan Nabi Muhammad yang berhasil menjaga kondusifitas saat memimpin kota Madinah. Padahal saat itu tidak hanya umat muslim yang hidup di kota tersebut. Non muslim juga hidup di sana dan bisa berdampingan dengan baik.
Sementara itu, Sekjen PPP Arsul Sani yang menerima kunjungan mereka, mengatakan bahwa aspirasi dari para ulama yang mewakili masyarakat tersebut juga menentukan pengusungan pencalonan dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
"Kalau kami tidak berangkat dari aspirasi, dari suara, dari fatwa, dari penguatan yang diberikan para alim ulama, barangkali, barangkali kami juga ikut-ikutan mengusung pasangan petahana," kata Arsul.
Sebelumnya sejumlah ulama juga meminta agar PPP tidak ikut mendukung Ahok. Menurut Arsul, PPP menganggap permintaan ulama itu sebagai perintah yang harus dijalankan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Ditunjukkan Hasil Uji Forensik Mabes Polri Soal Video Al Maidah 51, Ahok Mengaku
Ahok saat menjadi saksi kasus reklamasi, Juli lalu |
Setelah hasil uji forensik keluar, selanjutnya Bareskrim melakukan klarifikasi kepada Ahok. Hasil klarifikasi kepada mantan bupati Belitung Timur itu juga menyatakan tidak ditemukan penambahan dalam video yang telah dipotong itu.
Ahok mengakui bahwa apa yang dikatakannya di kepulauan Seribu sama dengan apa yang direkam dalam video tersebut.
"Kita sudah klarifikasi pada Pak Ahok bahwa durasi pendek tidak ada penambahan," kata Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto di Mabes Polri, Selasa (25/10/2016).
Klarifikasi Ahok tersebut sekaligus membantah tuduhan bahwa videonya telah diedit. Sebelumnya, pada 7 Oktober lalu, Ketua DPP PDIP Andreas Hugo Pareira mengatakan, pengeditan video yang kemudian menayangkan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) menyitir ayat Al Quran bisa masuk ke dalam pasal kampanye hitam.
Menurut Andreas pengeditan video tersebut telah memutarbalikkan fakta yang sebenarnya.
"Aslinya kan tidak begitu dan tidak ada maksud sama sekali dari Pak Ahok untuk menistakan kitab suci," kata Andreas seperti dikutip Tribunnews. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Ini Hasil Uji Forensik Mabes Polri atas Video Ahok Soal Al Maidah 51
Uji forensik Mabes Polri atas video dugaan penistaan Al Quran oleh Ahok telah selesai. Hasil uji forensik itu menunjukkan, telah terjadi pemotongan dari durasi panjang pidato Ahok di kepulauan Seribu tersebut. Namun, tidak ada penambahan dan pengurangan.
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto mengatakan, hasil uji labfor hanya menemukan pemotongan, tidak ada tambahan dan pengurangan.
"Tidak ada, hanya dipotong, tidak ada penambahan dan tidak ada pengurangan," kata Andrianto di Mabes Polri, Selasa (25/10/2016), seperti dikutip Republika.
Setelah hasil uji forensik keluar, selanjutnya Bareskrim melakukan konfirmasi kepada Ahok. Hasil klarifikasi kepada mantan bupati Belitung Timur itu juga menyatakan tidak ditemukan penambahan dalam video yang telah dipotong itu.
Setelah hasil uji forensik dan klarifikasi Ahok menyatakan hal yang sama, langkah berikutnya adalah mendatangkan para saksi ahli. Menurut Andrianto, para saksi ahli yang akan didatangkan terdiri dari ahli bahasa, ahli agama dan ahli pidana. Tujuannya untuk mendapatkan keterangan obyektif terkait pernyataan Ahok di kepulauan seribu tersebut. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri, Brigjen Agus Andrianto mengatakan, hasil uji labfor hanya menemukan pemotongan, tidak ada tambahan dan pengurangan.
"Tidak ada, hanya dipotong, tidak ada penambahan dan tidak ada pengurangan," kata Andrianto di Mabes Polri, Selasa (25/10/2016), seperti dikutip Republika.
Setelah hasil uji forensik keluar, selanjutnya Bareskrim melakukan konfirmasi kepada Ahok. Hasil klarifikasi kepada mantan bupati Belitung Timur itu juga menyatakan tidak ditemukan penambahan dalam video yang telah dipotong itu.
Setelah hasil uji forensik dan klarifikasi Ahok menyatakan hal yang sama, langkah berikutnya adalah mendatangkan para saksi ahli. Menurut Andrianto, para saksi ahli yang akan didatangkan terdiri dari ahli bahasa, ahli agama dan ahli pidana. Tujuannya untuk mendapatkan keterangan obyektif terkait pernyataan Ahok di kepulauan seribu tersebut. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Gresik Kecolongan, Tarian Erotis Nodai Kota Santri di Hari Santri
Gresik yang dikenal sebagai kota santri kecolongan. Di Stadion Gelora Joko Samudro (GJS), tampil pertunjukan tarian erotis pada Sabtu (22/10/2016) malam, bertepatan dengan hari santri. Acara itu pun segera menuai kecaman banyak pihak. Mulai dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) hingga Ikatan Dai Indonesia (Ikadi).
Awalnya, tidak ada yang curiga dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Yamaha Vixion Club Indonesia Gresik (YVCI) itu. Namun sejumlah pengunjung dikejutkan dengan tampilnya sejumlah wanita yang hanya mengenakan bra dan celana hot pant sedang berbasah-basahan mencuci motor disaksikan anggota klub motor tersebut.
Selain itu, sejumlah wanita dengan pakaian serupa juga tampil menari di atas panggung.
Sontak Gresik heboh setelah beredarnya foto-foto dan video acara tersebut. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto marah besar sebab ijin acara itu hanya acara musik dan launching produk Yamaha.
MUI Gresik pun marah besar. Tarian tersebut telah mencederai Gresik sebagai kota santri.
"Secara etika, tarian yang rame di medsos itu sangat mencederai warga Gresik dan Gresik sebagai kota santri dan kota Wali. Pengawasan perda dari instansi terkait supaya ditegakkan lagi," kata Ketua MUI Kabupaten Gresik KH Mansoer Shodiq, Ahad (23/10/2016).
Hal senada disampaikan oleh Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Gresik.
“Ikadi mengecam aksi itu. Aksi itu telah mencemari Gresik sebagai kota santri dan Kabupaten Gresik yang slogannya Berhias Iman,” kata Ketua Ikadi Gresik Ustadz Kusno Hadi kepada Tarbiyah.net.
Ikadi juga meminta pemerintah memeriksa dan menindak tegas sehingga kejadian seperti itu tidak terulang. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Awalnya, tidak ada yang curiga dengan kegiatan yang diselenggarakan oleh Yamaha Vixion Club Indonesia Gresik (YVCI) itu. Namun sejumlah pengunjung dikejutkan dengan tampilnya sejumlah wanita yang hanya mengenakan bra dan celana hot pant sedang berbasah-basahan mencuci motor disaksikan anggota klub motor tersebut.
Selain itu, sejumlah wanita dengan pakaian serupa juga tampil menari di atas panggung.
Sontak Gresik heboh setelah beredarnya foto-foto dan video acara tersebut. Bupati Gresik Sambari Halim Radianto marah besar sebab ijin acara itu hanya acara musik dan launching produk Yamaha.
MUI Gresik pun marah besar. Tarian tersebut telah mencederai Gresik sebagai kota santri.
"Secara etika, tarian yang rame di medsos itu sangat mencederai warga Gresik dan Gresik sebagai kota santri dan kota Wali. Pengawasan perda dari instansi terkait supaya ditegakkan lagi," kata Ketua MUI Kabupaten Gresik KH Mansoer Shodiq, Ahad (23/10/2016).
Hal senada disampaikan oleh Ikatan Dai Indonesia (Ikadi) Gresik.
“Ikadi mengecam aksi itu. Aksi itu telah mencemari Gresik sebagai kota santri dan Kabupaten Gresik yang slogannya Berhias Iman,” kata Ketua Ikadi Gresik Ustadz Kusno Hadi kepada Tarbiyah.net.
Ikadi juga meminta pemerintah memeriksa dan menindak tegas sehingga kejadian seperti itu tidak terulang. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Akhirnya Ahok Mulai Diperiksa Terkait Ucapannya Soal Al Maidah 51
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok diperiksa Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri, Senin (24/10/2016), terkait ucapannya di Kepulauan Seribu soal Surat Al Maidah ayat 51. Ahok dilaporkan sejumlah pihak karena diduga melecehkan Al Quran.
Langkah Polri memeriksa Ahok mendapat apresiasi dari Bambang Widodo Umar. Pengamat kepolisian itu menilai, Polri cukup peka dalam menghadapi situasi sosial yang berkembang akhir-akhir ini.
Ia meminta Polri bekerja secara profesional tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Harapan masyarakat agar Polri tetap memproses hukum Ahok harus dikerjakan dengan baik.
“Polri dalam melaksanakan proses penegakan hukum terhadap kasus ini harus menjaga sikap independen dan bertindak secara profesional dalam penyidikan,” kata Bambang seperti dikutip Republika, Senin (24/10/2016).
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu. Sejumlah saksi yang diperiksa pada Ahad (16/10/2016) lalu menyatakan bahwa Ahok memang mengutip surah Al Maidah saat bertatap muka dengan warga.
Selain itu, tim forensik juga memeriksa video-video yang beredar baik yang berdurasi pendek maupun versi lengkapnya yang berdurasi lebih panjang. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Langkah Polri memeriksa Ahok mendapat apresiasi dari Bambang Widodo Umar. Pengamat kepolisian itu menilai, Polri cukup peka dalam menghadapi situasi sosial yang berkembang akhir-akhir ini.
Ia meminta Polri bekerja secara profesional tanpa adanya intervensi dari pihak manapun. Harapan masyarakat agar Polri tetap memproses hukum Ahok harus dikerjakan dengan baik.
“Polri dalam melaksanakan proses penegakan hukum terhadap kasus ini harus menjaga sikap independen dan bertindak secara profesional dalam penyidikan,” kata Bambang seperti dikutip Republika, Senin (24/10/2016).
Sebelumnya, Bareskrim Polri telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu. Sejumlah saksi yang diperiksa pada Ahad (16/10/2016) lalu menyatakan bahwa Ahok memang mengutip surah Al Maidah saat bertatap muka dengan warga.
Selain itu, tim forensik juga memeriksa video-video yang beredar baik yang berdurasi pendek maupun versi lengkapnya yang berdurasi lebih panjang. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Lama Menikah Belum Punya Anak? Ini Dua Solusi dari Nabi
Lak-laki itu datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia hendak mengadukan masalahnya; telah lama menikah namun belum punya anak. Rasulullah lantas memberinya dua solusi. Ketika keduanya dilakukan, masya Allah... akhirnya ia memiliki anak hingga seluruhnya berjumlah enam orang anak.
“Ya Rasulullah, saya belum memiliki anak sama sekali,” adunya kepada Baginda Nabi.
Setelah melihat laki-laki itu dan mendengar permasalahannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lantas memberikan dua solusi.
“Kenapa engkau tidak memperbanyak istighfar dan bersedekah?” Demikian dua solusi dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Memperbanyak istighfar dan memperbanyak sedekah.
Laki-laki itu pun mengerjakan apa yang dinasehatkan Rasulullah. Ia memperbanyak istighfar dan memperbanyak sedekah. Akhirnya dia mendapatkan enam anak.
Abdullah Nashih Ulwan menjelaskan bahwa salah satu keutamaan memperbanyak istighfar adalah, Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan karunia berupa anak.
Sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
فَقُلْتُ اسْتَغْفِرُوا رَبَّكُمْ إِنَّهُ كَانَ غَفَّارًا . يُرْسِلِ السَّمَاءَ عَلَيْكُمْ مِدْرَارًا . وَيُمْدِدْكُمْ بِأَمْوَالٍ وَبَنِينَ
maka aku katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu... (QS. Nuh: 11-12)
Wallahu a’lam bish shawab. [Tarbiyah.net]
Jika Ahok Tak Diadili, Umat Islam Akan Kepung Istana Presiden
Aksi Bela Islam di Jakarta, 14 Oktober lalu |
Aksi yang mengatasnamakan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa MUI itu bertajuk Seruan Jihad Konstitusional Bela Agama & Negara.
Menurut seruan yang diunggah DPP Front Pembela Islam (FPI) melalui akun Twitter @dpp_fpi, aksi akan digelar pada 4 Nopember, shalat Jumat di Masjid Istiqlal lalu long march menuju Istana Presiden RI.
Disebutkan dalam catatan, peserta diminta membawa bekal karena kemungkinan akan menginap di Istana Presiden.
“Para peserta aksi bawa bekal untuk kemungkinan menginap di sekitar Istana Presiden RI,” demikian tertulis dalam seruan tersebut.
Begitu seriusnya aksi tersebut hingga peserta diminta untuk menuliskan wasiat sebelum berangkat, mendahuluinya dengan puasa sunnah dan memperbanyak dzikir.
“Peserta aksi sebelum berangkat harap tulis wasiat untuk keluarga & berdoa untuk kemenangan umat Islam. Dianjurkan puasa Senin & Kamis sebelum aksi bela Islam. Dianjurkan dari Senin s/d Kamis untuk banyak membaca Al Quran, wirid, dzikir, ratib, hizb, shalawat, doa & perbanyak: hasbunallah wa ni’mal wakil... ni’mal maula wa ni’man nashiir,” demikian poin ketiga hingga kelima catatan dalam seruan tersebut. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Mengapa MetroTV Sering Sudutkan Islam? Ini Kesaksian Menggemparkan 2 Mantan Senior Produser
Mengapa MetroTV sering menyudutkan Islam? Dan mengapa beritanya dinilai tendensius? Kesaksian dua mantan Senior Produser MetroTV ini menggemparkan media sosial.
Misalnya pada Januari lalu, MetroTV telah menuduh Wahdah Islamiyah sebagai teroris. Setelah menuai banyak protes, akhirnya MetroTV mengakui kesalahannya dan meminta maaf melalui acara acara Selamat Pagi Indonesia, Selasa (19/1/2016). (Baca: Terbukti Salah, Metro TV Minta Maaf ke Wahdah Islamiyah)
Pada 2012 lalu, MetroTV menyudutkan Rohis sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris. Sontak, pemberitaan melalui infografis itu pun menuai protes dari sejumlah ormas Islam mulai dari JPRMI, BKPRMI, hingga MUI.
Masih banyak tayangan MetroTV yang menyudutkan Islam hingga ada yang menilainya sebagai TV anti Islam.
Mengapa demikian? Kesaksian dua mantan staf MetroTV ini cukup menggemparkan.
Dalam video berdurasi 1 menit 48 detik yang diunggah Anti Mainstream Media ke laman Facebook-nya, Mantan Senior Produser News MetroTV Edi Wahyudi membongkar bagaimana berita tertentu harus ditayangkan dan berita tertentu tidak boleh tayang. Juga tokoh tertentu harus tampil dan tokoh tertentu tidak boleh ditampilkan.
“Perintah yang oleh teman-teman disebut sebagai perintah dewa. Ini harus tayang, ini nggak boleh tayang. Si itu harus muncul, si ini nggak boleh muncul. Itu bisa dari pimpinan yang paling tinggi, bisa dari menetes, menetes begitu. Dan itu sudah sangat dipahami oleh temen-temen,” kata Edi Wahyudi.
Apa kepentingan berita tertentu harus diangkat dan tokoh tertentu harus ditampilkan? Reporter hingga produser pun tidak boleh tahu. “Kita tanya apa kepentingannya, itu dosa besar,” ujar Edi.
Sedangkan Matheus Dwi Hartanto, Mantan Senior Produser News MetroTV, mengungkapkan bahwa ketika ia masih baru, dengan mudahnya ditawari uang Rp 10 juta agar seorang tokoh diberitakan. Dan menurutnya, hal itu adalah hal biasa karena seseorang yang masih baru seperti dia saja sudah ditawari uang agar tokoh tertentu ditampilkan.
Berikut ini video kesaksian Edi Wahyudi dan Matheus Dwi Hartanto:
Misalnya pada Januari lalu, MetroTV telah menuduh Wahdah Islamiyah sebagai teroris. Setelah menuai banyak protes, akhirnya MetroTV mengakui kesalahannya dan meminta maaf melalui acara acara Selamat Pagi Indonesia, Selasa (19/1/2016). (Baca: Terbukti Salah, Metro TV Minta Maaf ke Wahdah Islamiyah)
Pada 2012 lalu, MetroTV menyudutkan Rohis sekolah sebagai tempat rekrutmen teroris. Sontak, pemberitaan melalui infografis itu pun menuai protes dari sejumlah ormas Islam mulai dari JPRMI, BKPRMI, hingga MUI.
Masih banyak tayangan MetroTV yang menyudutkan Islam hingga ada yang menilainya sebagai TV anti Islam.
Mengapa demikian? Kesaksian dua mantan staf MetroTV ini cukup menggemparkan.
Dalam video berdurasi 1 menit 48 detik yang diunggah Anti Mainstream Media ke laman Facebook-nya, Mantan Senior Produser News MetroTV Edi Wahyudi membongkar bagaimana berita tertentu harus ditayangkan dan berita tertentu tidak boleh tayang. Juga tokoh tertentu harus tampil dan tokoh tertentu tidak boleh ditampilkan.
“Perintah yang oleh teman-teman disebut sebagai perintah dewa. Ini harus tayang, ini nggak boleh tayang. Si itu harus muncul, si ini nggak boleh muncul. Itu bisa dari pimpinan yang paling tinggi, bisa dari menetes, menetes begitu. Dan itu sudah sangat dipahami oleh temen-temen,” kata Edi Wahyudi.
Apa kepentingan berita tertentu harus diangkat dan tokoh tertentu harus ditampilkan? Reporter hingga produser pun tidak boleh tahu. “Kita tanya apa kepentingannya, itu dosa besar,” ujar Edi.
Sedangkan Matheus Dwi Hartanto, Mantan Senior Produser News MetroTV, mengungkapkan bahwa ketika ia masih baru, dengan mudahnya ditawari uang Rp 10 juta agar seorang tokoh diberitakan. Dan menurutnya, hal itu adalah hal biasa karena seseorang yang masih baru seperti dia saja sudah ditawari uang agar tokoh tertentu ditampilkan.
Berikut ini video kesaksian Edi Wahyudi dan Matheus Dwi Hartanto:
KH Idrus Ramli: Diam-Diam Saya Bangga dengan FPI
Menyambut Hari Santri yang jatuh pada hari ini (22 Oktober), KH Idrus Ramli menulis pengakuan mengejutkan. Dalam waktu singkat, tulisan Dewan Pakar Aswaja NU Center ini pun menjadi viral di media sosial.
Hingga berita ini dimuat, ribuan orang telah memberikan like untuk tulisan yang diunggah di Facebook pribadi KH Idrus Ramli tersebut. Sedangkan yang membagikan tulisan ini telah mencapai 600 pengguna Facebook.
Berikut ini tulisan KH Idrus Ramli seperti diunggah di akun Facebook pribadinya, Jumat (21/10/2016):
Saya warga NU sejak sebelum lahir. Saya bangga dengan ke-NU-an saya. Saya juga santri. Saya bangga sebagai santri. Tetapi diam-diam saya juga bangga dengan FPI. Saya bersyukur, umat Islam di Indonesia mempunyai FPI. Barangkali hadits ini di antara dasar saya:
Sahabat Durrah binti Abi Lahab radhiyallaahu ‘anha berkata: “Seorang laki-laki berdiri ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang di atas Mimbar, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling mengerti terhadap isi al-Qur’an, paling bertakwa, paling gigih dalam menyuruh kebaikan, paling gigih dalam mencegah kemungkaran dalam paling semangat dalam bersilaturrahmi.” (HR Ahmad [27434], al-Thabarani dalam al-Kabir dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Saya perhatikan, FPI adalah organisasi yang paling gigih dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Meskipun tidak sedikit organisasi dan umat Islam lainnya sering mencibir dan mengeritik mereka. Tetapi mereka kebanyakan tidak peduli dan pendiam terhadap kemungkaran.
Selamat hari santri.
Hingga berita ini dimuat, ribuan orang telah memberikan like untuk tulisan yang diunggah di Facebook pribadi KH Idrus Ramli tersebut. Sedangkan yang membagikan tulisan ini telah mencapai 600 pengguna Facebook.
Berikut ini tulisan KH Idrus Ramli seperti diunggah di akun Facebook pribadinya, Jumat (21/10/2016):
Diam-Diam Saya Bangga dengan FPI
Saya warga NU sejak sebelum lahir. Saya bangga dengan ke-NU-an saya. Saya juga santri. Saya bangga sebagai santri. Tetapi diam-diam saya juga bangga dengan FPI. Saya bersyukur, umat Islam di Indonesia mempunyai FPI. Barangkali hadits ini di antara dasar saya:
عَنْ دُرَّةَ بِنْتِ أَبِي لَهَبٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا، قَالَتْ: قَامَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ عَلَى الْمِنْبَرِ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللهِ أَيُّ النَّاسِ خَيْرٌ؟ فَقَالَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «خَيْرُ النَّاسِ أَقْرَؤُهُمْ وَأَتْقَاهُمْ وَآمَرُهُمْ بِالْمَعْرُوفِ، وَأَنْهَاهُمْ عَنِ الْمُنْكَرِ، وَأَوْصَلُهُمْ لِلرَّحِمِ»
Sahabat Durrah binti Abi Lahab radhiyallaahu ‘anha berkata: “Seorang laki-laki berdiri ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang di atas Mimbar, lalu berkata: “Wahai Rasulullah, siapakah manusia yang paling baik?” Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “Sebaik-baik manusia adalah mereka yang paling mengerti terhadap isi al-Qur’an, paling bertakwa, paling gigih dalam menyuruh kebaikan, paling gigih dalam mencegah kemungkaran dalam paling semangat dalam bersilaturrahmi.” (HR Ahmad [27434], al-Thabarani dalam al-Kabir dan dishahihkan oleh Ibnu Hibban).
Saya perhatikan, FPI adalah organisasi yang paling gigih dalam beramar ma’ruf dan nahi munkar. Meskipun tidak sedikit organisasi dan umat Islam lainnya sering mencibir dan mengeritik mereka. Tetapi mereka kebanyakan tidak peduli dan pendiam terhadap kemungkaran.
Selamat hari santri.
MUI: Mereka Memutar Balikkan Fakta Seperti Cara Komunis
Wakil Sekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tengku Zulkarnain menegaskan bahwa membela agama Islam dari penistaan dan pelecehan Alquran adalah hak seorang muslim. Muslim yang membela agamanya dari penghinaan tidak bisa dituduh sebagai muslim radikal.
“Tentang tuduhan radikal ini saya tidak heran, sekarang ini kalau ada umat Islam tegas sedikit membela agamanya langsung dicap sebagai radikal, bahkan ISIS dan lain lain," kata Tengku Zulkarnain seperti dikutip Republika, Jumat (21/10/2016).
Saat ini, muslim yang membela Islam dituduh sebagai radikal. Padahal tidak ada aksi radikal dalam pembelaan umat Islam terhadap kasus penistaan Al Quran oleh Ahok.
"Mereka selalu memutarbalikkan fakta," ujarnya.
Sebaliknya, ketika non muslim beraksi radikal, hingga membakar masjid, mereka beralasan itu bagian dari membela diri dan berbagai alasan yang dipaksakan.
Sedangkan ketika umat Islam berbicara tegas sedikit saja demi membela agamanya, langsung dicap radikal, ekstimis dan lainnya. Menurutnya, cara-cara inilah yang biasa digunakan komunis, memutar balikkan fakta.
Karena itu Tengku Zulkarnain meminta kepada aparat kepolisian jangan menunda-nunda pemeriksaan kasus penistaan agama oleh Ahok tersebut. Dan kepada umat Islam, ia meminta jangan takut dicap radikal, demi membela agama dari penistaan dan pelecehan mereka yang tidak senang dengan Islam.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonsia (MUI) telah mengeluarkan sikap resmi terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. (Baca: MUI Keluarkan Sikap Resmi Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, Ini Isinya)
MUI menyatakan bahwa Ahok telah menghina Al Quran dan menghina ulama. Karenanya MUI merekomendasikan Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
“Tentang tuduhan radikal ini saya tidak heran, sekarang ini kalau ada umat Islam tegas sedikit membela agamanya langsung dicap sebagai radikal, bahkan ISIS dan lain lain," kata Tengku Zulkarnain seperti dikutip Republika, Jumat (21/10/2016).
Saat ini, muslim yang membela Islam dituduh sebagai radikal. Padahal tidak ada aksi radikal dalam pembelaan umat Islam terhadap kasus penistaan Al Quran oleh Ahok.
"Mereka selalu memutarbalikkan fakta," ujarnya.
Sebaliknya, ketika non muslim beraksi radikal, hingga membakar masjid, mereka beralasan itu bagian dari membela diri dan berbagai alasan yang dipaksakan.
Sedangkan ketika umat Islam berbicara tegas sedikit saja demi membela agamanya, langsung dicap radikal, ekstimis dan lainnya. Menurutnya, cara-cara inilah yang biasa digunakan komunis, memutar balikkan fakta.
Karena itu Tengku Zulkarnain meminta kepada aparat kepolisian jangan menunda-nunda pemeriksaan kasus penistaan agama oleh Ahok tersebut. Dan kepada umat Islam, ia meminta jangan takut dicap radikal, demi membela agama dari penistaan dan pelecehan mereka yang tidak senang dengan Islam.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonsia (MUI) telah mengeluarkan sikap resmi terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. (Baca: MUI Keluarkan Sikap Resmi Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, Ini Isinya)
MUI menyatakan bahwa Ahok telah menghina Al Quran dan menghina ulama. Karenanya MUI merekomendasikan Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Masya Allah... Gambar Ka’bah Muncul Ketika Mushaf Abad 18 Ini Ditekan
Sebuah mushaf dari abad 18 yang membuat banyak orang takjub. Pasalnya, ketika mushaf Al Quran dengan terjemahan bahasa Inggris pertama itu ditekan, akan muncul gambar ka’bah.
Dalam sebuah video yang beredar luas di Youtube, seorang laki-laki menunjukkan sebuah mushaf berwarna kuning emas. Ia menyebutkan bahwa mushaf itu merupakan mushaf pertama dengan terjemahan bahasa Inggris dan juga dicetak di Inggris pada tahun 1734.
Istimewanya, Mushaf Al Quran itu bisa menampilkan gambar ka’bah ketika ditekan. Gambar itu muncul di tepi mushaf. Ia pun memperagakan bagaimana mushaf itu menampilkan gambar ka’bah ketika ditekan.
Video berdurasi 30 detik itu pun kemudian banyak dibagikan ke media sosial seperti Facebook. Banyak orang yang takjub bagaimana percetakan di abad 18 bisa membuat efek yang mengagumkan seperti itu.
Dalam sebuah video yang beredar luas di Youtube, seorang laki-laki menunjukkan sebuah mushaf berwarna kuning emas. Ia menyebutkan bahwa mushaf itu merupakan mushaf pertama dengan terjemahan bahasa Inggris dan juga dicetak di Inggris pada tahun 1734.
Istimewanya, Mushaf Al Quran itu bisa menampilkan gambar ka’bah ketika ditekan. Gambar itu muncul di tepi mushaf. Ia pun memperagakan bagaimana mushaf itu menampilkan gambar ka’bah ketika ditekan.
Video berdurasi 30 detik itu pun kemudian banyak dibagikan ke media sosial seperti Facebook. Banyak orang yang takjub bagaimana percetakan di abad 18 bisa membuat efek yang mengagumkan seperti itu.
Pernyataan Tegas Almuzammil Yusuf tentang Kasus Ahok Disambut Gemuruh Takbir DPR RI
Gemuruh takbir memenuhi ruang paripurna DPR RI ketika Anggota Fraksi PKS Almuzammil Yusuf menyatakan sikapnya terkait pernyataan Ahok soal Al Maidah ayat 51. Tanda mayoritas anggota DPR RI setuju dengan pernyataan tegas Almuzammil Yusuf agar kasus Ahok diselesaikan secara hukum.
Rabu (19/10/2016), DPR RI menggelar rapat paripurna yang membahas tentang Perjanjian Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai perubahan iklim. Sebelum rapat itu dibuka, Almuzammil mengangkat tangan untuk mengajukan interupsi guna menyuarakan aspirasi umat.
Almuzammil memulai pernyataannya dengan mengutip surat dari dokter Gamal alumni fakultas kedokteran Universitas Brawijaya soal toleransi.
"Dua hari lalu, sebelum saya menerima penghargaan Empowering people Award dari Siemens di Jerman, salah seorang panitia mendatangi saya untuk menanyakan cara bersalaman di atas panggung karena pimpinan mereka adalah seorang wanita. Mereka menghormati ketika tahu saya tidak bersalaman dengan wanita karena tidak ingin bersentuhan dengan yang non muhrim. Saya cukup menempelkan kedua tangan saya, lalu menyapa mereka tanpa menyentuh tangannya. Mereka mengatur itu di atas panggung agar saya merasakan kenyamanan. Itulah toleransi.
Di perjalanan ke Inggris untuk kunjungan ke 15 perusahaan, pernah saya menaiki pesawat yang tidak menyediakan makanan halal. Setelah saya sampaikan kepada mereka saya hanya bisa makan makanan halal, mereka mencari mie instan yang memiliki label halal untuk saya. Itulah toleransi.
Ketika saya harus presentasi di California University yang bersamaan Shalat Jumat, saya minta panitia menggeser jam presentasi kami, karena saya ingin melaksanakan Salat Jum'at di sana. Mereka mengijinkan menggeser waktu presentasi saya. Itulah toleransi.
Ketika makan malam dengan pangeran Charles di Istana Buckingham, mereka mengatur supaya saya mendapatkan makanan untuk vegetarian agar saya merasa nyaman. Itulah toleransi.
Di berbagai pengalaman itu, saya merasakan dan menyimpulkan bahwa bentuk toleransi adalah hormat. Bagi saya "The highest result of tolerance is respect and social relations", hasil terbesar toleransi adalah respek dan hubungan sosial. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara berpakaian, cara beraktivitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci, dan prinsip Ketuhanan.
UNESCO dalam publikasinya "Tolerance: The Threshold of Peace" menyatakan social relations adalah salah satu indikator dari suksesnya toleransi di sebuah masyarakat. Oleh karenanya hasil dari toleransi adalah kenyamanan individu dan keharmonisan sosial.
Mau tidak mau, pemimpin berperan besar dalam menjaga, membangun, dan menciptakan toleransi yang baik. Tidak boleh pemimpin itu masuk atau memberikan komentar terhadap agama, kitab suci, prinsip Ketuhanan, dan cara beribadah sebuah agama.
Peran pemimpin itu penting sekali dalam toleransi yang kita bangun. Kita rindu pemimpin yang mampu menyejukkan perbedaan kita dalam kesantunan, menciptakan keharmonisan di antara perbedaan dengan sikap saling menghormati dalam cinta kasih. Itulah pesan sila ketiga Persatuan Indonesia dan sila pertama Ketuhanan yang Mahaesa.
Bukan pemimpin yang tidak mempedulikan perbedaan yang ada, menciptakan ketegangan dengan menghina agama, melecehkan kitab suci dan sejenisnya. Seorang pemimpin harus menghormati agama yang berbeda dengan tidak menilai atau mengomentari agama, tidak mengomentari kitab suci, dan tidak mengomentari cara ibadah.
Teruntuk Pak Ahok, sungguh menyakitkan jika anda merasakan bagaimana yang kami rasakan sebagai umat Islam. Kitab yang kami baca tiap hari, kami jadikan pegangan hidup, kami hafalkan, kami baca saat banyak orang tidur, kami pelajari bertahun-tahun, lalu dengan mudahnya anda sebut sebagai alat melakukan kebohongan. Apakah Pak Ahok pernah menempuh jurusan tafsir hingga merasa berhak menafsirkan Alquran seenaknya? Pak Ahok, jangan hina kitab suci saya hanya untuk kepentingan politik anda! Tidak ada sedikitpun kebohongan dalam Alquran! Hormati Alquran kami!
Bill Maher mengatakan, "Don't get so tolerant that you tolerate intolerance". Jangan anda terlalu toleran sehingga menoleransi sesuatu yang tidak bisa ditoleransi.
Saya sebenarnya tidak suka menuliskan atau memberikan tanggapan soal permasalahan politik, tapi nasehat Ayaan Hirsi Ali bahwa "Tolerance of intolerance is cowardice. Mentoleransi sebuah intoleransi adalah sikap pengecut” cukup memantapkan hati saya untuk tidak diam.
Oleh karena itu tepatlah apa yang disampaikan Buya Hamka, "Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu…. Jika ghiroh telah hilang dari hatimu, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati….."
Setelah membacakan tulisan dokter Gamal tersebut, Almuzammil kemudian meminta Presiden dan Kapolri untuk menghormati tuntutan masyarakat yang telah disalurkan melalui jalur hukum.
“Oleh karena itu, dengan mengutip tulisan ini pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi, Kapolri, negara kita adalah negara hukum. Hormatilah orang yang menuntut secara hukum. Itulah cara menghormati sila pertama Ketuhanan Yang Mahaesa dan Persatuan Indonesia, sila ketiga,” tegas Almuzammil.
Selanjutnya, Almuzammil menyatakan bahwa kasus Ahok harus diselesaikan dengan jalur hukum dan tidak perlu ditakuti akan terjadi apa yang disebut Hendropriyono sebagai darurat sipil. Ia juga mengajak anggota DPR yang setuju untuk bertakbir tiga kali.
“Oleh karena itu saya ajak teman-teman yang setuju, kita teriakkan takbir tiga kali. Allaahu akbar! Allaahu Akbar! Allaahu akbar!” Pekikan takbir pun bergemuruh di gedung DPR RI.
Rabu (19/10/2016), DPR RI menggelar rapat paripurna yang membahas tentang Perjanjian Paris atas Konvensi Kerangka Kerja PBB mengenai perubahan iklim. Sebelum rapat itu dibuka, Almuzammil mengangkat tangan untuk mengajukan interupsi guna menyuarakan aspirasi umat.
Almuzammil memulai pernyataannya dengan mengutip surat dari dokter Gamal alumni fakultas kedokteran Universitas Brawijaya soal toleransi.
"Dua hari lalu, sebelum saya menerima penghargaan Empowering people Award dari Siemens di Jerman, salah seorang panitia mendatangi saya untuk menanyakan cara bersalaman di atas panggung karena pimpinan mereka adalah seorang wanita. Mereka menghormati ketika tahu saya tidak bersalaman dengan wanita karena tidak ingin bersentuhan dengan yang non muhrim. Saya cukup menempelkan kedua tangan saya, lalu menyapa mereka tanpa menyentuh tangannya. Mereka mengatur itu di atas panggung agar saya merasakan kenyamanan. Itulah toleransi.
Di perjalanan ke Inggris untuk kunjungan ke 15 perusahaan, pernah saya menaiki pesawat yang tidak menyediakan makanan halal. Setelah saya sampaikan kepada mereka saya hanya bisa makan makanan halal, mereka mencari mie instan yang memiliki label halal untuk saya. Itulah toleransi.
Ketika saya harus presentasi di California University yang bersamaan Shalat Jumat, saya minta panitia menggeser jam presentasi kami, karena saya ingin melaksanakan Salat Jum'at di sana. Mereka mengijinkan menggeser waktu presentasi saya. Itulah toleransi.
Ketika makan malam dengan pangeran Charles di Istana Buckingham, mereka mengatur supaya saya mendapatkan makanan untuk vegetarian agar saya merasa nyaman. Itulah toleransi.
Di berbagai pengalaman itu, saya merasakan dan menyimpulkan bahwa bentuk toleransi adalah hormat. Bagi saya "The highest result of tolerance is respect and social relations", hasil terbesar toleransi adalah respek dan hubungan sosial. Mulai dari hal yang kecil seperti makanan, cara berpakaian, cara beraktivitas, sampai hal yang besar soal agama, kitab suci, dan prinsip Ketuhanan.
UNESCO dalam publikasinya "Tolerance: The Threshold of Peace" menyatakan social relations adalah salah satu indikator dari suksesnya toleransi di sebuah masyarakat. Oleh karenanya hasil dari toleransi adalah kenyamanan individu dan keharmonisan sosial.
Mau tidak mau, pemimpin berperan besar dalam menjaga, membangun, dan menciptakan toleransi yang baik. Tidak boleh pemimpin itu masuk atau memberikan komentar terhadap agama, kitab suci, prinsip Ketuhanan, dan cara beribadah sebuah agama.
Peran pemimpin itu penting sekali dalam toleransi yang kita bangun. Kita rindu pemimpin yang mampu menyejukkan perbedaan kita dalam kesantunan, menciptakan keharmonisan di antara perbedaan dengan sikap saling menghormati dalam cinta kasih. Itulah pesan sila ketiga Persatuan Indonesia dan sila pertama Ketuhanan yang Mahaesa.
Bukan pemimpin yang tidak mempedulikan perbedaan yang ada, menciptakan ketegangan dengan menghina agama, melecehkan kitab suci dan sejenisnya. Seorang pemimpin harus menghormati agama yang berbeda dengan tidak menilai atau mengomentari agama, tidak mengomentari kitab suci, dan tidak mengomentari cara ibadah.
Teruntuk Pak Ahok, sungguh menyakitkan jika anda merasakan bagaimana yang kami rasakan sebagai umat Islam. Kitab yang kami baca tiap hari, kami jadikan pegangan hidup, kami hafalkan, kami baca saat banyak orang tidur, kami pelajari bertahun-tahun, lalu dengan mudahnya anda sebut sebagai alat melakukan kebohongan. Apakah Pak Ahok pernah menempuh jurusan tafsir hingga merasa berhak menafsirkan Alquran seenaknya? Pak Ahok, jangan hina kitab suci saya hanya untuk kepentingan politik anda! Tidak ada sedikitpun kebohongan dalam Alquran! Hormati Alquran kami!
Bill Maher mengatakan, "Don't get so tolerant that you tolerate intolerance". Jangan anda terlalu toleran sehingga menoleransi sesuatu yang tidak bisa ditoleransi.
Saya sebenarnya tidak suka menuliskan atau memberikan tanggapan soal permasalahan politik, tapi nasehat Ayaan Hirsi Ali bahwa "Tolerance of intolerance is cowardice. Mentoleransi sebuah intoleransi adalah sikap pengecut” cukup memantapkan hati saya untuk tidak diam.
Oleh karena itu tepatlah apa yang disampaikan Buya Hamka, "Jika agamamu, nabimu, kitabmu dihina dan engkau diam saja, jelaslah ghiroh telah hilang darimu…. Jika ghiroh telah hilang dari hatimu, gantinya hanya satu, yaitu kain kafan. Sebab kehilangan ghiroh sama dengan mati….."
Setelah membacakan tulisan dokter Gamal tersebut, Almuzammil kemudian meminta Presiden dan Kapolri untuk menghormati tuntutan masyarakat yang telah disalurkan melalui jalur hukum.
“Oleh karena itu, dengan mengutip tulisan ini pada kesempatan ini, saya ingin mengingatkan kepada Presiden Republik Indonesia Jokowi, Kapolri, negara kita adalah negara hukum. Hormatilah orang yang menuntut secara hukum. Itulah cara menghormati sila pertama Ketuhanan Yang Mahaesa dan Persatuan Indonesia, sila ketiga,” tegas Almuzammil.
Selanjutnya, Almuzammil menyatakan bahwa kasus Ahok harus diselesaikan dengan jalur hukum dan tidak perlu ditakuti akan terjadi apa yang disebut Hendropriyono sebagai darurat sipil. Ia juga mengajak anggota DPR yang setuju untuk bertakbir tiga kali.
“Oleh karena itu saya ajak teman-teman yang setuju, kita teriakkan takbir tiga kali. Allaahu akbar! Allaahu Akbar! Allaahu akbar!” Pekikan takbir pun bergemuruh di gedung DPR RI.
FPI Beberkan 6 Fitnah Pendukung Ahok
Front Pembela Islam (FPI) membeberkan enam fitnah yang disebarkan para pendukung Ahok demi memenangkan junjungannya itu dalam Pilkada DKI Jakarta 2017.
Berikut ini enam fitnah dari pendukung Ahok yang dibongkar FPI melalui akun Twitter resmi @dpp_fpi, Rabu (19/10/2016):
1. Pendukung Ahok rupanya sudah stres, kalap & bahkan cenderung gila? Gubernur Papua mereka difitnah mau makar demi bela Ahok (sudah dibantah)
2. Menyebarkan berita palsu Panglima Perang Dayak siap mati demi Ahok (Sudah dibantah oleh Panglima Perang Suku Dayak)
3. Sebar berita dan foto hoax, pemuda NTT siap perang dengan FPI demi bela Ahok. (Padahal foto lama Fretilin di Timor Timur)
4. Menyebar foto Habib Rizieq berjabat tangan dengan Ahok (Padahal editan. Ini foto aslinya yang diedit)
5. Membuat petisi kepada Presiden Jokowi untuk membubarkan MUI setelah MUI mengeluarkan sikap atas penistaan agama oleh Ahok.
6. Menyebarkan ijazah Habib Rizieq sebagai Nabi Baru yang dikeluarkan MUI, dengan memplesetkan jadi Majelis Unyu Indonesia.
Sejumlah netizen mengapresiasi langkah FPI membongkar fitnah yang disebarkan oleh para pendukung Ahok tersebut. Mereka juga meminta agar para penyebar fitnah diproses hukum.
“Harusnya polisi tangkap yang penyebar berita itu, karena sudah membahayakan negara,” kata @suryadi_as.
“Kaum Ahok sepertinya emang sengaja ingin memecah belah NKRI dan penguasapun cuma diam,” kata @didimening. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Berikut ini enam fitnah dari pendukung Ahok yang dibongkar FPI melalui akun Twitter resmi @dpp_fpi, Rabu (19/10/2016):
1. Pendukung Ahok rupanya sudah stres, kalap & bahkan cenderung gila? Gubernur Papua mereka difitnah mau makar demi bela Ahok (sudah dibantah)
2. Menyebarkan berita palsu Panglima Perang Dayak siap mati demi Ahok (Sudah dibantah oleh Panglima Perang Suku Dayak)
3. Sebar berita dan foto hoax, pemuda NTT siap perang dengan FPI demi bela Ahok. (Padahal foto lama Fretilin di Timor Timur)
4. Menyebar foto Habib Rizieq berjabat tangan dengan Ahok (Padahal editan. Ini foto aslinya yang diedit)
5. Membuat petisi kepada Presiden Jokowi untuk membubarkan MUI setelah MUI mengeluarkan sikap atas penistaan agama oleh Ahok.
6. Menyebarkan ijazah Habib Rizieq sebagai Nabi Baru yang dikeluarkan MUI, dengan memplesetkan jadi Majelis Unyu Indonesia.
Sejumlah netizen mengapresiasi langkah FPI membongkar fitnah yang disebarkan oleh para pendukung Ahok tersebut. Mereka juga meminta agar para penyebar fitnah diproses hukum.
“Harusnya polisi tangkap yang penyebar berita itu, karena sudah membahayakan negara,” kata @suryadi_as.
“Kaum Ahok sepertinya emang sengaja ingin memecah belah NKRI dan penguasapun cuma diam,” kata @didimening. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Ipang Wahid Ungkap Pengedit Foto Habib Rizieq Jabat Tangan Ahok
Foto editan |
Setelah ditelusuri, ternyata foto tersebut hoax alias editan. (Baca: Gegerkan Dunia Maya, Foto Habieb Riziq Jabat Tangan Ahok Ternyata Hoax)
Aslinya, foto tersebut merupakan dua foto yang berbeda. Foto pertama, Ahok sedang berjabat tangan dengan Surya Paloh sambil tersenyum. Foto kedua, Habib Rizieq sedang tersenyum.
Dari foto pertama, Ahok dan jabat tangannya diambil, sedangkan foto Surya Paloh dihilangkan. Lalu digabungkan dengan foto Habieb Riziq yang dihilangkan foto tangannya lalu dimiringkan dan disesuaikan sedimikian rupa sehingga tampak Ahok dan Habieb Riziq saling berjabat tangan komando.
DPP FPI pun gerah dengan beredarnya foto hoax tersebut. Melalui akun Twitter resmi @dpp_fpi, disebutkan klarifikasi soal foto hoax tersebut.
4. Menyebar foto Habib Rizieq berjabat tangan dgn Ahok (Padahal editan. Ini foto aslinya yg diedit) #PendukungAhokKalap http://pic.twitter.com/9xExWdH83e— Front Pembela Islam (@DPP_FPI) 19 Oktober 2016
Lalu, siapa yang mengedit foto tersebut? Ipang Wahid mengungkapkan, foto editan tersebut adalah karya Agan Harahap.
“Ini memang karya mutakhir dari maestro photoshop namanya agan harahap kok...,” kata Ipang Wahid ketika diklarifikasi apakah foto tersebut editan.
Melalui akun Instagram Agan Harahap, pria yang disebut Ipang Wahid sebagai maestro photoshop itu mengunggah foto editan tersebut. Dan bukan kali ini saja ia mengedit foto. Di akun Instagram-nya, sangat banyak foto editan karyanya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Gegerkan Dunia Maya, Foto Habieb Riziq Jabat Tangan Ahok Ternyata Hoax
Sebuah foto menggegerkan dunia maya. Dalam foto itu tampak Imam Besar FPI Habib Rizieq Syihab berjabat tangan dengan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Tentu tidak sedikit netizen yang kaget, karena saat ini FPI getol menuntut agar Ahok diproses hukum terkait ucapannya seputar Surat Al Maidah ayat 51. Bahkan Habib Rizieq termasuk salah seorang tokoh yang memimpin demo ratusan ribu umat Islam menuntut Ahok diadili karena dinilai sudah melakukan tindakan penistaan agama.
Setelah ditelusuri, ternyata foto tersebut hoax alias editan. Aslinya, foto tersebut merupakan dua foto yang berbeda. Foto pertama, Ahok sedang berjabat tangan dengan Surya Paloh sambil tersenyum. Foto kedua, Habib Rizieq sedang tersenyum.
Dari foto pertama, Ahok dan jabat tangannya diambil, sedangkan foto Surya Paloh dihilangkan. Lalu digabungkan dengan foto Habieb Riziq yang dihilangkan foto tangannya lalu dimiringkan dan disesuaikan sedimikian rupa sehingga tampak Ahok dan Habieb Riziq saling berjabat tangan komando.
Foto hoax tersebut dikecam oleh sejumlah netizen.
“Tipuuuuuu mana mungkin habib mau seperti itu sm org yg telah menistakan Al Qur'an,” kata Baharuddin Manesa, Rabu (19/10/2016).
“Ini ulah manusia punya hobi fitnah...(foto editan),” kata Subiyantoro.
“Nih, foto asli. Ahok sm Surya Paloh. Event asli, berita asli. Dimuat di Tempo, tanggal sesuai yg ada di foto. Kenapa suka berbohong? Untuk apa? Demi apa?,” kata Niladewi Sri Pradnyautami.
DPP FPI pun gerah dengan beredarnya foto hoax tersebut. Melalui akun Twitter resmi @dpp_fpi, disebutkan klarifikasi soal foto hoax tersebut.[Ibnu K/Tarbiyah.net]
Tentu tidak sedikit netizen yang kaget, karena saat ini FPI getol menuntut agar Ahok diproses hukum terkait ucapannya seputar Surat Al Maidah ayat 51. Bahkan Habib Rizieq termasuk salah seorang tokoh yang memimpin demo ratusan ribu umat Islam menuntut Ahok diadili karena dinilai sudah melakukan tindakan penistaan agama.
Setelah ditelusuri, ternyata foto tersebut hoax alias editan. Aslinya, foto tersebut merupakan dua foto yang berbeda. Foto pertama, Ahok sedang berjabat tangan dengan Surya Paloh sambil tersenyum. Foto kedua, Habib Rizieq sedang tersenyum.
Dari foto pertama, Ahok dan jabat tangannya diambil, sedangkan foto Surya Paloh dihilangkan. Lalu digabungkan dengan foto Habieb Riziq yang dihilangkan foto tangannya lalu dimiringkan dan disesuaikan sedimikian rupa sehingga tampak Ahok dan Habieb Riziq saling berjabat tangan komando.
Foto hoax tersebut dikecam oleh sejumlah netizen.
“Tipuuuuuu mana mungkin habib mau seperti itu sm org yg telah menistakan Al Qur'an,” kata Baharuddin Manesa, Rabu (19/10/2016).
“Ini ulah manusia punya hobi fitnah...(foto editan),” kata Subiyantoro.
“Nih, foto asli. Ahok sm Surya Paloh. Event asli, berita asli. Dimuat di Tempo, tanggal sesuai yg ada di foto. Kenapa suka berbohong? Untuk apa? Demi apa?,” kata Niladewi Sri Pradnyautami.
DPP FPI pun gerah dengan beredarnya foto hoax tersebut. Melalui akun Twitter resmi @dpp_fpi, disebutkan klarifikasi soal foto hoax tersebut.[Ibnu K/Tarbiyah.net]
4. Menyebar foto Habib Rizieq berjabat tangan dgn Ahok (Padahal editan. Ini foto aslinya yg diedit) #PendukungAhokKalap http://pic.twitter.com/9xExWdH83e— Front Pembela Islam (@DPP_FPI) 19 Oktober 2016
Hanya Karena Minta Suara Musik Dikecilkan Saat Adzan, Muadzin Masjid Ini Ditangkap
Seorang muadzin ditangkap aparat keamanan. Penyebabnya, ia meminta suara musik dikecilkan saat memasuki adzan Dzuhur.
Muadzin ini bernama Eka Ramadhana dari Masjid Muhsinin Labuhan Baru Sumatera Utara. Ia meminta panitia perayaan HUT ke-71 Kabupaten Labuhan Baru mengecilkan suara musik saat memasuki waktu adzan Dzuhur.
Namun, seperti dilansir Medansatu.com, panitia tetap melangsungkan kegiatan yang telah masuk persembahan tarian berbagai etnis. Padahal suara adzan dari Masjid Muhsinin yang hanya berjarak sekitar 20 meter berkumandang.
Karena musik yang berasal dari acara HUT Kabupaten itu sangat keras, Ramadhana mendatangi protokol di atas pentas dan meminta agar acara dihentikan sementara. Namun protokol menyarankannya agar menemui panitia di bagian podium.
Karena sarannya tidak didengarkan pihak panitia, Ramadhana kembali ke Masjid untuk menunaikan Sholat Dhuhur. Saat melangkah menuju arah masjid Muhsinin, Ramadhana malah dikejar puluhan panitia, sejumlah petugas dari Satpol PP serta aparat dari Mapolres Labuhanbatu. Petugas membawanya dengan cara mengapit lehernya.
Aksi pengamanan Ramadhana akhirnya menghebohkan masyarakat. Puluhan warga akhirnya mendatangi Mapolres Labuhanbatu, meminta agar Ramadhana dilepaskan.
Saat ditemui wartawan di rumahnya, Ramadhana mengaku, awalnya ia meminta kepada panitia di pentas agar suara musik dikecilkan, karena adzan sedang berkumandang. Namun dia disarankan menemui panitia di tribun utama, tempat di mana undangan duduk.
Setelah ditemuinya dan kembali menyarankan agar suara sound system dikecilkan, oknum petugas Satpol PP malah memarahinya. Di sanalah terjadi argumen, hingga akhirnya dia dikejar puluhan panitia maupun aparat polisi.
“Saya hanya minta suara loudspekernya dikecilkan, karena pas adzan, tapi malah dimarahi. Tidak ada saya memaki, cuma pas mau shalat saya dikejar, ya larilah saya dan ditangkap ramai-ramai,” ujar Ramadhana seperti dikutip Islamedia.
Sejumlah warga pun menyesalkan sikap panitia. Mereka beranggapan panitia yang dipercayakan menggelar acara tidak mempertimbangkan waktu adzan shalat Dzuhur.
“Bikin malu saja panitianya, apa pun ceritanya itu kesalahan panitia. Seharusnya panitia tahu itu jam shalat. Masak tak dipikirkan suara adzan dari dua masjid tadi, saya saja mendengarnya, jelas kalipun. Selaku PNS sayapun malu,” kata seorang PNS.
Sementara Bupati Pemkab Labuhanbatu, H Pangonal Harahap dimintai tanggapan sesaat akan memasuki mobil usai acara mengatakan itu merupakan bukan insiden. “Itu bukan insiden, cuma hanya kekhilafan. Sudah saya panggil tadi panitianya,” kata Pangonal. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Muadzin ini bernama Eka Ramadhana dari Masjid Muhsinin Labuhan Baru Sumatera Utara. Ia meminta panitia perayaan HUT ke-71 Kabupaten Labuhan Baru mengecilkan suara musik saat memasuki waktu adzan Dzuhur.
Namun, seperti dilansir Medansatu.com, panitia tetap melangsungkan kegiatan yang telah masuk persembahan tarian berbagai etnis. Padahal suara adzan dari Masjid Muhsinin yang hanya berjarak sekitar 20 meter berkumandang.
Karena musik yang berasal dari acara HUT Kabupaten itu sangat keras, Ramadhana mendatangi protokol di atas pentas dan meminta agar acara dihentikan sementara. Namun protokol menyarankannya agar menemui panitia di bagian podium.
Karena sarannya tidak didengarkan pihak panitia, Ramadhana kembali ke Masjid untuk menunaikan Sholat Dhuhur. Saat melangkah menuju arah masjid Muhsinin, Ramadhana malah dikejar puluhan panitia, sejumlah petugas dari Satpol PP serta aparat dari Mapolres Labuhanbatu. Petugas membawanya dengan cara mengapit lehernya.
Aksi pengamanan Ramadhana akhirnya menghebohkan masyarakat. Puluhan warga akhirnya mendatangi Mapolres Labuhanbatu, meminta agar Ramadhana dilepaskan.
Saat ditemui wartawan di rumahnya, Ramadhana mengaku, awalnya ia meminta kepada panitia di pentas agar suara musik dikecilkan, karena adzan sedang berkumandang. Namun dia disarankan menemui panitia di tribun utama, tempat di mana undangan duduk.
Setelah ditemuinya dan kembali menyarankan agar suara sound system dikecilkan, oknum petugas Satpol PP malah memarahinya. Di sanalah terjadi argumen, hingga akhirnya dia dikejar puluhan panitia maupun aparat polisi.
“Saya hanya minta suara loudspekernya dikecilkan, karena pas adzan, tapi malah dimarahi. Tidak ada saya memaki, cuma pas mau shalat saya dikejar, ya larilah saya dan ditangkap ramai-ramai,” ujar Ramadhana seperti dikutip Islamedia.
Sejumlah warga pun menyesalkan sikap panitia. Mereka beranggapan panitia yang dipercayakan menggelar acara tidak mempertimbangkan waktu adzan shalat Dzuhur.
“Bikin malu saja panitianya, apa pun ceritanya itu kesalahan panitia. Seharusnya panitia tahu itu jam shalat. Masak tak dipikirkan suara adzan dari dua masjid tadi, saya saja mendengarnya, jelas kalipun. Selaku PNS sayapun malu,” kata seorang PNS.
Sementara Bupati Pemkab Labuhanbatu, H Pangonal Harahap dimintai tanggapan sesaat akan memasuki mobil usai acara mengatakan itu merupakan bukan insiden. “Itu bukan insiden, cuma hanya kekhilafan. Sudah saya panggil tadi panitianya,” kata Pangonal. [Siyasa/Tarbiyah.net]
MUI Dituduh Berpolitik, Jawaban KH Ma’ruf Amin Ini Bungkam Pendukung Ahok
Majelis Ulama Indonesia (MUI) dituduh telah memasuki wilayah politik. Bahkan, Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menuding MUI telah berpolitik dalam kekuasaan. Buktinya, MUI mengeluarkan pernyataan sikap terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51.
Menurut Bonar, surat yang dikeluarkan MUI tersebut bukanlah fatwa agama. Menurutnya, surat MUI itu bernuansa politik karena dikeluarkan beberapa saat setelah Agus Harimurti berkunjung ke lembaga tersebut.
"Karena Agus Harimurti datang ke kantor Ma'ruf Amin (ketua umum MUI, red), ada dugaan kuat itu (rekomendasi soal Ahok, red) program tersendiri. Setara mengatakan MUI berpolitik," kata Bonar pada diskusi bertema Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (16/10/2016).
Menanggapi tuduhan semacam itu, Ketua Umum MUI memiliki jawaban yang mampu membungkam pihak-pihak yang menuduhnya.
“MUI tidak memasuki wilayah politik. Namun Ahok yang mencampuri wilayah MUI,” kata KH Ma’ruf Amin seperti dikutip akun Twitter @Dakwah_Kampus, Senin (17/10/2016).
Seperti diketahui, menafsirkan atau menjelaskan maksud ayat Al Quran adalah wilayah para ulama. Namun, Ahok telah menafsirkan Surat Al Maidah ayat 51 secara pribadi serta mengutip ayat itu sehingga melukai perasaan umat Islam di berbagai wilayah di nusantara. Bahkan dunia Islam internasional pun mengecam pernyataan Ahok tersebut. (Baca: Ikatan Ulama Internasional Tuntut Ahok Diadili)
Menurut Bonar, surat yang dikeluarkan MUI tersebut bukanlah fatwa agama. Menurutnya, surat MUI itu bernuansa politik karena dikeluarkan beberapa saat setelah Agus Harimurti berkunjung ke lembaga tersebut.
"Karena Agus Harimurti datang ke kantor Ma'ruf Amin (ketua umum MUI, red), ada dugaan kuat itu (rekomendasi soal Ahok, red) program tersendiri. Setara mengatakan MUI berpolitik," kata Bonar pada diskusi bertema Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (16/10/2016).
Menanggapi tuduhan semacam itu, Ketua Umum MUI memiliki jawaban yang mampu membungkam pihak-pihak yang menuduhnya.
“MUI tidak memasuki wilayah politik. Namun Ahok yang mencampuri wilayah MUI,” kata KH Ma’ruf Amin seperti dikutip akun Twitter @Dakwah_Kampus, Senin (17/10/2016).
Seperti diketahui, menafsirkan atau menjelaskan maksud ayat Al Quran adalah wilayah para ulama. Namun, Ahok telah menafsirkan Surat Al Maidah ayat 51 secara pribadi serta mengutip ayat itu sehingga melukai perasaan umat Islam di berbagai wilayah di nusantara. Bahkan dunia Islam internasional pun mengecam pernyataan Ahok tersebut. (Baca: Ikatan Ulama Internasional Tuntut Ahok Diadili)
Surveinya Bocor Arahkan Pilih Ahok, Charta Politika Rilis Klarifikasi
Media sosial heboh setelah Politisi Partai Demokrat Andi Arief membocorkan salah satu lembar survei Charta Politika yang pertanyaannya mengarahkan responden untuk memilih Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Apalagi Direktur Eksekutif Charta Politika dikenal juga sebagai konsultan Ahok.
Daftar kuisoner itu, antara lain, "1. Jakarta maju karena Ahok; 2. Tidak ada figur yang lebih baik memimpin Jakarta selain Ahok; 3. Semua hal jelek yang dituduhkan kepada Ahok tidak benar; 4. Bapak/Ibu membela Ahok jika ada yang menjelekkan; 5. Bapak/Ibu memilih Ahok tidak peduli agamanya apa."
Menyikapi lembaga surveinya menjadi bahan perbincangan seperti itu, Yunarto Wijaya pun memberikan klarifikasi melalui Twitter.
Yunarto pun menjelaskan bocornya survei itu.
"Silakan liat TL @ChartaPolitika utk lihat #KlarifikasiCharta terkait postingan foto PENGGALAN kuesioner dari @AndiArief_AA :)," kata Yunarto melalui akun @yunartowijaya.
Akun @chartapolitika pun akhirnya membuat klarifikasi setelah rencana survei itu bocor ke publik. Berikut ini klarifikasinya seperti dikutip Republika.
"Sejak ramainya postingan POTONGAN FOTO kuisioner survei Charta via twitter @AndiArief_AA Berikut ini poin2 #KlarifikasiCharta."
"2.Metodologi yg digunakan stratified random sampling #KlarifikasiCharta."
"3.Survei hanya dilakukan di bbrp kecamatan terpilih & bkn merupkan survei provinsi DKI Jakarta scr menyeluruh #KlarifikasiCharta."
"4.Survei dilakukan utk kebuthan pemetaan data di kecamatan2 terpilih #KlarifikasiCharta."
"5. Keg Survei yg kami lakukan dibekali izin resmi Kemendagri Pusat & BPTSP DKI Jakarta #KlarifikasiCharta https://t.co/e8zlEBqgNt."
"6.POTONGAN FOTO kuisioner yg diposting @AndiArief_AA hsl perebutan paksa dr surveyor kami oleh Ketua RT Kel. Lebak Bulus #KlarifikasiCharta."
"7.POTONGAN FOTO oleh @AndiArief_AA jk dibaca lbh teliti tertulis, hanya ditanyakan kpd responden yg MEMILIH Basuki-Djarot #KlarifikasiCharta."
"8.Di pertanyaan selanjutnya, dilakukan pula pendalaman pertanyaan kpd responden pemilih selain Basuki-Djarot #KlarifikasiCharta."
"9.Pertanyaan seperti ini biasa dilakukan saat survey utk menggali karakteristik pemilih masing2 calon #KlarifikasiCharta."
"10.Yang membuat menjadi ramai, postingan POTONGAN FOTO oleh @AndiArief_AA tdk ditampilkan secara utuh #KlarifikasiCharta."
"11.Beberapa kali ada pihak yg ingin menjatuhkan kredibilitas survei Charta dgn mengedit data kami oleh pihak2 tertentu #KlarifikasiCharta."
"12.Hasil Survei Charta Pra Pileg 2014 & Pilkada Jakarta Maret 2016, juga pernah diedit demi kepentingan pihak tertentu #KlarifikasiCharta https://t.co/Rb0eXsuo7t."
"13.Sekian #KlarifikasiCharta terkait postingan POTONGAN FOTO kuisioner Charta Politika."
Sebelumnya, Andi Arief menyindir survei Charta Politika yang mengarahkan responden untuk memuji kinerja dan memilih Ahok. "Mantap juga ini pertanyaan survei charta politica, kita tunggu aja hasilnya. In telek tual kita."
Daftar kuisoner itu, antara lain, "1. Jakarta maju karena Ahok; 2. Tidak ada figur yang lebih baik memimpin Jakarta selain Ahok; 3. Semua hal jelek yang dituduhkan kepada Ahok tidak benar; 4. Bapak/Ibu membela Ahok jika ada yang menjelekkan; 5. Bapak/Ibu memilih Ahok tidak peduli agamanya apa."
Menyikapi lembaga surveinya menjadi bahan perbincangan seperti itu, Yunarto Wijaya pun memberikan klarifikasi melalui Twitter.
Yunarto pun menjelaskan bocornya survei itu.
"Silakan liat TL @ChartaPolitika utk lihat #KlarifikasiCharta terkait postingan foto PENGGALAN kuesioner dari @AndiArief_AA :)," kata Yunarto melalui akun @yunartowijaya.
Akun @chartapolitika pun akhirnya membuat klarifikasi setelah rencana survei itu bocor ke publik. Berikut ini klarifikasinya seperti dikutip Republika.
"Sejak ramainya postingan POTONGAN FOTO kuisioner survei Charta via twitter @AndiArief_AA Berikut ini poin2 #KlarifikasiCharta."
"2.Metodologi yg digunakan stratified random sampling #KlarifikasiCharta."
"3.Survei hanya dilakukan di bbrp kecamatan terpilih & bkn merupkan survei provinsi DKI Jakarta scr menyeluruh #KlarifikasiCharta."
"4.Survei dilakukan utk kebuthan pemetaan data di kecamatan2 terpilih #KlarifikasiCharta."
"5. Keg Survei yg kami lakukan dibekali izin resmi Kemendagri Pusat & BPTSP DKI Jakarta #KlarifikasiCharta https://t.co/e8zlEBqgNt."
"6.POTONGAN FOTO kuisioner yg diposting @AndiArief_AA hsl perebutan paksa dr surveyor kami oleh Ketua RT Kel. Lebak Bulus #KlarifikasiCharta."
"7.POTONGAN FOTO oleh @AndiArief_AA jk dibaca lbh teliti tertulis, hanya ditanyakan kpd responden yg MEMILIH Basuki-Djarot #KlarifikasiCharta."
"8.Di pertanyaan selanjutnya, dilakukan pula pendalaman pertanyaan kpd responden pemilih selain Basuki-Djarot #KlarifikasiCharta."
"9.Pertanyaan seperti ini biasa dilakukan saat survey utk menggali karakteristik pemilih masing2 calon #KlarifikasiCharta."
"10.Yang membuat menjadi ramai, postingan POTONGAN FOTO oleh @AndiArief_AA tdk ditampilkan secara utuh #KlarifikasiCharta."
"11.Beberapa kali ada pihak yg ingin menjatuhkan kredibilitas survei Charta dgn mengedit data kami oleh pihak2 tertentu #KlarifikasiCharta."
"12.Hasil Survei Charta Pra Pileg 2014 & Pilkada Jakarta Maret 2016, juga pernah diedit demi kepentingan pihak tertentu #KlarifikasiCharta https://t.co/Rb0eXsuo7t."
"13.Sekian #KlarifikasiCharta terkait postingan POTONGAN FOTO kuisioner Charta Politika."
Sebelumnya, Andi Arief menyindir survei Charta Politika yang mengarahkan responden untuk memuji kinerja dan memilih Ahok. "Mantap juga ini pertanyaan survei charta politica, kita tunggu aja hasilnya. In telek tual kita."
Ahok Sebut Video Dipotong, Bareskrim: Durasi Panjang dan Pendek Tidak Berbeda
Brigjen Pol Agus Andrianto (Aktual.com) |
Seperti diketahui, Penyidik Bareskrim Polri telah memeriksa sejumlah saksi terkait kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok di Kepulauan Seribu. Sejumlah saksi yang diperiksa pada Ahad (16/10/2016) kemarin menyatakan bahwa Ahok memang mengutip surah Al Maidah saat bertatap muka dengan warga.
“Iya memang (Ahok) mengucapkan kalimat seperti itu. Kan kita cuma membuktikan, oh benar bahwa pada saat itu Pak Ahok ada ngomong seperti itu,” kata Andrianto, Senin (17/10/2016), seperti dikutip Aktual.com.
Meskipun demikian, pihaknya tidak bisa memutuskan karena harus menunggu keterangan resmi dari forensik yang tengah memeriksa video tersebut.
Saat diminta penegasan soal berapa banyak perbedaan antara editan dan video yang asli, Andrianto menuturkan bahwa tidak begitu banyak perbedaan.
“Durasi panjang dan durasi pendek tidak ada beda kan ya, tapi kan saya tidak bisa mengatakan seperti itu. Nanti tunggu forensik,” kata Andrianto. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Bonar Tigor Naipospos Tuding MUI Berpolitik dalam Kekuasaan
Wakil Ketua Setara Institute Bonar Tigor Naipospos menuding Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah berpolitik dalam kekuasaan. Buktinya, MUI mengeluarkan pernyataan sikap terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51.
Menurut Bonar, surat yang dikeluarkan MUI tersebut bukanlah fatwa agama. Menurutnya, surat MUI itu bernuansa politik karena dikeluarkan beberapa saat setelah Agus Harimurti berkunjung ke lembaga tersebut.
"Karena Agus Harimurti datang ke kantor Ma'ruf Amin (ketua umum MUI, red), ada dugaan kuat itu (rekomendasi soal Ahok, red) program tersendiri. Setara mengatakan MUI berpolitik," kata Bonar pada diskusi bertema Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (16/10/2016) seperti dikutip JPNN.
Bonar mengakui, MUI memang memiliki hak dan kewenangan untuk mengeluarkan fatwa. Namun ia meminta agar fatwa yang dikeluarkan tidak bersifat diskriminatif dan menyulut kebencian.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonsia (MUI) telah mengeluarkan sikap resmi terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. (Baca: MUI Keluarkan Sikap Resmi Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, Ini Isinya)
MUI menyatakan bahwa Ahok telah menghina Al Quran dan menghina ulama. Karenanya MUI merekomendasikan Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Menurut Bonar, surat yang dikeluarkan MUI tersebut bukanlah fatwa agama. Menurutnya, surat MUI itu bernuansa politik karena dikeluarkan beberapa saat setelah Agus Harimurti berkunjung ke lembaga tersebut.
"Karena Agus Harimurti datang ke kantor Ma'ruf Amin (ketua umum MUI, red), ada dugaan kuat itu (rekomendasi soal Ahok, red) program tersendiri. Setara mengatakan MUI berpolitik," kata Bonar pada diskusi bertema Posisi MUI dalam Hukum Islam dan Hukum Indonesia di Cikini, Jakarta Pusat, Ahad (16/10/2016) seperti dikutip JPNN.
Bonar mengakui, MUI memang memiliki hak dan kewenangan untuk mengeluarkan fatwa. Namun ia meminta agar fatwa yang dikeluarkan tidak bersifat diskriminatif dan menyulut kebencian.
Sebelumnya, Majelis Ulama Indonsia (MUI) telah mengeluarkan sikap resmi terkait ucapan Ahok seputar Surat Al Maidah 51 di Kepulauan Seribu. (Baca: MUI Keluarkan Sikap Resmi Soal Ucapan Ahok Terkait Al Maidah 51, Ini Isinya)
MUI menyatakan bahwa Ahok telah menghina Al Quran dan menghina ulama. Karenanya MUI merekomendasikan Aparat penegak hukum wajib menindak tegas setiap orang yang melakukan penodaan dan penistaan Al-Quran dan ajaran agama Islam serta penghinaan terhadap ulama dan umat Islam sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Beredar Video Nusron Wahid Main Gaple Sama Wanita, Netizen: Jadi Ini Pengkritik Ulama?
Sebuah video menggegerkan media sosial. Pasalnya, video yang tersebut berisi Nusron Wahid, koordinator pemenangan Pemilu Partai Golkar yang belakangan ini terkenal karena mengkritik para ulama melalui acara ILC.
Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik ini tampak Nusron Wahid sedang bermain gaple bersama seorang wanita dan sejumlah pria. Musik dangdut mengiringi permainan tersebut.
“Jadi Ahok menang gak nih, Pak Nusron?” terdengar beberapa kali pertanyaan kepada Nusron terkait Ahok.
Jawaban Nusron tidak begitu terdengar jelas. Terkesan Nusron tidak terlalu fokus dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Ahok karena terlihat asyik dengan permainan gaple tersebut.
Sontak, video yang diunggah pada Senin (17/10/2016) oleh Umaier Khaz di akun Facebook pribadinya tersebut menjadi viral.
Hingga berita ini dimuat, video tersebut telah dilihat 50 ribu kali. Ratusan komentar meramaikan video tersebut. Banyak yang mempersoalkan profil Nusron yang sudah berani mengkritik ulama secara tidak sopan.
“Ternyata, Allah punya cara sendiri untuk membuka kedok manusia ini. Ucapan, sorot mata, perilakunya di depan para ulama sudah cukup sebenarnya menunjukkan jati diri pemain gaple yang nyaman sekali duduk dengan wanita bukan mahramnya dan sedang asyik masyuk mendengarkan musik dangdut ini,” kata Umaiet Khaz.
“Giliran sama teman main gaple senyam senyum giliran bicara sama ulama matanya sampe mau loncat....,” kata Achmad Baruddin.
“Pantesan dibelain sampe mencret2 si Ahok. Biar hobinya bisa disalurkan,” kata Chairul Anwar.
“Bagi dia, main kartu, ikhtilath dengan wanita, dengar musik ga haram kali... Wong mencela ulama juga,” kata Rika.
Namun, ada juga yang membela Nusron dengan alasan main gaple tidak haram.
“Gak ada yg salah tuh, main gaple gak apa2 yg penting gak taruhan uang (itu kebiasaan orang jawa kalau ngumpul di hajatan). masalah duduk, jaraknya apa bedanya dgn duduk di terminal atau tempat fasilitas umum. Terus apa salahnya dengarkan musik dangdut,” kata Marco Van Bisri. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Dalam video berdurasi 2 menit 50 detik ini tampak Nusron Wahid sedang bermain gaple bersama seorang wanita dan sejumlah pria. Musik dangdut mengiringi permainan tersebut.
“Jadi Ahok menang gak nih, Pak Nusron?” terdengar beberapa kali pertanyaan kepada Nusron terkait Ahok.
Jawaban Nusron tidak begitu terdengar jelas. Terkesan Nusron tidak terlalu fokus dengan pertanyaan-pertanyaan seputar Ahok karena terlihat asyik dengan permainan gaple tersebut.
Sontak, video yang diunggah pada Senin (17/10/2016) oleh Umaier Khaz di akun Facebook pribadinya tersebut menjadi viral.
Hingga berita ini dimuat, video tersebut telah dilihat 50 ribu kali. Ratusan komentar meramaikan video tersebut. Banyak yang mempersoalkan profil Nusron yang sudah berani mengkritik ulama secara tidak sopan.
“Ternyata, Allah punya cara sendiri untuk membuka kedok manusia ini. Ucapan, sorot mata, perilakunya di depan para ulama sudah cukup sebenarnya menunjukkan jati diri pemain gaple yang nyaman sekali duduk dengan wanita bukan mahramnya dan sedang asyik masyuk mendengarkan musik dangdut ini,” kata Umaiet Khaz.
“Giliran sama teman main gaple senyam senyum giliran bicara sama ulama matanya sampe mau loncat....,” kata Achmad Baruddin.
“Pantesan dibelain sampe mencret2 si Ahok. Biar hobinya bisa disalurkan,” kata Chairul Anwar.
“Bagi dia, main kartu, ikhtilath dengan wanita, dengar musik ga haram kali... Wong mencela ulama juga,” kata Rika.
Namun, ada juga yang membela Nusron dengan alasan main gaple tidak haram.
“Gak ada yg salah tuh, main gaple gak apa2 yg penting gak taruhan uang (itu kebiasaan orang jawa kalau ngumpul di hajatan). masalah duduk, jaraknya apa bedanya dgn duduk di terminal atau tempat fasilitas umum. Terus apa salahnya dengarkan musik dangdut,” kata Marco Van Bisri. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Santri yang Lumpuh dan Tunanetra Ini Selalu Qiyamullail Lebih Awal dari Santri Lainnya
Punto, namanya. Semangatnya untuk beribadah pantas membuat kita iri. Meskipun lumpuh dan tidak bisa melihat (tunanetra), ia selalu bangun dan shalat malam lebih awal daripada santri yang lain.
Punto merupakan salah satu santri KH Abdullah Gymnastiar. Diam-diam, pihak Pesantren Daarut Tauhid merekam saat Punto shalat malam di saat santri yang lain masih tidur. Rekaman itu kemudian diunggah Aa Gym ke internet melalui akun Twitter pribadinya.
“Ini sahabat punto santri yg tunanetra Dan lumpuh selalu bangun dan sholat malam lebih awal daripada santri yg lain,” tulis pengasuh Pesantren Daarut Tauhid itu melalui akun @aagym, Senin (17/10/2016), sembari mengunggah video Punto sedang menunaikan shalat malam.
Dalam video berdurasi 18 detik itu, tampak Punto mengerjakan shalat malam dengan duduk, sementara di samping dan di belakang Punto, tampak sejumlah santri masih tidur.
Video itu pun membuat banyak pengguna Twitter kagum dengan semangat ibadah Punto.
@aagym subhnallah,,kita yang di anugrahi tubuh sempurna jadi malu,” kata @marniarul123.
“@aagym subhanallah, saya jadi malu melihat diri saya,” kata @Rujito_AAU89.
“@aagym Subhanalloh..kita jadi malu kenapa kita yang sehat dan sempurna tidak bisa seperti beliau..semoga kita bisa mencontoh,” kata aguskuswandi2.
Punto merupakan salah satu santri KH Abdullah Gymnastiar. Diam-diam, pihak Pesantren Daarut Tauhid merekam saat Punto shalat malam di saat santri yang lain masih tidur. Rekaman itu kemudian diunggah Aa Gym ke internet melalui akun Twitter pribadinya.
“Ini sahabat punto santri yg tunanetra Dan lumpuh selalu bangun dan sholat malam lebih awal daripada santri yg lain,” tulis pengasuh Pesantren Daarut Tauhid itu melalui akun @aagym, Senin (17/10/2016), sembari mengunggah video Punto sedang menunaikan shalat malam.
Dalam video berdurasi 18 detik itu, tampak Punto mengerjakan shalat malam dengan duduk, sementara di samping dan di belakang Punto, tampak sejumlah santri masih tidur.
Video itu pun membuat banyak pengguna Twitter kagum dengan semangat ibadah Punto.
@aagym subhnallah,,kita yang di anugrahi tubuh sempurna jadi malu,” kata @marniarul123.
“@aagym subhanallah, saya jadi malu melihat diri saya,” kata @Rujito_AAU89.
“@aagym Subhanalloh..kita jadi malu kenapa kita yang sehat dan sempurna tidak bisa seperti beliau..semoga kita bisa mencontoh,” kata aguskuswandi2.
Ini sahabat punto santri yg tunanetra Dan lumpuh selalu bangun dan sholat malam lebih awal daripada santri yg lain http://pic.twitter.com/TttbOpFgFh— Abdullah Gymnastiar (@aagym) 17 Oktober 2016