Posted by : Slamet
Rabu, 12 Oktober 2016
Ustadz Yusuf mansur mengaku menangis sedih melihat Nusron Wahid tampil arogan menghina serta merendahkan ulama di acara ILC TV One, Selasa (11/10/2016) malam.
Dai kondang pemimpin Pesantren Daarul Quran itu pun mengingatkan para pemuda agar menghormati para orangtua terutama ulama; tidak meninggikan suara apalagi melotot dan mengomeli ulama.
Berikut ini ungkapan kesedihan Ustadz Yusuf Mansur yang ditulisnya melalui akun Instagram, seperti dikutip Islamedia:
Bismillaah... Saya dan kita semua, berdoa, dan doakan Pak Haji Nusron. Supaya tidak amarah. Apalagi sampe penuh amarah, tidak arogan, menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci. Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?
Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama-sama ummat Nabi, adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh.
Jadi, saling meluruskan, boleh. Saling menasihati boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap, satu sama lain, maka itu yang ga boleh. Harus karena Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem. Saya pribadi, banyak-banyak minta didoakan.
Bertambah lagi pelajaran untuk saya anak bawang ini. Untuk menghargai orang-orang tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang. Yang kelak akan jadi value tersendiri. Value yang ngeri kalau jadi standar anak-anak muda. Oh boleh ya? Melotot dan ngomelin ulama? Ngeri sekali.
Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berarti, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman.
Sedang, satu ulama saja, "beracun dagingnya". Maksudnya gmn? Jika kita ga suka, apalagi sampe merendahkan, membenci, ribut, sama ulama, maka kitalah yang terbunuh. Kitalah yang sakit. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jadi ladang amal untuk berdoa, mendoakan, dan minta didoakan.
Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini.
Selain tulisan, beredar pula video Ustadz Yusuf Mansur menangis sembari berpesan kepada para pemuda agar tidak melotot dan merendahkan para ulama.
Dai kondang pemimpin Pesantren Daarul Quran itu pun mengingatkan para pemuda agar menghormati para orangtua terutama ulama; tidak meninggikan suara apalagi melotot dan mengomeli ulama.
Berikut ini ungkapan kesedihan Ustadz Yusuf Mansur yang ditulisnya melalui akun Instagram, seperti dikutip Islamedia:
Bismillaah... Saya dan kita semua, berdoa, dan doakan Pak Haji Nusron. Supaya tidak amarah. Apalagi sampe penuh amarah, tidak arogan, menghargai ulama, menghargai para guru, yang dari para gurunyalah Nusron bs baca Ayat Suci. Kalau bukan dari para guru dan para ulama, yang terus bersambung kepada Rasul, darimana beliau dan kita semua bisa tau baca dan paham makna ayat demi ayat?
Satu hal. Nusron sahabat kita. Sama-sama ummat Nabi, adalah salah kalau kita yang malah saling berperang. Adalah salah kalau kita yang malah saling menyerang. Semoga tidak perlu lagi di antara kita saling menyerang sendiri. Jangan ampe salah milih musuh.
Jadi, saling meluruskan, boleh. Saling menasihati boleh. Tapi jadi saling bertikai, meledek, merendahkan, tidak menganggap, satu sama lain, maka itu yang ga boleh. Harus karena Allah semua. Dan yang terpenting, saling doa. Jangan biarkan justru kita yang saling berantem. Saya pribadi, banyak-banyak minta didoakan.
Bertambah lagi pelajaran untuk saya anak bawang ini. Untuk menghargai orang-orang tua, utamanya para guru dan ulama. Tidak meninggikan suara di hadapan ulama. Apalagi disaksikan jutaan orang. Yang kelak akan jadi value tersendiri. Value yang ngeri kalau jadi standar anak-anak muda. Oh boleh ya? Melotot dan ngomelin ulama? Ngeri sekali.
Jangan sampe saya malah menghina dan merendahkan ulama, tanpa batas. Semua ulama jadinya. Dan itu berarti, ulama terdahulu, sampe ulama akhir zaman.
Sedang, satu ulama saja, "beracun dagingnya". Maksudnya gmn? Jika kita ga suka, apalagi sampe merendahkan, membenci, ribut, sama ulama, maka kitalah yang terbunuh. Kitalah yang sakit. Kitalah yang hancur. Kualat kalo bahasa gampangnya mah. Ini pelajaran tambahan lagi buat saya setelah liat rekaman ILC. Selain jadi ladang amal untuk berdoa, mendoakan, dan minta didoakan.
Terus terang, saya nangis. Yaa Allah, selamatkan ummatnya Nabi ini. Apalagi ini Bulan Suci. Yaaa Allah, tolong lah kami. Hilangkan semua penyebab kami menjadi gaduh ini.
Selain tulisan, beredar pula video Ustadz Yusuf Mansur menangis sembari berpesan kepada para pemuda agar tidak melotot dan merendahkan para ulama.