Posted by : Slamet
Selasa, 19 September 2017
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo (Jakartagreater.com) |
Meskipun ada pihak yang keberatan film G30S/PKI diputar ulang, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo tetap keukeuh memerintahkan nobar film sejarah itu. Apa yang menggerakkan Panglima TNI memerintahkan pemutaran film tersebut? Video ini jawabannya.
“Apa yang menggerakkan Jenderal memerintahkan itu (pemutaran film G30S/PKI, red) sementara banyak pihak mengatakan keberatan film itu diputar ulang karena menurut mereka film itu tidak akurat dan banyak yang dibelokkan,” tanya Karni Ilyas kepada Jenderal Gatot pada Indonesia Lawyers Club (ILC) TVOne, Selasa (19/9/2017) malam.
Jenderal Gatot menegaskan, nobar film G30S/PKI di kalangan prajurit merupakan kewenangannya sebagai Panglima TNI.
Kedua, Jenderal Gatot melihat ada upaya penyesatan sejarah dengan dihapuskannya sejarah pemberontakan PKI di sekolah-sekolah.
“Yang kedua, untuk sama-sama kita ketahui dan pertanyaan besar bagi saya, mengapa sejak tahun 2008 sampai dengan saat ini pelajaran sejarah tentang pemberontakan PKI di Indonesia tidak diajarkan lagi. Bukankah itu adalah upaya-upaya penyesatan, penghapusan, pembodohan tentang sejarah?” kata Jenderal Gatot.
“Padahal sejarah sangat berguna bagi kehidupan manusia. Presiden Soekarno, presiden pertama, pernah mengatakan bahwa dengan belajar sejarah kita bisa menemukan hukum-hukum kehidupan manusia. Berdasarkan itu, dengan menonton film, tujuannya adalah upaya untuk memahami sejarah bangsa dan mengambil pelajaran dari sejarah tersebut agar peristiwa yang sangat memilukan, peristiwa hitam yang sangat keji yang merupakan tragedi tidak terulang lagi. Dan mengajak segenap bangsa terutama generasi muda dengan jernih memahami masa lalu dan sejarah bangsanya,” lanjutnya.
Lebih jauh ia menegaskan, ketika upaya memaksakan ideologi lain termasuk komunis, akan terjadi tragedi yang memilukan sebagaimana peristiwa G30S/PKI.
“Ketika ada dari bagian dari bangsa ini memikirkan dan mencoba memaksakan ideologi lain selain Pancasila, apapun itu termasuk komunis, yang akan terjadi adalah tragedi yang memilukan. Inilah yang sebenarnya ingin saya sampaikan bersama jajaran TNI untuk memperkokoh keyakinan tidak ada ideologi lain yang lebih tepat bagi bangsa yang sangat majemuk ini, bangsa yang bhinneka tunggal ika, selain Pancasila,” tandasnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]