Posted by : Slamet
Sabtu, 30 September 2017
DN Aidit saat kampanye 1955 (Wikipedia) |
Sebagai pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI), DN Aidit dianggap sebagai orang yang paling bertanggungjawab atas pengkhianatan G30S/PKI. Tidak hanya para jenderal pahlawan revolusi, para ulama dan umat Islam juga menjadi korban pengkhianatan PKI.
Misalnya penyerangan Pondok Pesantren Al-Jauhar di Desa Kanigoro, Kecamatan Kras, Kediri, pada 13 Januari 1965. Sekitar jam 04:30 pagi, 128 peserta pelatihan mental Pelajar Islam Indonesia sedang membaca Al-Quran dan bersiap untuk Shalat Subuh. Tiba-tiba ribuan orang massa PKI bersenjata clurit dan lainnya menyerang masjid tersebut.
Massa yang beringas itu memasukkan Mushaf Al Quran ke karung. Sebagian menginjak-injak kitab suci umat Islam tersebut.
Para peserta pelatihan kemudian diikat dan diancam senjata, serta diancam akan dibunuh. Untungya mereka tidak jadi dibunuh.
Sebelumnya, pada 1948, banyak Kyai dibunuh oleh PKI. Bahkan ada yang dikubur hidup-hidup dengan dimasukkan ke sumur tua setelah disiksa. Di antaranya adalah KH Imam Shofwan, Pengasuh Pesantren Thoriqussu'ada Rejosari, Madiun.
Tercatat banyak sumur tua yang menjadi saksi bisu kekejaman PKI, khususnya pada tahun 1948. Antara lain Sumur Tua Desa Soco Magetan, Sumur Tua Desa Bangsri, Sumur Tua Desa Cigrok, Sumur Tua Desa Kresek. Setidaknya tujuh sumur tua telah ditemukan di Magetan, seperti dirilis Nahimunkar.
Namun, DN Aidit kemudian menuliskan buku putih yang memutarbalikkan pemberontakan PKI 1948. Lalu di bawah pimpinannya, PKI kembali memberontak pada 30 September 1965 yang terkenal dengan G30S/PKI.
Gagalnya G30S/PKI membuat Aidit melarikan diri. Ia bersembunyi di Kampung Sambeng, Solo, Jawa Tengah. Namun akhirnya ditemukan dan ditangkap pada 22 November 1965.
Ketika ditangkap, Aidit sempat meminta rokok dan membawanya ke tempat eksekusi. Menjelang eksekusi, Aidit minta waktu untuk orasi. Sekitar setengah jam ia berorasi dan mengakhirinya dengan teriakan “Hidup PKI!” dan itulah teriakan terakhirnya sebelum ditembak mati.
“Di akhir pidatonya, Aidit lalu berteriak "Hidup PKI!" Seruan itu menjadi seruan Aidit yang terakhir, sebab sejurus kemudian, peluru langsung menyusup ke balik daging-dagingnya,” tulis Okezone mengisahkan akhir hidup pemimpin PKI.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman mengenai akhir kesudahan orang-orang yang membantai kaum mukminin:
إِنَّ الَّذِينَ فَتَنُوا الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ ثُمَّ لَمْ يَتُوبُوا فَلَهُمْ عَذَابُ جَهَنَّمَ وَلَهُمْ عَذَابُ الْحَرِيقِ
Sesungguhnya orang-orang yang mendatangkan cobaan kepada orang-orang yang mukmin laki-laki dan perempuan kemudian mereka tidak bertaubat, maka bagi mereka azab Jahannam dan bagi mereka azab (neraka) yang membakar. (QS. Al Buruj: 10)
[Ibnu K/Tarbiyah.net]