Archive for November 2016

Dilarang Angkut Peserta 212, Owner PO Haryanto: Lebih Baik Gak Punya Apa-Apa daripada Jadi Musuh Tuhan

PO Haryanto
Rian Mahendra
Meskipun Kapolri telah memerintahkan agar tidak ada yang menghalangi perusahaan transportasi mengangkut peserta Aksi 212, ternyata masih ada polisi yang melarang. Hal itu dikemukakan oleh sejumlah pihak termasuk pengelola perusahaan oto (PO).

Rian Mahendra, owner PO Haryanto, mengaku pihaknya ditelepon oleh Polres melarang busnya ke Jakarta.

“Kemarin di TV (Kapolri, red) bilang dah cabut larangan bis yang bawa masa istighosah akbar 212?? Kok masih ada Polres telpon-telpon ke kantor buat larang bis jalan?? Ada beberapa rekan kasih kabar di jalan bis-bis mereka juga dirazia,” kata Rian yang menyuarakan kekesalannya melalui Facebook, Rabu (30/11/2016).






Kendati demikian, Rian mengaku armadanya akan tetap jalan. Sebab ia tidak mau menjadi musuh Tuhan dengan menghambat Aksi Damai 212 yang berisi rangkaian dzikir, istighotsah, tausiyah dan shalat Jumat.

“Saya lebih baik ga punya apa-apa daripada harus jadi musuh Tuhan..,” tegasnya.

Informasi masih adanya larangan bus mengangkut peserta Aksi 212 juga dikabarkan oleh Dosen Unpad Maimon Herawati.

“PO Bus yang awalnya mengiyakan penyewaan, membatalkannya karena ada larangan, ceunah. Ini kalau ada yang mau mengumpulkan data. Mangga, para tim advokasi,” kata Maimon Herawati melalui akun Facebook pribadinya, Kamis (1/12/2016). [Ibnu K/Tarbiyah.net]






[Kisah Cinta Jelang Aksi 212] Ketika Dosen Lihat Kaki Santri Ciamis Berdarah

Maimon Herawati memberikan sandal jepit dan sandal gunung kepada santri Ciamis
Maimon Herawati memberikan sandal jepit dan sandal gunung kepada santri Ciamis (FB Maimon Herawati)
Setiap melewati permukiman, ribuan santri Ciamis disambut dengan penuh cinta. Ada rasa bangga pada anak-anak muda yang menempuh ratusan Kilometer demi Kalam SuciNya, ada pula rasa haru berpadu air mata.

Salah satu fragmen cinta itu terkisah apik saat seorang dosen Universitas Padjadjaran (Unpad) melihat kaki salah seorang santri berdarah.






Ini kisahnya seperti dituturkan sendiri oleh Dosen Unpad Maimon Herawati:

Saat Hati Berdetak karena Hal yang Sama


Usai mengajar kelas pagi, saya turun ke Jatos. Dengan Isna, kami memilih sandal gunung dan sepatu nyaman pakai. Seluruh sandal dan sepatu ukuran 39-42 kami beli. Teteh penjaga toko menelpon pemilik toko, minta harga sangat murah dibanding harga yang tertulis di sandal gunung itu.

Gembolan besar itu dengan cukup sulit dibawa menggunakan motor ke arah Dangdeur.

Di sana berbaris masyarakat. Murid TK sampai SMK. Remaja sampai nenek kakek. Di depan mereka berbagai hal: baju, makanan, sepatu dsb.

Pekikan takbir terdengar sesekali. Juga yel yel. "Islam bersatu, tidak bisa dikalahkan!'

Kepala-kepala itu melongok, menunggu-nunggu kedatangan remaja santri Ciamis.

"Mereka hebat. Mereka luar biasa." Demikian komen-komen yang terdengar.

Saya menggabungkan diri dengan teman yang lain.

Hampir sejam, satu persatu mujahid remaja itu mendekat. Sebagian bertopi lebar. Wajah mereka penuh senyum. Sebagian mereka, tangannya sudah penuh dengan barang-barang.

Masyarakat harus dipaksa mundur karena semua berebut ke tengah jalan, membawakan berbagai hal.

"Dikumpulkan saja dalam truk, Ibu-Ibu," pinta koordinator. "Nanti akan dibagikan."

Ada banyak yang menyeka airmata.

Sekejab saja sandal-sandal gunung dan sepatu itu habis.

Di depan saya masih lewat remaja-remaja santri.

Wartawan Antara yang berdiri tak jauh dari saya menjelaskan jumlah santri yang dia saksikan berkisar 1500 orang.

Ada yang bersandal jepit. Kakinya nampak bekas darah mengering.

"Nomor kakimu berapa, Nak?"

Dia mendongak. "43."

Saya tersenyum. "Maaf ya, Bu Imun belum membeli nomor itu tadi. Bu Imun akan segera beli dan kirimkan ya. Insya Allah."

Dengan Isna, kami kembali ke Jatinangor, mencari toko sepatu yang lain. Lagi seluruh sandal gunung dan sepatu nyaman ukuran 42-44 stok toko dihabiskan. Plus berlusin-lusin kaos kaki.

Kembali ke Cipacing.

Santri-santri sudah berkumpul di RM Sehati. Saya mendapat info dari Faris ada Gubernur Jabar di dalam. Banyak bus berjejer di luar rumah makan.

Saya menyerahkan gembolan pada Faris.

Saya sendiri tak lama di sana karena harus menjadi pembicara pada seminar nasional di kampus.

Sempat bertelponan dengan Kang Teddy Setiadi. Beliau juga di lapangan.

Sepanjang jalan tadi, banyak ditemui wajah yang sering bersama dalam aktivitas kepalestinaan dan lainnya.

Ah, saat hati itu berdetak karena hal yang sama....tidak janjian pun Allah pertemukan.

Semoga demikian juga hendaknya nanti pertemuan di surga. Amiin.
Masyarakat antusias sambut Santri Ciamis
Maimon Herawati siapkan banyak sepatu gunung untuk santri Ciamis







Penuhi Unsur Penistaan Agama, Kejagung Jerat Ahok Pakai Pasal 156 dan 156a KUHP

Ahok saat jadi saksi di pengadilan
Ahok saat jadi saksi di pengadilan beberapa bulan lalu
Kejaksaan Agung (Kejagung) telah selesai menelaah kasus Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Berdasarkan fakta yang diteliti Kejagung, pidato Ahok di Kepulauan Seribu memenuhi unsur Pasal 156 dan Pasal 156 a KUHP, terkait penistaan agama.

Berkas perkara Ahok pun akan segera dilimpahkan ke pengadilan.

"Fakta yang diteliti menggambarkan perbuatan yang dilakukan yaitu memenuhi unsur Pasal 156 dan 156 a KUHP," kata Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Umum (Jampidum) Noor Rachmad dalam konferensi pers di kantor Kejagung, Rabu (30/11/2016).






Menurut Pasal 156 KUHP, barang siapa di muka umum menyatakan perasaan permusuhan, kebencian atau penghinaan terhadap suatu atau beberapa golongan rakyat Indonesia diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah.

Sedangkan menurut Pasal 156a KUHP, pidana penjara selama-lamanya lima tahun dikenakan kepada siapa saja yang dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan yang pada pokoknya bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama yang dianut di Indonesia.

Kejagung tidak menggunakan Undang-Undang (UU) tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dalam kasus Ahok. Menurut Noor, Pasal 156 dan Pasal 156a KUHP sudah meng-cover seluruh yang ada dalam berita acara perkara. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Efek Bola Salju Al Maidah 51

Aksi 411
Aksi 411 (Telegram)
Hari-hari ini, hati saya sering bergetar. Bergetar saat membaca dan menyaksikan gelombang semangat umat Islam dari berbagai daerah untuk membela Kalam SuciNya.

Ribuan muslim Ciamis berjalan kaki menuju Jakarta. Rupanya larangan menyewa bus tidak mampu menghadang tekad baja mereka. Bahkan saat bus-bus datang setelah diijinkan, para lelaki perkasa itu tetap meneruskan long march. Dan terjadilah resonansi.

Semangat mereka menginspirasi umat Islam di setiap titik yang terlewati. Kita pun kemudian melihat parade pengorbanan menyambut mereka; para pelajar yang berbaris dan bertakbir di tepi jalan, ibu-ibu yang menangis mendoakan, warga yang dengan suka rela memberikan konsumsi dan bekal, pesantren dan masjid yang menyediakan tempat rehat.






Dan kini, dengan jumlah lebih banyak, muslim Bogor juga akan berjalan kaki. Seperti gelombang yang tak bisa dihalau, arus gerakan ini terus membesar laksana bola salju.

Sementara yang tak terhitung jumlahnya, mereka yang keberangkatannya tak bisa dijangkau media. Ada karyawan yang cuti. Ada pedagang yang menutup sementara tokonya. Ada pengusaha. Ada yang naik motor, mobil pribadi, bus, pesawat dan kereta api. Yang berdomisili di ibukota; mereka akan keluar dari masjid, mushola, perumahan hingga gang-gang kecil. Menyuarakan keadilan yang selama ini jarang mereka dapatkan.

Dari berbagai arah dengan berbagai cara, mereka akan membentuk kafilah terbesar sepanjang sejarah Indonesia. Jutaan muslim akan dzikir bersama, shalat Jumat dan mendengar tausiyah para ulama. Sembari menyampaikan satu pesan: adili penista agama. Tak salah jika Republika menyebut rangkaian aksi ini sebagai "Revolusi Putih"

Lalu bagaimana peran kita? Jika pada Aksi 411, hanya dua jurnalis BedaMedia yang terjun ke lapangan, insya Allah pada Aksi 212 ini kami akan terjun full team. Seluruh jurnalis dan redaktur BedaMedia akan hadir bersama jutaan umat Islam; sebab kami tak ingin Islam difitnah dengan keji. Kehadiran seluruh media Islam dan jurnalis muslim, serta netizen muslim dengan masing-masing akun media sosialnya, setidaknya akan mengabarkan secara obyektif kepada dunia: inilah suara umat Islam Indonesia. [Muchlisin BK/Tarbiyah.net]








Merinding! Naik Kuda, Aa Gym Berangkatkan 4.500 Jamaah Daarut Tauhid

Aa Gym berangkatkan Jamaah Daarut Tauhid Aksi 212
Aa Gym berangkatkan Jamaah Daarut Tauhid Aksi 212 (Facebook KH Abdullah Gymnastiar)
KH Abdullah Gymnastiar memberangkatkan 4.500 jamaah Daarut Tauhid, Rabu (30/11/2016), untuk mengikuti Aksi Bela Islam III yang akan digelar di Jakarta pada 2 Desember 2016.

Gemuruh takbir pun menggema mengiringi semangat Aa Gym saat memberikan tausiyah untuk peserta.

“Alhamdulillah, rekan-rekan sekalian, insya Allah pagi ini kita akan ikhtiar agar kita memiliki amal shalih saling mengingatkan betapa pentingnya negeri kita ini penuh barokah. Barokah kalau negeri ini jauh dari apa-apa yang tidak Allah sukai. Umat Islam adalah umat mayoritas di negeri ini, paling bertanggungjawab agar memajukan negeri ini di jalan yang Allah sukai,” kata Aa Gym dari atas kuda.

Pemimpin Daarut Tauhid ini juga berpesan agar seluruh peserta tidak ujub dan melakukan hal sia-sia di jalan yang bisa menghalangi amal shalih.






“Kita seperti ini bukan untuk ujub, riya takabur tetapi ladang dakwah kita. Semoga dengan berbuat seperti ini banyak yang tergugah untuk mencintai Allah, mencintai negeri ini juga sebagai tempat kita bernaung saat ini. Jauhi kesombongan, ketakaburan, perbanyak dzikir, tidak ada kata-kata sia-sia, kata-kata maksiat, mudah-mudahan Allah mencatatkan jadi amal shalih,” lanjutnya.

4.500 peserta yang diberangkatkan Aa Gym terdiri dari pelajar SMP Daarut Tauhid, pelajar SMK Daarut Tauhid, pelajar SMA Daarut Tauhid, santri Tahfidz Quran, para guru dan pengasuh pesantren, juga jamaah Masjid Daarut Tauhid dari berbagai usia.








Bersamaan Aksi 212 di Monas, 200 Ribu Buruh Akan Demo di Istana Tuntut Ahok Dipenjara

massa buruh
Massa buruh (ilustrasi)
Kapolri dan GNPF-MUI telah menyepakati bahwa Aksi Bela Islam III pada 2 Desember mendatang dipusatkan di Monas. Namun, bukan berarti istana negara steril dari massa. Pasalnya, 200 ribu buruh dilaporkan akan menggelar aksi di istana negara di hari yang sama.

Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, mengatakan satu juta buruh akan melakukan aksi 'Mogok Nasional' pada Jumat (2/12/2016) dengan cara menghentikan produksi di 20 Provinsi, 250 Kabupaten/Kota.

"Khusus buruh se-Jabodetabek dan Karawang, lebih dari 200 ribu buruh pada saat mogok nasional 2 Desember. Massa akan bergerak unjuk rasa di Istana dengan titik kumpul di bundaran HI. Sedangkan mogok nasional buruh di 19 Provinsi lainnya dilakukan di kawasan industri dan kantor gubernur masing-masing," kata Said seperti dikutip Tribunnews, Rabu (23/11/2016) lalu.






Dalam Demo 2 Desember mendatang, buruh akan menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, Cabut PP 78/2015-Tolak Upah Murah. Kedua, menaikkan UMP/UMK 15%-20%. Dan ketiga, penjarakan Ahok penista agama.

Said menjelaskan, tuntutan ketiga untuk memenjarakan Ahok bukanlah isu ikut-ikutan. Seruan untuk memproses hukum Ahok sudah disuarakan buruh sejak turun ke jalan saat hari buruh sedunia (Mayday).

“Tiga kali aksi di KPK tangkap ahok. Isu buruh juga soal lingkungan, misal reklamasi. Itu membuat nelayan miskin,” kata Said, Selasa (29/11/2016).

Said menilai Ahok seperti kebal hukum. Menurutnya, mestinya Ahok sudah dijerat hukum karena BPK telah menyampaikan ada kerugian namun Ahok tidak tersentuh. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Ketua Baznas: Kalau Infaq Masih Dikategorikan Pungli, Langkahi Mayatku

kotak infaq
infaq di masjid (Republika)
Satu lagi kontroversi muncul di negeri ini. Dalam rilisnya baru-baru ini, Satgas Sapu Bersih Pungutan Liar (Saber Pungli) memasukkan infaq sebagai pungli. Hal itu memicu protes dari banyak umat Islam termasuk Kementerian Agama dan Badan Amil Zakat Nasional (Baznas).

Bahkan Ketua Baznas menyatakan siap mati demi membela aktifitas keagamaan umat Islam tersebut.

“Kalau infaq masih dikategorikan pungli, maka langkahi mayatku,” kata Bambang di Hotel Lumire, Senin (28/11/2016), seperti dikutip Republika.






Bambang menjelaskan, infaq sesuai konteks Zakat, Infaq dan Sedekah (ZIS) sudah memiliki dasar hukum yang jelas di Indonesia. Bambang menekankan, infaq merupakan bagian dari aktivitas keagamaan yang dilindungi konstitusi. Pengkategorian infaq sebagai pungli tentu akan bertentangan dengan konstitusi.

Lebih jauh Bambang menambahkan, ZIS merupakan aktivitas yang bersifat kerelaan, sehingga jelas tidak bisa dikategorikan pungli. Ia menilai, infaq baru mungkin dianggap sebagai pungli, apabila terjadi suatu paksaan dari penghimpunannya.

"Zakat saja yang diwajibkan UU tidak memaksa, apalagi infaq, baru bisa masuk pungli kalau dipaksakan," tandasnya.

Dalam kesempatan terpisah, Kasubdit Pengawasan Lembaga Zakat Kementerian Agama, Fuad Nasar, juga menolak pengkategorian infaq sebagai salah satu bentuk pungli.

“Infaq bukan pungli, dan pungli bukan infaq," tegasnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






[Video] Kepanikan Warga Israel Saat Dikejar Api

Kepanikan warga Israel dikejar api
Api yang membakar Kota Haifa membuat penduduk Israel kalang kabut. Pasalnya, api itu seperti mengejar mereka.

Sebuah video dahsyatnya kebakaran di Haifa menunjukkan bagaimana api tersebut terus bergerak, seakan mengejar warga Israel. Orang yang berjalan kaki pun mempercepat langkahnya, sedangkan mobil-mobil yang berhenti memenuhi jalan raya karena macet, saling membunyikan klakson tanda kepanikan.

Wajar mereka panik, sebab di belakang mereka asap membumbung tinggi, menyebar sembari mencekik pernafasan. Sedangkan di tepi jalan, api bergerak menuju sejajar dengan mereka yang artinya semakin terasa panasnya.

Meskipun api itu tidak sampai membakar jalan raya, namun asap dan panasnya membuat mereka panik untuk segera meninggalkan jalanan yang macet itu.






Sebelumnya, 12 kompleks perumahan telah menjadi korban keganasan api tersebut. Belum diketahui secara pasti berapa kerugian materiil akibat kebakaran mengerikan itu. Channel 2 Israel melaporkan, tak kurang dari 60 ribu warga Israel telah meninggalkan rumahnya di Haifa. (Baca: Usai Larang Azan, Israel Dilanda Kebakaran Hebat)

Berikut ini video kepanikan tersebut, seperti diunggah fan page asal Malaysia, Belia Bangkit:








Tak Rela Islam Dinista, Presenter Ini Usir Penista Agama dari Studio

Riham vs Dr Noha
Riham, namanya. Meskipun tidak memakai hijab, namun presenter asal Mesir ini tak rela agamanya dihina.

Dalam satu acara di Al Nahar TV, ia mengundang Dr Noha sebagai nara sumber. Wanita itu menutup wajahnya sehingga tampak mirip dengan cadar.

“Anda bukan hijaber, bukan?” tanya Riham.

“Saya bukan wanita berhijab”

“Untuk apa Anda menutup wajah?”

“Saya memakai ini untuk menyembunyikan nama dan identitas saya, demi keselamatan dan agar tidak melukai perasaan keluarga saya yang sangat religius,” jawab Dr Noha yang tidak mengakui Al Quran sebagai kalamullah itu.






Ia menilai Al Quran adalah buatan Muhammad, karena menurutnya Jibril hanya sebuah mitos.

“Anda bilang Muhammad bukan Rasul?” Riham menegaskan kembali pertanyaan itu.

“Saya katakan kepada Anda bahwa tidak ada yang namanya wahyu”

“Saya tidak bicara wahyu tetapi bertanya apakah Muhammad bukan Rasul?”

“Tentu dia bukan Rasul. Jika tidak ada wahyu, tidak ada Jibril pastinya dia bukan Rasul”

Ketika Riham bertanya dari mana ia mengambil kesimpulan itu, wanita tersebut hanya beralasan karena tidak ada bukti ilmiah terkait eksistensi Jibril.

Diskusi kemudian semakin memanas. Dr Noha juga menghina umat Islam kemudian menyatakan tidak percaya Tuhan. Ia bahkan menyerang Riham karena Riham menyatakan beriman kepada Allah, Rasulullah dan Al Quran kalamullah.

Dr Noha bahkan mengatakan siapa pun yang percaya Allah dan kitab Allah sebagai orang bodoh.

“Berarti saya bodoh, seluruh orang Mesir dan orang Arab bodoh?” sergah Riham.

Merasa terdesak, Dr Noha mengatakan “Kalau Anda terus mendesak saya, saya akan berdiri dan pergi”

Mendengar ancaman itu, Riham justru mengusirnya.

“Kalau begitu, keluar sekarang!”

Riham bahkan tidak memberinya kesempatan untuk berlama-lama di dalam studio itu.

“Copot mic-nya di luar!”








Jelang Aksi 212, Ini yang Bikin Ustadz Yusuf Mansur Menangis

Ustadz Yusuf Mansur dan Aa Gym menangis
Ustadz Yusuf Mansur dan Aa Gym menangis (ilustrasi - Youtube)
Beberapa hari menjelang Aksi 212, Ustadz Yusuf Mansur tak kuasa menahan air mata. Pemimpin Pesantren Daarul Quran itu menangis saat menyaksikan Kapolri melakukan kesepakatan dengan Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI), Senin (28/11/2016).

"Saya kemarin, sempat meneteskan air mata. Enggak ada perselisihan antara ulama dan umara," kata Ustadz Yusuf Mansur dalam program ‘Apa Kabar Indonesia Pagi’ di tvOne, Selasa (29/11/2016).

Menurut dai kondang itu, hal ini harus disyukuri. Ia juga berpesan agar seluruh jamaah peserta Aksi Super Damai 212 bisa menjaga diri dari segala bentuk provokasi yang mungkin muncul dari pihak luar.






Seperti diberitakan sebelumnya, Kapolri dan GNPF-MUI menyepakati sejumlah hal terkait Aksi 212. Di antaranya, aksi yang berbentuk dzikir bersama, tausiyah dan shalat Jumat itu dipusatkan di Monas. Aksi yang berbentuk acara keagamaan itu akan digelar mulai pagi hingga sekitar jam 13:00 siang.

Polri bersama TNI dan Satpol PP akan menjaga berlangsungnya aksi tersebut. Selain itu, Polri juga menyepakati bahwa tidak boleh ada Polda yang menghalangi umat Islam di berbagai daerah untuk berangkat ke Jakarta mengikuti Aksi 212. Juga tidak boleh ada larangan kepada perusahaan transportasi untuk mengangkut peserta ke Jakarta. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Video Mengharukan, Ibu-Ibu Menangis Lihat Ribuan Santri Jalan Kaki

ibu-ibu menangis haru
Sebelum Kapolri menyatakan perusahaan oto bus boleh mengangkut peserta Aksi 212, ribuan muslim Ciamis berjalan kaki menuju Jakarta untuk mengikuti aksi damai tersebut.

Sejak berangkat dari Masjid Agung Ciamis, ribuan peserta yang terdiri dari santri dan ulama itu disambut antusian masyarakat di sepanjang perjalanan. Mulai dari yang memberikan semangat, hingga menyediakan makanan dan tempat beristirahat.

Yang sangat mengharukan, terekam dalam video ini. Ibu-ibu tak kuasa menahan air mata saat menyaksikan ribuan muslim Ciamis tersebut berjalan kaki menuju Jakarta. Mereka pun mendoakan keselamatan bagi para peserta sembari menitikkan air mata.






“Semoga selamat ya Nak, semoga selamat,” kata ibu-ibu yang menyambut mereka di tepi jalan.

“Lihat, ibu-ibu sampai menangis. Mereka menangis mengiringi perjalanan kita. Kenapa? Ini adalah panggilan ruhani,” kata salah seorang koordinator aksi jalan kaki setelah mengaminkan doa para ibu.








Klarifikasi Berita, Yusril: Saya Tidak Membenarkan Apa yang Ditulis Detik.com

Detiknews berita Yusril
Yusril Ihza Mahendra menyayangkan media yang memelintir pernyataannya terkait Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Akibat berita tersebut, tidak sedikit orang yang salah paham dan mengira Yusril mendukung Ahok.

Padahal, Yusril hanya berbicara dari aspek hukum, Ahok masih bisa ikut Pilkada. Sedangkan hal lain yang dinyatakan dalam berita tersebut, Yusril tidak membenarkannya.

“Yang saya benarkan adalah statemen bahwa Ahok masih bisa ikut Pilkada. Saya tidak membenarkan apa yang ditulis Detik.com karena itu sudah persepsi dan tafsiran mereka”, kata Yusril, Senin (28/11/2016), seperti dikutip situs resmi Persis.or.id.

Karena UU Pilkada telah mengatur demikian, Yusril pun mendukung Ahok tetap ikut Pilkada. Namun terkait dugaan penistaan agama, Yusril menegaskan, keadilan harus ditegakkan.






“Saya dukung dia tetap ikut pilkada. Cukup jelas pernyataan saya. Soal dugaan penistaan agama, hukum dan keadilan wajib ditegakkan”, lanjut pakar hukum tata negara itu.

Sebelumnya, pada Ahad (27/11/2016) lalu, Detik.com mengangkat berita berjudul Yusril: Saya Dukung Ahok Tetap Maju Pilgub DKI di bawah topik Dinamika Pilgub DKI.

Pada berita itu disebutkan bahwa Yusril tampak akrab dengan Ahok dan tak lupa mendoakan agar Ahok mendapat hidayah. Yusril juga disebutkan turut memberikan semangat pada Ahok untuk terus maju dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Menurutnya hal itu dijamin undang-undang.

"Saya dukung beliau untuk tetap maju di Pilkada ini. Menurut undang-undang yang berlaku sekarang, meskipun beliau sedang menghadapi masalah hukum tapi itu sama sekali tidak menghalangi beliau untuk maju dalam pilkada ini," tulis Detik.com mengutip pernyataan Yusril. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Gubernur Jateng dan Walikota Solo Imbau Warga Tidak ke Jakarta

Ganjar Pranowo - FX Hadi Rudyatmo
Ganjar Pranowo (kiri) - FX Hadi Rudyatmo (kanan)
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Walikota Wali Kota Solo F.X. Hadi Rudyatmo kompak mengimbau warganya tidak ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam 212.

Ganjar mengatakan, pihaknya siap memberi ruang untuk berdialog dengan para peserta aksi 212.

"Silakan sampaikan aspirasi, tidak perlu ke Jakarta,'' kata Ganjar usai Apel Konsolidasi Kebinekaan di Semarang, Jawa Tengah, Senin (28/11/2016), seperti dikutip Republika.

"Kalau perlu, saya bersama kapolda dan pangdam yang akan berangkat untuk menyampaikan aspirasi," katanya.






Dalam melakukan aksi unjuk rasan, kata Ganjar, warga diimbau untuk mematuhi peraturan Undang-undang Nomor 9 tahun 1998 tentang menyatakan pendapat di muka umum. Jika ketentuan tersebut dilanggar, maka aparat keamanan akan menindak tanpa pandang bulu.

Dalam kesempatan terpisah, Senin (28/11/2016) siang, Rudyatmo mempersilakan masyarakat mengikuti Aksi Bela Islam 212. Hanya saja ia berharap hal itu dilakukan di Kota Solo tanpa harus berangkat ke Jakarta.

“Yang ingin menyampaikan pendapatnya silakan sampaikan di Solo saja, dengan terkendali. Dan apa yang disampaikan itu nantinya kita juga akan berupaya semaksimal mungkin untuk mengkomunikasikannya,” tutur Rudyatmo usai mengikuti apel gelar pasukan Polri dan TNI terkait pengamanan aksi 212 di halaman Stadion Manahan, seperti dikutip Republika.

Ia juga meminta warga yang nantinya melakukan aksi di Solo agar mematuhi aturan dan menjaga ketertiban dan keamanan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Kapolri Mulai Beberkan Kelompok yang Akan Melakukan Makar

Kapolri Jenderal Tito Karnavian (dokumentasi Antara)
Kapolri Jenderal Tito Karnavian (dokumentasi Antara)
Di depan sejumlah ulama, Kapolri Jenderal Tito Karnavian mulai membeberkan kelompok yang ingin memanfaatkan momentum Aksi 212 untuk melakukan makar.

“Saya sama sekali tidak pernah menyampaikan saudara-saudara yang tergabung dalam kegiatan 4 November kemarin akan melakukan aksi makar. Tidak. Dan teman-teman GNPF sangat paham yang saya maksud. Jadi ada beberapa unsur yang berusaha memanfaatkan isu dan pengumpulan massa ini untuk tujuan mereka sendiri,” kata Tito dalam konferensi pers bersama GNPF-MUI di Kantor MUI, Senin (28/11/2016).

Salah satunya, menurut Tito adalah kelompok teror yang telah menyiapkan bom.






“Salah satu di antaranya adalah kelompok teror. Sampai hari ini, dari tanggal 4 kita sudah menangkap 12 orang. Yang di antaranya sebagian ikut dalam aksi 4 November. Mereka sudah siap dengan bom di Majalengka, kita tangkap,” lanjut Tito.

Oleh karena itu, Tito menghimbau agar aksi-aksi lain di luar Aksi 212 ditunda. Termasuk aksi buruh.

“Kita harapkan aksi-aksi lain di luar itu sebaiknya ditunda. Ditunda setelah hari lain. Jangan sampai mengganggu kesucian acara ini karena ini memang ibadah. Jadi termasuk ada rencana kegiatan aksi buruh, misalnya. Jangan sampai nanti di sini sedang berdzikir di sebelahnya teriak-teriak,” tandasnya.

Tito juga menegaskan bahwa pihaknya akan menjaga Aksi 212 agar tidak ada pihak ketiga yang mengganggu acara tersebut. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Aa Gym Kerahkan 10 Ribu Jamaah Daarut Tauhid Ikut Aksi 212, Ini Tugasnya

Aa Gym
Aksi Bela Islam jilid III yang juga dikenal sebagai Aksi 212 diprediksi lebih besar daripada Aksi 411. Aksi super damai yang akan digelar pada Jumat (2/12/2016) berpusat di Monas itu terus mendapatkan dukungan dari umat Islam di berbagai daerah.

KH Abdullah Gymnastiar berencana mengerahkan 10 ribu jamaah Daarut Tauhid untuk ikut Aksi 212. Bersama Aa Gym, mereka memiliki tugas khusus yakni sebagai Tim Khidmat Kebersihan. Dalam rangka membersihkan sampah agar lokasi Aksi Super Damai bersih dan rapi, mereka akan dibekali sapu lidi, pengki, sarung tangan dan tas kresek.






Menjadi Tim Khidmat Kebersihan pada Aksi 212 bukanlah kali pertama dilakukan jamaah Daarut Tauhid. Sebelumnya pada Aksi Bela Islam jilid II yang digelar pada 4 November lalu (Aksi 411), jamaah Daarut Tauhid juga berperan membersihkan sampah di sepanjang lokasi aksi.

Dengan adanya tim kebersihan seperti Jamaah Daarut Tauhid, aksi yang diikuti jutaan umat Islam itu menjadi lebih indah dan tidak mudah difitnah oleh media yang mencari kesalahan umat Islam.

Terjaganya kebersihan dan taman juga membuat citra umat Islam semakin positif. Menegaskan bahwa Islam cinta kebersihan dan keindahan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






[Video] Begini Penampakan Ribuan Muslim Ciamis Jalan Kaki ke Jakarta Ikut Aksi 212

Ribuan muslim Ciamis jalan kaki ke Jakarta Aksi 212
Ribuan muslim Ciamis jalan kaki ke Jakarta Aksi 212
Ribuan umat Islam dari Ciamis, Jawa Barat, berjalan kaki menuju Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam 212. Mereka memulai long march pada Senin (28/11/2016) pagi karena tidak ada bus yang mau disewa ke Jakarta.

Ribuan santri dan ulama dari berbagai pesantren itu rencananya menyewa 50 bus. Namun, tidak ada perusahaan pengelola transportasi yang mau menyewakan bus ke Jakarta akibat adanya larangan mengangkut peserta Aksi 212.

Namun pada konferensi pers Senin (28/11/2016) siang, Kapolri dan GNPF-MUI menyepakati tidak boleh ada Polda yang menghalangi umat Islam berangkat ke Jakarta. Demikian pula, tidak boleh ada institusi pemerintah yang melarang perusahaan transportasi mengangkut peserta Aksi 212 ke Jakarta. (Baca: Tidak Boleh Ada Polda dan Institusi Pemerintah yang Halangi Umat Islam Ikut Aksi 212)






Setelah keluarnya kesepakatan Kapolri dan GNPF-MUI itu, belum ada keputusan apakah umat Islam Ciamis akan tetap melanjutkan long march mereka atau akan naik bus.

Video yang merekam perjalanan mereka menunjukkan aksi jalan kaki itu justru menarik perhatian umat Islam karena saat berjalan menuju Jakarta, mereka juga berorasi menyampaikan tuntutan mereka agar Ahok diadili.

Tampak dalam video tersebut, Kapolres dan jajarannya mengawal umat Islam dengan mengendari sepeda.








Minta MetroTV Dapat Jaminan Keamanan Saat Liput Aksi 212, Jawaban Kapolri Ini Diamini Ulama

Konferensi Pers Kapolri dan GNPF-MUI
Setelah Kapolri dan GNPF-MUI menyampaikan kesepakatan bersama terkait Aksi Bela Islam 212, Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir memberikan kesempatan kepada media untuk bertanya.

Pertanyaan pertama berisi permintaan perlindungan keamanan dari Polri untuk media khususnya MetroTV, Kompas TV dan Berita Satu yang pada Aksi 411 merasa ketakutan.






“Pak, yang mau saya tanyakan, apakah ada perlindungan terhadap teman-teman media Pak? Karena kemarin sebagian dari teman-teman media khususnya televisi, ini buat Pak Kapolri juga, bahwa kita kemarin sebagai teman-teman media merasa ketakutan Pak. Karena kita dianggap tidak pro, ataupun ada yang dianggap pro ada yang dianggap kontra, begitu Pak. Sementara kita kan hanya petugas juga Pak sama seperti kepolisian, begitu kan Pak. Mungkin bukan terjadi di MNC Pak, tetapi terjadi di teman-teman Metro TV dan Kompas TV maupun Berita Satu. Apakah ada perlindungan bagi kita di lapangan Pak karena kita juga bertugas untuk masyarakat Pak. Kita buat berita. Jadi kami mohon sekali Pak pada Pak Kapolri,” tanya wartawan MNC dalam rangkaian konferensi pers di Kantor MUI, Senin (28/11/2016).

“Kita sudah paham. Jadi beritakan saja yang obyektif. Beritakan apa adanya. Membaur dengan masyarakat dengan baik. Tidak over akting. Syukur-syukur kalau ikut dzikir juga. Insya Allah tidak akan diganggu. Kita akan amankan tetapi yang paling utama adalah pengamanan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala,” jawab Kapolri disambut amin para peserta di kantor MUI. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Tidak Boleh Ada Polda dan Institusi Pemerintah yang Halangi Umat Islam Ikut Aksi 212

Kapolri aksi 212
Ketua Dewan Pembina GNPF-MUI Habib Rizieq menyampaikan terima kasih kepada Kapolri yang telah menyepakati bahwa tidak boleh ada Polda yang menghalang-halangi umat Islam berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam 212.

“Tidak ada lagi himbauan dari Polda yang menghalangi umat Islam ikut Aksi Bela Islam III,” kata Habib Rizieq dalam Konferensi Pers di Kantor MUI, Senin (28/11/2016).






Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) itu juga menyampaikan terima kasih kepada Kapolri karena sudah menyepakati bahwa tidak boleh ada institusi pemerintah yang melarang perusahaan transportasi mengangkut peserta Aksi 212 ke Jakarta.

Pernyataan Habib Rizieq itu juga diamini oleh Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Ia menegaskan bahwa pihaknya akan menyampaikan selebaran ke daerah agar tidak ada yang melarang perusahaan transportasi mengangkut peserta Aksi 212. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Kapolri: Pusatkan Aksi 212 di Monas, Massa Tidak Boleh Berhenti di Bundaran HI

Kapolri
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menegaskan bahwa menyampaikan pendapat di depan umum tidak boleh mengganggu ketertiban umum. Di antaranya kriteria mengganggu ketertiban umum adalah menutup jalan protokol.

“Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin adalah jalan protokol utama,” kata Kapolri.

Kapolri khawatir, jika Aksi 212 di Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin diijinkan, di kota-kota lain juga akan terjadi aksi yang menutup jalan protokol.






Karena itu, Kapolri meminta agar Aksi 212 dipindahkan dari bundaran HI ke Monas.

“Kami sudah siapkan tempat di Monas, seperti tadi. Itu bisa menampung 600.000 sampai 700.000 ribu orang. Kalau nanti kurang, kita siapkan tempat di Jalan Merdeka Selatan” kata Tito di Kantor MUI, Jakarta, Senin (28/11/2016).

Tito menambahkan, Polri juga akan bekerja sama dengan aparat lain seperti TNI dan Satpol PP serta Laskar dari ormas Islam.

“Kita atur supaya tidak ada masyarakat yang berhenti di Bundaran HI,” kata Tito. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







15.000 Warga Surabaya Akan Hadiri Aksi 212 di Jakarta

Tabligh akbar menuju Aksi 212
Sebagian peserta Tabligh akbar menuju Aksi 212
Ribuan umat Islam menghadiri Tabligh Akbar dan Silaturahim Umat di Masjid Al Falah Surabaya, Ahad (27/11/2016). Menurut panitia, jumlah peserta yang hadir mencapai 15.000 orang.

Menariknya, mereka serentak menyatakan siap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi Bela Islam III yang akan digelar pada 2 Desember mendatang.

“Siap berangkat ke Jakarta?” tanya Ustadz Bachtiar Nasir saat memberikan tausiyah inti pada Tabligh Akbar tersebut.

“Siaapp,” jawab ribuan peserta kompak.

Dalam kesempatan itu, Ustadz Bachtiar Nasir juga ingin mengetahui sejauh mana tekad warga Surabaya untuk bergabung dalam Aksi Super Damai 212.

“Jika tidak ada bus yang bisa disewa karena dilarang, bagaimana Anda ke Jakarta?”

“Naik motor!,” jawab peserta.

“Selain motor, apalagi yang bisa digunakan untuk ikut Aksi 212?” Ketua GNPF-MUI itu kembali bertanya.

“Naik kereta”
“Naik mobil pribadi”
“Naik pesawat”






Dari pantauan Tarbiyah,net, sejak pagi ribuan umat Islam telah tiba di sekitar Masjid Al Falah. Sebagiannya berada di dalam masjid dan sebagian lagi menempati posisi di depan panggung yang terletak di pertigaan Jalan Taman Mayangkara dan Jalan Citarum.

Ribuan peserta itu tidak beranjak dari tempat duduknya sejak acara dimulai sekitar pukul 8:30 WIB hingga azan Zhuhur. Dengan khusyu’ mereka mendengarkan tausiyah dari sejumlah ulama dan habaib. Dimulai dari tausiyah Ketua MUI Jatim KH Abdus Shomad Buchori, Pembina Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB), Ketua Umum Ikadi Jatim KH Muhammad Sholeh Drehem, Anggota Dewan Suriah PCNU Surabaya, Perwakilan Muhammadiyah, Ketua FPI Jatim, hingga tausiyah inti yang disampaikan Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir.

Ribuan peserta tabligh akbar kemudian menunaikan Shalat Zhuhur berjamaah dan setelah itu dilanjutkan dengan doa. Acara ditutup sekitar pukul 12:30 WIB.

Dalam tabligh akbar itu, para ulama menuntut agar Ahok selaku tersangka penista agama segera ditangkap sebagaimana para tersangka penistaan agama sebelumnya. Di antara alasannya, agar Ahok tidak kembali membuat kekacauan dengan pernyataan-pernyataannya, seperti tuduhannya bahwa peserta Aksi 411 dibayar Rp 500 ribu.

Para ulama juga menegaskan bahwa mereka siap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi 212. Kesiapan itu juga diamini oleh ribuan umat Islam peserta tabligh akbar. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Persiapan Aksi 212, 73 Ormas Islam Jatim Gelar Tabligh Akbar

Tabligh Akbar menuju 212
Ketua Umum Ikadi Jatim saat menyampaikan tausiyah dalam Tabligh Akbar, Ahad (27/11)
Ribuan umat Islam memutihkan Jantung Kota Surabaya, Ahad (27/11/2016). Tak kurang dari 10.000 umat Islam dari 73 ormas Islam memenuhi Masjid Al Falah, Jalan Taman Mayangkara dan Jalan Citarum.

Mereka rela tersengat panasnya matahari demi mengikuti Tabligh Akbar dan Silaturahim Umat Menuju Aksi Bela Islam 212.

Sejak pagi, ribuan umat Islam telah tiba di sekitar Masjid Al Falah. Sebagiannya berada di dalam masjid dan sebagian lagi menempati posisi di depan panggung yang terletak di pertigaan Jalan Taman Mayangkara dan Jalan Citarum.

Dari pantauan Tarbiyah.net, ribuan peserta itu tidak beranjak dari tempat duduknya sejak acara dimulai sekitar pukul 8:30 WIB hingga azan Zhuhur. Dengan khusyu’ mereka mendengarkan tausiyah dari sejumlah ulama dan habaib. Dimulai dari tausiyah Ketua MUI Jatim KH Abdus Shomad Buchori, Pembina Gerakan Umat Islam Bersatu (GUIB), Ketua Umum Ikadi Jatim KH Muhammad Sholeh Drehem, Anggota Dewan Suriah PCNU Surabaya, Perwakilan Muhammadiyah, Ketua FPI Jatim, hingga tausiyah inti yang disampaikan Ketua GNPF-MUI Ustadz Bachtiar Nasir.






Ribuan peserta tabligh akbar kemudian menunaikan Shalat Zhuhur berjamaah dan setelah itu dilanjutkan dengan doa. Acara ditutup sekitar pukul 12:30 WIB.

Dalam tabligh akbar itu, para ulama menuntut agar Ahok selaku tersangka penista agama segera ditangkap sebagaimana para tersangka penistaan agama sebelumnya. Di antara alasannya, agar Ahok tidak kembali membuat kekacauan dengan pernyataan-pernyataannya, seperti tuduhannya bahwa peserta Aksi 411 dibayar Rp 500 ribu.

Para ulama juga menegaskan bahwa mereka siap berangkat ke Jakarta untuk mengikuti Aksi 212. Kesiapan itu juga diamini oleh ribuan umat Islam peserta tabligh akbar. [Ibnu K/Tarbiyah.net]








Jokowi Bantah Ada Eksodus Pekerja dari China ke Indonesia: Itu Turis

Jokowi
Presiden Joko Widodo membantah kabar adanya gelombang besar pekerja dari China ke Indonesia. Jokowi mengatakan memang ia telah meminta China mendatangkan 10 juta warganya ke Indonesia, namun itu adalah turis bukan pekerja.

"Tiongkok itu bisa keluar 150 juta turis, dan yang banyak menyerap itu Amerika Serikat dan Eropa. Saya minta khusus dari Tiongkok 10 juta. Sudah saya tanda tangan, tinggal siapkan pesawatnya dari sana ke sini. Kalau pesawatnya datang sudah 20 juta, rampung," kata Jokowi saat berpidato terkait sosialisasi Tax Amnesty tahap II di Hotel Clarion Makassar, Jumat (25/11/2016), seperti dikutip Detik.






Jokowi meminta agar kerja sama itu tidak diplesetkan. Sebab yang beredar saat ini, terutama di media sosial, penandatanganan yang dilakukan Jokowi dengan pemerintah China itu 'diplesetkan' jadi berkaitan dengan mendatangkan pekerja asing ke Indonesia.

"Jangan diplesetkan. Itu turis!" tegas Jokowi.

Jokowi meminta pengguna media sosial lebih bijaksana dalam menyebarkan informasi, di antaranya tidak mempleset-plesetkan satu informasi menjadi isu tertentu.

Sebelumnya, pada Juli lalu, Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri juga membantah isu bahwa Indonesia kebanjiran tenaga kerja asal China. Menurut Hanif, bohong jika dikatakan ada 10 juta pekerja China masuk ke Indonesia. Menurutnya, jumlah pekerja asal China setara dengan jumlah pekerja asing dari negara lainnya yang bekerja di Indonesia. [Siyasa/Tarbiyah.net]







[Video] Usai Larang Azan, Israel Dilanda Kebakaran Hebat

Kebakaran di Haifa Israel
Berdalih suara azan mengganggu orang yang mendengarnya, Israel menyiapkan RUU larangan adzan menggunakan pengeras suara di Palestina. Pengesahan RUU itu sempat tertunda dari jadwal semula 14 November 2016.

Kini, Israel kalang kabut. Api besar mengepung kota Haifa. Membuat wajah kota pelabuhan itu membara.

Sedikitnya, 12 kompleks perumahan telah menjadi korban keganasan api tersebut. Belum diketahui secara pasti berapa kerugian materiil akibat kebakaran mengerikan itu. Channel 2 Israel melaporkan, tak kurang dari 60 ribu warga Israel telah meninggalkan rumahnya di Haifa.






Karena tak mampu memadamkan api yang terus meluas akibat angin kencang yang membersamainya, Israel telah meminta bantuan sejumlah negara. Di antaranya adalah Italia, Kroasia dan Rusia.

Diperkirakan ada 220 titik penyebaran api sejak Selasa (22/11/2016) lalu, 189 titik di antaranya terjadi di areal terbuka.











Satu Juta Mahasiswa Muhammadiyah Akan Ikut Aksi 212

IMM
IMM saat aksi menyuarakan Reformasi Jilid 2
Aksi Bela Islam III yang akan digelar pada tanggal 2 Desember 2016 terus mendapatkan dukungan dari banyak pihak. DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) menyatakan akan turut serta dalam Aksi 212 itu.

Tidak tanggung-tanggung, IMM menginstruksikan anggotanya dari seluruh kota agar datang ke Jakarta. Targetnya, satu juta anggota IMM ikut Aksi 212.

"Saya pastikan, satu juta mahasiswa Muhammadiyah yang tergabung dalam IMM akan turun aksi 212. Kalau dalam aksi 4 November hanya tiga wilayah yang turun, saya instruksikan kepada seluruh anggota IMM ‎turun aksi di Jakarta pada 2 Desember," kata Ketua Umum DPP IMM Beni Pramula, Rabu (23/11/2016), seperti dikutip JPNN.






Di hari yang sama, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Din Syamsuddin mewanti-wanti Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak meremehkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Kepada Kapolri, Mantan Ketua Umum PP Muhamamadiyah itu menegaskan siap memimpin perlawanan jika Ahok lepas dari jeratan hukum.

"Pak Tito, kita bersahabat ya. Tapi kalau ini sampai lepas, saya akan memimpin perlawanan," kata Din saat memberi sambutan di acara pembukaan rapat kerja nasional MUI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta.

Din menambahkan, tak kunjung ditahannya Ahok bisa menimbulkan masalah yang lebih rumit. Seperti yang baru terjadi, Ahok kembali dilaporkan karena menuduh peserta Demo 4 November menerima bayaran Rp 500 ribu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Siap Lindungi Rakyat, Denny JA: Jenderal Gatot Layak Jadi Capres

Jenderal Gatot
Jenderal Gatot (Dokumentasi Republika)
Jenderal Gatot Nurmantyo siap melindungi rakyat jika demokrasi berujung anarkis. Panglima TNI itu juga berpesan agar tidak memperlakukan rakyat seperti teroris.

“Bila demokrasi berujung anarkis, yang kalian lindungi adalah rakyatmu. Jangan ragu untuk melindungi rakyat, karena rakyat adalah ibu kandungmu. Jangan perlakukan rakyat seperti teroris!” kata Jenderal Gatot seperti disebarkan Denny JA melalui akun Twitter dan Facebook pribadinya, Kamis (24/11/2016).

Denny JA menilai, sikap Jenderal Gatot ini layak membuatnya menjadi Calon Presiden (Capres) atau Calon Wakil Presiden (Cawapres).






“Dengan sikap ini, Jenderal Gatot layak menjadi capres atau cawapres,” kata Pendiri Lingkaran Survei Indonesia (LSI) itu.



Tidak dijelaskan kapan dan di forum apa Jenderal Gatot mengeluarkan pernyataan itu. Namun pernyataan yang dikemas dalam bentuk meme itu juga telah beredar luas di media sosial sejak nama Jenderal bintang empat itu populer karena dekat dengan umat Islam beberapa bulan terakhir. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Din Syamsuddin kepada Kapolri: Kalau Ahok Sampai Lepas, Saya Pimpin Perlawanan

Din Syamsuddin
Din Syamsuddin (foto ilustrasi)
Ketua Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin mewanti-wanti Kapolri Jenderal Tito Karnavian agar tidak meremehkan kasus dugaan penistaan agama yang dilakukan Ahok. Kepada Kapolri, Mantan Ketua Umum PP Muhamamadiyah itu menegaskan siap memimpin perlawanan jika Ahok lepas dari jeratan hukum.

"Pak Tito, kita bersahabat ya. Tapi kalau ini sampai lepas, saya akan memimpin perlawanan," kata Din saat memberi sambutan di acara pembukaan rapat kerja nasional MUI di Hotel Mercure, Ancol, Jakarta, Rabu (23/11/2016) seperti dikutip Tempo.

Din yakin Ahok menistakan agama. Karena itu ia tersinggung jika tersangka penistaan agama itu dibela-bela, apalagi jika yang membelanya adalah aparat penegak hukum.






Din menambahkan, tak kunjung ditahannya Ahok bisa menimbulkan masalah yang lebih rumit. Seperti yang baru terjadi, Ahok kembali dilaporkan karena menuduh peserta Demo 4 November menerima bayaran.

"Saya khawatir nanti dia punya ujaran baru lagi yang melanggar hukum. Jadi menurut saya bagus kalau ditahan itu. Supaya jangan lebih rumit lagi masalah," kata Din.

Di hari yang sama, Ketua Umum DPP Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Taufan Petrov Korompot juga mempersoalkan mengapa Ahok tidak segera ditahan padahal tersangka sebelumnya dalam kasus penistaan Al Quran selalu segera ditahan.

Karena itu ia menyerukan seluruh anggota IMM untuk ikut Aksi 2 Desember nanti. Pihaknya mentargetkan 1 juta anggota IMM akan turun dalam Aksi 212 itu. [Ibnu K/Tarbiyah.net]







Video Kebohongan Televisi Soal Aksi Bela Islam Ini Bikin Netizen Ngakak

kebohongan televisi soal Aksi Bela Islam
Televisi adalah media besar dan berdaya jangkau luas. Namun, bagaimana jika televisi sudah tidak jujur memberitakan soal umat Islam? Video ini menjadi bukti dan membuat netizen tertawa.

Berdurasi 1 menit 13 detik, video ini membandingkan antara dua berita dari satu televisi yang sama. Pertama, berita Aksi Bela Islam 4 November yang juga dikenal sebagai Aksi 411. Penyiar berita itu menyebut peserta Aksi 411 “ribuan.”

Kedua, berita Parade Bhinneka Tunggal Ika 19 November yang juga dikenal sebagai Parade 1911. Penyiar berita juga menyebut peserta Parade 1911 “ribuan.”






Padahal, tayangan rekaman dari udara kedua acara tersebut terlihat sangat berbeda. Aksi 411 kelihatan peserta menyemut dalam jumlah sangat banyak. Sedangkan Parade 1911 yang direkam dari ketinggian rendah, terlihat peserta sangat sedikit dibandingkan Aksi 411.

Selain itu, juga disebutkan bahwa Monas tidak bisa menampung peserta Parade 1911 padahal jalanan Monas masih terlihat kosong.

Hingga berita ini dimuat, ratusan ribu orang telah melihat video tersebut. Lebih dari 1000 komentar menyertainya, yang sebagian besar mentertawakan berita televisi tersebut.









Buni Yani Ditangkap Setelah Jadi Tersangka, #SaveBuniYani Jadi Trending Topic di Twitter

savebuniyani
Berbeda dengan Ahok yang bebas beraktifitas meskipun sudah ditetapkan sebagai tersangka, Buni Yani langsung ditangkap setelah ditetapkan sebagai tersangka, Rabu (23/11/2016) malam.

Penangkapan Buni Yani memicu gelombang protes di Twitter. Bahkan doktor jebolan Turki menilai perlakuan berbeda itu mencederai rasa keadilan.

“Penahanan Buni Yani adalah langkah yang keliru dan sangat beresiko. Rasa keadilan sebagian publik bisa tercederai serius,” kata doktor ilmu politik dan hubungan internasional dari Kampus Turki, Arya Sandhiyudha, Kamis (24/11/2016) melalui akun Twitter pribadinya, @AryaSandhiyudha.








Banyak netizen yang menggunakan tagar #SaveBuniYani untuk menyuarakan protes atas penangkapan Buni Yani. Bahkan anggota DPD RI Fahira Idris juga menggunakan tagar tersebut.

“Saat “hukum” sudah digunakan untuk melukai mereka yang lemah, tetapi berani bersuara & menjadi tameng bagi mereka yang punya kuasa, saat itu juga sebuah bangsa sudah binasa. Karena pondasi hadirnya sebuah bangsa adalah “keadilan”.. #SaveBuniYani,” tulis Fahira Idris melalui akun Twitter pribadinya, @fahiraidris, Kamis (24/11/2016).

Hingga berita ini dimuat, tagar #SaveBuniYani bertengger menjadi trending topic nomor satu di Indonesia. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Panglima TNI Perintahkan Intelijen Selidiki Pesan Provokatif, Hasilnya Mengejutkan

Jenderal Gatot - Arifin Ilham
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menerima sebuah pesan. Pesan yang mencatut nama Habib Rizieq itu berbahaya jika sampai diterima masyarakat karena bisa memprovokasi mereka. Sebab isinya, Habib Rizieq dianiaya prajurit Kostrad.

Jenderal bintang empat itu pun lantas segera bertindak. Ia memerintahkan intelijen untuk menyelidiki pesan melalui WhatsApp (WA) itu. Hasilnya mengejutkan.

"Langsung Intelijen saya suruh bekerja mencari, dan ternyata hoax (kabar bohong) tersebut berasal dari Australia dan Amerika," kata Jenderal Gatot kepada wartawan usai mengisi seminar di kampus Universitas Padjajaran, Rabu (23/11/2016), seperti dikutip Viva.

Kabar bohong semacam itu, menurut Gatot, memang bukan kali pertama ia terima. Namun dia menganalisis informasi tak benar tentang Rizieq Shihab itu menunjukkan memang ada kekuatan asing yang sedang berupaya mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.






"Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain," simpulnya.

Jenderal Gatot menengarai penyebaran informasi bohong itu berhubungan dengan kiprah Habib Rizieq yang sangat aktif menyuarakan tuntutan agar aparat penegak hukum mengadili kasus penistaan agama oleh Ahok.

Seperti diketahui, Habib Rizieq merupakan Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). GNPF-MUI inilah yang menggagas Aksi Bela Islam I pada 14 Oktober dan Aksi Bela Islam II pada 4 November yang diikuti jutaan umat Islam. Hasilnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan proses penanganan kasus Ahok akan diselesaikan dalam dua pekan sejak aksi 411. Dan benar, pada 16 November, Ahok ditetapkan sebagai tersangka. (Baca: Ahok Sudah Resmi Tersangka Tapi Belum Ditahan, Ini Penjelasan Kapolri)

Kini, GNPF-MUI mengumumkan Aksi Bela Islam jilid III yang akan digelar pada 2 Desember mendatang. Aksi yang akan digelar dalam bentuk shalat Jumat dan doa bersama di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin itu meminta agar tersangka penistaan agama ditahan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Panglima TNI: Habib Rizieq Jadi Korban Propaganda Australia

Jenderal Gatot bersama Habib Luthfi bin Yahya
Jenderal Gatot bersama Habib Luthfi bin Yahya (nu.or.id)
Jenderal Gatot Nurmantyo mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Panglima TNI itu menyebutkan, Habib Rizieq menjadi korban propaganda Australia dan Amerika Serikat untuk memecah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Awalnya, Jenderal Gatot mendapat pesan bahwa Habib Rizieq dianiaya prajurit Kostrad (Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat). Jenderal bintang empat itu pun langsung memerintahkan intelijen menelusuri informasi yang beredar melalui aplikasi pesan WhatsApp (WA) itu.

"Langsung Intelijen saya suruh bekerja mencari, dan ternyata hoax (kabar bohong) tersebut berasal dari Australia dan Amerika," kata Jenderal Gatot kepada wartawan usai mengisi seminar di kampus Universitas Padjajaran, Rabu (23/11/2016), seperti dikutip Viva.






Kabar bohong semacam itu, menurut Gatot, memang bukan kali pertama ia terima. Namun dia menganalisis informasi tak benar tentang Rizieq Shihab itu menunjukkan memang ada kekuatan asing yang sedang berupaya mengusik persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.

"Semakin nyata bahwa tangan-tangan luar ikut bermain," simpulnya.

Jenderal Gatot menengarai penyebaran informasi bohong itu berhubungan dengan kiprah Habib Rizieq yang sangat aktif menyuarakan tuntutan agar aparat penegak hukum mengadili kasus penistaan agama oleh Ahok.

Seperti diketahui, Habib Rizieq merupakan Ketua Dewan Pembina Gerakan Nasional Pengawal Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI). GNPF-MUI inilah yang menggagas Aksi Bela Islam I pada 14 Oktober dan Aksi Bela Islam II pada 4 November yang diikuti jutaan umat Islam. Hasilnya, Wakil Presiden Jusuf Kalla menjanjikan proses penanganan kasus Ahok akan diselesaikan dalam dua pekan sejak aksi 411. Dan benar, pada 16 November, Ahok ditetapkan sebagai tersangka. (Baca: Ahok Sudah Resmi Tersangka Tapi Belum Ditahan, Ini Penjelasan Kapolri)

Kini, GNPF-MUI mengumumkan Aksi Bela Islam jilid III yang akan digelar pada 2 Desember mendatang. Aksi yang akan digelar dalam bentuk shalat Jumat dan doa bersama di sepanjang jalan Sudirman-Thamrin itu meminta agar tersangka penistaan agama ditahan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]






Ke Ulama Kasar dan Melotot, Ternyata Begini Gaya Nusron ke Ahok

Nusron - di depan ulama dan di depan Ahok
Nusron Wahid kembali menjadi bahan perbincangan setelah video terbarunya bersama Ahok beredar di media sosial. Dalam video itu, Nusron mengatakan kepada Ahok bahwa ia adalah teman dan sahabatnya.

Dalam video berdurasi 2 menit ini, Nusron mengingatkan Ahok bahwa sebagai orang Timur dan orang Indonesia memiliki budaya. Kasus Ahok, menurutnya, telah merepotkan banyak orang.

“Karena itu sebagai teman, sebagai sahabat, menyarankan kalau bisa Bapak sebagai orang Timur, orang Indonesia yang punya tradisi khas mintalah maaf kepada publik, kepada umat Islam…” kata Nusron kepada Ahok dengan nada lembut dan mata yang sering menunduk ke bawah.






Gaya Nusron kepada Ahok itu sangat kontras dibandingkan ketika ia berbicara kepada sejumlah ulama di ILC pada 11 Oktober lalu. Saat itu, Nusron meninggikan suaranya sembari melotot.

Ustadz Yusuf Mansur sampai menangis sedih melihat Nusron Wahid yang tampil arogan menghina serta merendahkan ulama. Dai kondang pemimpin Pesantren Daarul Quran itu pun mengingatkan para pemuda agar menghormati para orangtua terutama ulama; tidak meninggikan suara apalagi melotot dan mengomeli ulama. [Ibnu K/Tarbiyah.net]

Berikut ini gaya Nusron di depan ulama saat acara ILC di TV One pada 11 Oktober 2016:



Berikut ini gaya Nusron saat bersama Ahok sebagaimana beredar di media sosial baru-baru ini:








- Copyright © SLAMET - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -