Posted by : Slamet
Minggu, 03 November 2019
Dalam sebuah ceramahnya, Ustadz Abdul Somad (UAS) menceritakan kisah tentang mahasiswi bercadar yang menemuinya sambil menangis. Pasalnya, ia dilarang pakai cadar oleh dosennya.
Waktu itu, UAS tengah menjabat sebagai Sekretaris LPM (Lembaga Penjamin Mutu) di sebuah universitas. Namun ia tak menyebutkan nama universitas tersebut.
Mahasiswi itu dilarang mengikuti kuliah oleh seorang dosen gara-gara dia memakai cadar.
“Mahasiswi yang pakai cadar keluar dari lokal saya,” demikian kata dosen tersebut.
Ia pun menghadap UAS sambil menangis. Mengadukan dosen tersebut.
“Dosen melarang saya masuk Pak karena saya harus buka cadar, tapi saya tak mau buka cadar,” kata mahasiswi itu.
UAS pun memberikan rekomendasi kepada mahasiswi itu untuk menghadap rektor.
“Saya merekom kamu menghadap rektor,” kata UAS.
Rektor pun memenangkan mahasiswi tersebut. Alhasil, ia boleh pakai cadar dan dosen harus mengizinkan mahasiswi pakai cadar.
Dalam ceramah itu, UAS kemudian mempertanyakan mengapa ada yang melarang wanita menutup auratnya dengan memakai cadar. Tapi anehnya membiarkan wanita yang hanya memakai rok mini atau celana sempit.
“Kenapa orang pakai cadar dilarang? Pakai cadar dibisik-bisik, tengok itu teroris. Yang celana sempit didiamkan. Dia pakai cadar bagus,” katanya.
Tapi, Ustaz Abdul Somad juga mengingatkan kepada para orangtua agar tetap mengawasi apabila ada anak perempuannya yang memakai cadar lalu mengajak atau membawa temannya main ke rumah.
“Cuma saja bapak ibu kalau ada anaknya bercadar bawa kawan periksa, mana tahu bercadar berkumis. Karena kejahatan terjadi karena ada kesempatan. Waspadalah,” tandasnya.
UAS juga menjelaskan bahwa terjadi khilafiyah di kalangan ulama. Syaikh Utsaimin mewajibkan cadar namun Syaikh Albani menjelaskan bahwa cadar tidak wajib. [Ibnu K/Tarbiyah]
#CadarBukanRadikal By Ustadz Abdul Somad pic.twitter.com/bACK7PTmtE— ` (@WWDC19__) November 1, 2019