Posted by : Slamet
Minggu, 03 Desember 2017
Ustadz Adi Hidayat, Lc (Youtube) |
Saat mengisi sebuah pengajian, Ustadz Adi Hidayat pernah disindir “bukan Ustadz Sunnah.” Pertemuan berikutnya, sindiran itu makin kencang.
Ustadz Hidayat pun akhirnya mengambil langkah yang menjadi jawaban telak.
Kisah itu bermula saat Ustadz Adi Hidayat datang mengajar tauhid tanpa membawa kitab. Beliau telah mengumpulkan beberapa kitab dan di-resume menjadi power point. Salah seorang di antara peserta telah belajar tauhid kepada Ustadz lain.
“Tiba-tiba murid yang baru belajar ini kemudian memberikan gambaran, ‘Ini ustadznya ustadz nggak sunnah ini. Ngajarnya nggak pakai kitab. Pelajarannya juga beda dengan guru-guru kita’” tutur Ustadz Adi Hidayat mengisahkan peristiwa itu.
Tak cukup begitu, orang tersebut juga menghembuskan isu ke sekitar “ini ustadz nggak sunnah, dia nggak pakai kitab.”
Hal itu pun disampaikan pengurus kepada Ustadz Adi Hidayat.
“Nggak apa-apa Pak. Insya Allah kajian berikutnya kami datang.”
Begitu mau kajian berikutnya, Ustadz Adi Hidayat diberi flyer bertuliskan “kajian kitab” dengan gambar kitabnya. “Seakan-akan pesan ke kita, kalau mau pengajian bawa kitab,” lanjut Ustadz Adi Hidayat.
Lalu Ustadz Adi Hidayat pun menelepon salah seorang muridnya agar datang ke rumah membawa mobil. Dibawakanlah kitab dua mobil dari rumah Ustadz Adi Hidayat.
Sampai di tempat pengajian, ditumpuklah kitab-kitab itu. Ketika membuka pengajian, Ustadz Adi Hidayat mengatakan: “Alhamdulillah, dari sekian saya mengajarkan tauhid, baru di tempat ini ada yang pengen repot. Saya mohon maaf karena memang selama ini saya jarang mengajar pakai kitab, saya pakai kutub. Kitab itu satu. Kutub banyak.”
Ustadz Adi Hidayat pun lantas mengambil kitab-kitab itu sembari menjelaskan. Yang kemarin disampaikan diambil dari kitab ini, yang kalau di Timur Tengah pelajarannya anak SMP. Yang bagian ini dari kitab ini, yang kalau di Timur Tengah pelajarannya anak SD. Ada yang untuk anak SMA. Ada yang untuk perguruan tinggi.
Orang yang tadi menuduhnya pun hanya bisa bilang, “O...” dan ternyata orang itu tidak bisa baca kitab. [Ibnu K/Tarbiyah.net]