Posted by : Slamet
Minggu, 26 Januari 2020
Virus Corona mengguncang China. Setidaknya, 10 kota yang dihuni 60 juta lebih penduduk telah diisolasi.
Yang terparah di kota Wuhan yang telah ditutup sejak 23 Januari lalu. Pelayanan publik tutup, transportasi pun lumpuh. Stasiun pengisian bahan bakar tutup, telepon darurat juga tidak berfungsi.
Rumah sakit dipenuhi dengan antrian panjang. Hingga berjam-jam pasien antri namun tak mendapatkan layanan memadai.
Lalu bagaimana kondisi Muslim Uyghur di Xinjiang?
Founder AMI Foundation menuturkan, Muslim Uyghur yang biasanya selalu diawasi aparat pemerintah komunis China, kini punya kesempatan banyak untuk membaca Al Quran.
“Terkabar dari salah seorang penerima Mushaf Al Quran dengan terjemah bahasa Uyghur bahwa ditengah 'ketegangan' virus ini, ia dan keluarganya malah punya 'ketenangan' untuk membaca Al Quran lagi. Karena 'sang pengawas' sedang terfokus mengawasi virus. Inna ma'al 'usri yusran,” kata Azza Izzu Haq melalui akun Twitter pribadinya, @AzzamIzzulhaq
Terkabar dari salah seorang penerima Mushaf Al Quran dengan terjemah bahasa Uyghur bahwa ditengah 'ketegangan' virus ini, ia dan keluarganya malah punya 'ketenangan' untuk membaca Al Quran lagi. Karena 'sang pengawas' sedang terfokus mengawasi virus.— Azzam M Izzulhaq (@AzzamIzzulhaq) January 25, 2020
Inna ma'al 'usri yusran