Posted by : Slamet
Minggu, 26 Januari 2020
Sebuah video berisi pengakuan pemuda Wuhan viral di media sosial. Ia memberanikan diri merekam pengakuan itu meskipun beresiko ditangkap aparat setempat.
Pemuda yang memakai masker itu mengaku berasal dari Wuhan. Ia menceritakan kondisi Wuhan yang sangat parah, bahkan lebih parah dibandingkan kasus SARS pada 2003 lalu. Kini kota mereka diisolir, pelayanan publik tutup, transportasi pun lumpuh. Stasiun pengisian bahan bakar tutup, telepon darurat juga tidak berfungsi.
Pemuda itu juga mengungkapkan ‘kebusukan’ pemerintah lokal Wuhan yang tidak bertindak cepat. Pemerintah baru mengeluarkan imbauan untuk memakai masker saat Wuhan diutup. Sehari sebelum kota Wuhan ditutup pada 22 Januari, tidak banyak orang yang menggunakan masker.
“Ada banyak orang berjalan tanpa masker. Ada yang main mahjong, bercakap dengan yang lain, bicara dengan pedagang,” ungkapnya.
Ia kemudian mengungkap ‘kebusukan’ pemerintah Komunis China.
“Apa yang dilakukan oleh Walikota Wuhan dan Sekretaris Partai (Komunis China)? Sebagai pejabat pemerintah, apakah mereka tak mendapatkan informasi apapun? Jika mereka mendapatkan informasi sejak pertama, mengapa tak melakukan apa pun, misalnya konferensi pers. Mengapa tak segera memerintahkan memakai masker? Setidaknya meningkatkan kesadaran akan penyakit ini kepada kami?” kata pemuda itu.
“Jika mereka tak mendapatkan informasi apapun, mereka tak pantas menduduki pemerintahan.”
Lebih jauh ia menjelaskan, jika warga Wuhan tak memakai masker sebelum kota itu ditutup bukan karena mereka menolak memakai masker. Tapi karena pemerintah Wuhan tidak memberikan informasi tentang itu.
“Ini tentang pemerintah lokal yang tidak melakukan apapun. Atau mungkin mereka memiliki motif tersembunyi,” ujarnya.