Posted by : Slamet
Kamis, 04 Agustus 2016
Sebuah produk camilan menghebohkan masyarakat. Pasalnya, camilan bermerek Bikini (Bihun Kekinian) itu disertai gambar sesuai mereknya dan tulisan “remas aku”. Padahal, camilan semacam itu mudah dijangkau dan dikonsumsi anak-anak.
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar megatakan, camilan itu dibuat oleh kreatornya hingga lain dari yang lain. Namun, ia menilai kreatifitasnya sudah kebablasan sehingga melanggar norma.
"Ini memang sebuah kreasi. Tapi kreasi kalau tidak diarahkan ya begini, jadinya kebablasan," kata Rafani, Kamis (4/8/2016), seperti dikutip Okezone.
Ia mengingatkan bahwa boleh saja mengembangkan kreatifitas namun harus memperhatikan norma yang berlaku di masyarakat, termasuk nilai-nilai agama.
"Boleh berkreasi itu, tapi tidak boleh menyimpang dari nilai agama, moral, dan etika. Jangan sampai kebablasan," tegasnya.
Yang paling dikhawatirkan, produk itu akan 'meracuni' konsumennya, terutama anak kecil. Ilustrasi tubuh perempuan yang disertai tulisan 'Remas Aku' pada kemasan camilan tersebut dikhawatirkan akan menempel pada otak dan mereka teracuni untuk berperilaku buruk. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Sekretaris Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat Rafani Achyar megatakan, camilan itu dibuat oleh kreatornya hingga lain dari yang lain. Namun, ia menilai kreatifitasnya sudah kebablasan sehingga melanggar norma.
"Ini memang sebuah kreasi. Tapi kreasi kalau tidak diarahkan ya begini, jadinya kebablasan," kata Rafani, Kamis (4/8/2016), seperti dikutip Okezone.
Ia mengingatkan bahwa boleh saja mengembangkan kreatifitas namun harus memperhatikan norma yang berlaku di masyarakat, termasuk nilai-nilai agama.
"Boleh berkreasi itu, tapi tidak boleh menyimpang dari nilai agama, moral, dan etika. Jangan sampai kebablasan," tegasnya.
Yang paling dikhawatirkan, produk itu akan 'meracuni' konsumennya, terutama anak kecil. Ilustrasi tubuh perempuan yang disertai tulisan 'Remas Aku' pada kemasan camilan tersebut dikhawatirkan akan menempel pada otak dan mereka teracuni untuk berperilaku buruk. [Ibnu K/Tarbiyah.net]