Posted by : Slamet
Senin, 08 Agustus 2016
Alvin Faiz, putra pertama Ustadz Arifin Ilham, telah melangsungkan pernikahan pada Sabtu (6/8/2016) lalu. Pemuda berusia 17 tahun itu menikahi Larrisa Chou, seorang gadis mualaf keturunan Tionghoa.
Bagaimana kisahnya hingga Larrisa Chou masuk Islam? Ternyata sejak remaja, Larrisa telah memiliki pikiran kritis dalam mencari Tuhan. Bahkan, sebelum mengenal Islam, ia telah berusaha “mencari Tuhan” tidak hanya melalui satu agama.
Larrisa pernah mencari Tuhan melalui agama Nasrani. Namun, trinitas tidak mampu menjawab pertanyaan kritisnya.
Ia juga pernah mencari Tuhan melalui agama Budha. Hasilnya sama. Pertanyaan fundamental Larrisa tidak terjawab.
Hingga kemudian, Larrisa mulai berkenalan dengan Islam. Awalnya, ia yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga Tionghoa, merasa sangat asing dengan Islam. Namun karena misi besarnya untuk mencari eksistensi Tuhan, ia pun tertarik dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini.
Demi mendapatkan kebenaran, Larrisa mempelajari Islam dan membandingkannya dengan dua agama yang telah ia pelajari sebelumnya. Hingga akhirnya ia sampai pada satu titik, teryata Islam adalah jawaban dari pertanyaan kritisnya selama ini.
Namun, perjalanan Larrisa menuju hidayah bukanlah jalan yang mudah. Mengetahui Larrisa mulai mendekati Islam, keluarganya sudah keberatan. Larrisa terpaksa belajar sembunyi-sembunyi. Bahkan untuk bisa shalat, Larrisa belajar dari Youtube.
Awalnya, Larrisa mendapat penolakan keras dari keluarganya. Namun karena sudah mantap dengan Islam, ia pun berusaha sebaik mungkin menjelaskan pilihannya kepada keluarga. Lambat laun, melihat kegigihan Larrisa, keluarganya pun mengijinkan ia untuk menjadi seorang muslimah.
Larrisa pun akhirnya bersyahadat. Dan hanya satu bulan setelah itu, ia telah mengenakan hijab. Panjang, hingga menutup dadanya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Bagaimana kisahnya hingga Larrisa Chou masuk Islam? Ternyata sejak remaja, Larrisa telah memiliki pikiran kritis dalam mencari Tuhan. Bahkan, sebelum mengenal Islam, ia telah berusaha “mencari Tuhan” tidak hanya melalui satu agama.
Larrisa pernah mencari Tuhan melalui agama Nasrani. Namun, trinitas tidak mampu menjawab pertanyaan kritisnya.
Ia juga pernah mencari Tuhan melalui agama Budha. Hasilnya sama. Pertanyaan fundamental Larrisa tidak terjawab.
Hingga kemudian, Larrisa mulai berkenalan dengan Islam. Awalnya, ia yang lahir dan dibesarkan dalam keluarga Tionghoa, merasa sangat asing dengan Islam. Namun karena misi besarnya untuk mencari eksistensi Tuhan, ia pun tertarik dengan agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad ini.
Demi mendapatkan kebenaran, Larrisa mempelajari Islam dan membandingkannya dengan dua agama yang telah ia pelajari sebelumnya. Hingga akhirnya ia sampai pada satu titik, teryata Islam adalah jawaban dari pertanyaan kritisnya selama ini.
Namun, perjalanan Larrisa menuju hidayah bukanlah jalan yang mudah. Mengetahui Larrisa mulai mendekati Islam, keluarganya sudah keberatan. Larrisa terpaksa belajar sembunyi-sembunyi. Bahkan untuk bisa shalat, Larrisa belajar dari Youtube.
Awalnya, Larrisa mendapat penolakan keras dari keluarganya. Namun karena sudah mantap dengan Islam, ia pun berusaha sebaik mungkin menjelaskan pilihannya kepada keluarga. Lambat laun, melihat kegigihan Larrisa, keluarganya pun mengijinkan ia untuk menjadi seorang muslimah.
Larrisa pun akhirnya bersyahadat. Dan hanya satu bulan setelah itu, ia telah mengenakan hijab. Panjang, hingga menutup dadanya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]