Posted by : Slamet
Selasa, 09 Agustus 2016
Di antara calon jamaah haji di asrama haji Sudiang Makassar, Senin (8/8/2016), seorang nenek menarik perhatian. Pasalnya, ia membawa tongkat untuk membantunya berjalan. Musdalifah, namanya. Rupanya, wanita berusia 66 tahun itu tidak bisa melihat.
Musdalifah tahun ini berangkat haji bersama suami dan dua anaknya. Sang suami, Asri Aten, dan dua orang anaknya bernama Asmulianto dan Asmuliani itulah yang membantu Musdalifah sejak di asrama haji.
Sebenarnya, Musdalifah tahun ini bukan pertama kali naik haji. Tahun ini merupakan kali ketiga ia naik haji.
Pada tahun 1993, Musdalifah naik haji pertama kali dalam kondisi masih bisa melihat. Saat itu ia naik haji sendirian. Pada tahun 1999, mata Musdalifah bermasalah akibat penyakit glaukoma. Pada tahun 2001, Musdalifah kembali naik haji meskipun sudah tidak bisa melihat. Saat itu, ia didampingi suaminya.
Kini ia bersyukur bisa berangkat haji bersama suami dan dua orang anaknya. Haji tahun ini ia niatkan untuk menghajikan sang ayah yang telah meninggal.
Apa yang mendorong Musdalifah bersusah payah naik haji dalam kondisi seperti ini? Rupanya, ada kerinduan luar biasa meskipun ia tidak lagi bisa melihat kakbah.
“Setiap naik haji ada kerinduan yang luar biasa ke Kakbah. Seandainya bisa pergi setiap tahun tentu saya ke sana. Ada perasaan nikmat," katanya seperti dikutip JPNN. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Musdalifah tahun ini berangkat haji bersama suami dan dua anaknya. Sang suami, Asri Aten, dan dua orang anaknya bernama Asmulianto dan Asmuliani itulah yang membantu Musdalifah sejak di asrama haji.
Sebenarnya, Musdalifah tahun ini bukan pertama kali naik haji. Tahun ini merupakan kali ketiga ia naik haji.
Pada tahun 1993, Musdalifah naik haji pertama kali dalam kondisi masih bisa melihat. Saat itu ia naik haji sendirian. Pada tahun 1999, mata Musdalifah bermasalah akibat penyakit glaukoma. Pada tahun 2001, Musdalifah kembali naik haji meskipun sudah tidak bisa melihat. Saat itu, ia didampingi suaminya.
Kini ia bersyukur bisa berangkat haji bersama suami dan dua orang anaknya. Haji tahun ini ia niatkan untuk menghajikan sang ayah yang telah meninggal.
Apa yang mendorong Musdalifah bersusah payah naik haji dalam kondisi seperti ini? Rupanya, ada kerinduan luar biasa meskipun ia tidak lagi bisa melihat kakbah.
“Setiap naik haji ada kerinduan yang luar biasa ke Kakbah. Seandainya bisa pergi setiap tahun tentu saya ke sana. Ada perasaan nikmat," katanya seperti dikutip JPNN. [Ibnu K/Tarbiyah.net]