Posted by : Slamet
Sabtu, 11 November 2017
Abu Janda (kiri) - Ustadz Abdul Somad (kanan) |
Saat ini ada tuduhan yang dialamatkan kepada dai-dai yang mendakwahkan Islam. Apalagi jika sudah berbicara tentang pemimpin muslim. Mereka dituduh anti kebhinnekaan.
Ustadz Abdul Somad pun tidak lepas dari tuduhan itu. Pada Juni lalu, Ketua Pembela Kebhinnekaan Indonesia sempat akan melaporkan Ustadz Abdul Somad ke polisi dengan tuduhan anti kebhinnekaan.
Beberapa hari terakhir juga beredar ultimatum kepada Ustadz Abdul Somad untuk tidak mendakwahkan hal-hal yang bertentangan dengan kebhinnekaan. Namun, Abu Janda mengatakan ultimatum yang mencatut namanya itu hoax. (Baca: Soal Ultimatum Buat Ustadz Abdul Somad, Ini Kata Abu Janda)
Dalam ceramahnya di Pontianak dan diunggah oleh fan page Jama’ah Ustadz Abdul Somad, Rabu (8/11/2017), Ustadz Abdul Somad menyinggung tentang tuduhan anti kebhinnekaan.
Ustadz Abdul Somad mengajak umat Islam agar mengajarkan sejarah Islam dan para ulama kepada anak-anak sebagai generasi masa depan.
“Anak cucu kita harus tahu sejarah itu. Jangan sampai ketika nanti diteriakkan, ‘Syariat Islam, Pemimpin Islam, Allahu Akbar’ tiba-tiba anak keponakan kita malah berbisik, ‘anti kebhinnekaan.’” Ustadz Abdul Somad mengingatkan.
Ustadz Abdul Somad pun mengambil perbandingan, non muslim yang memegang pilihan berdasar agama mereka tidak dituduh anti kebhinnekaan. Contohnya masyarakat Bali saat menolak Ahok usai kalah di Pilkada DKI Jakarta.
“Sedangkan Bali tidak mau menerima Ahok padahal sama-sama tak sunat,” lanjut Ustadz Abdul Somad.
Masyarakat Bali waktu itu, kata Ustadz Abdul Somad, memang tidak menolak Ahok karena kafir. Mereka menggunakan istilah lain yang lebih lembut. “Kalau ada orang Bali ya orang Bali saja,” kata Ustadz Abdul Somad menirukan alasan mereka.
Jadi, memilih berdasarkan agama dan berupaya mengamalkan ajaran agama serta mendakwahkannya bukanlah anti kebhinnekaan. [Ibnu K/Tarbiyah.net]