Posted by : Slamet
Kamis, 16 November 2017
Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (Wasekjen MUI) Pusat KH Tengku Zulkarnain meminta Kapolres Dhamasraya AKBP Roedy Yoelianto untuk meminta maaf kepada rakyat Indonesia, khususnya umat Islam. Pasalnya, Roedy telah mengatakan pelaku pembakaran Mapolres Dhamasraya adalah teroris karena mengucapkan takbir.
“Saya minta sebaiknya Kapolres Dharmasraya yang sempat mengatakan pelaku adalah teroris karena ucapkan takbir dan toghut, minta maaf pada rakyat Indonesia, khususnya umat Islam,” kata Tengku Zulkarnain melalui akun Twitter @ustadtengkuzul, Kamis (16/11/2017).
Jika Roedy tidak mau minta maaf, Tengku Zulkarnain meminta Kapolri mencopotnya dari jabatan Kapolres Dhamasraya.
“Kalau tidak mau, sebaiknya Pak Kapolri mencopotnya dari jabatan Itu,” lanjutnya.
Saya Minta Sebaiknya Kapolres Dharmasraya yang Sempat Mengatakan Pelaku Adalah TERORIS krn Ucapkan "TAKBIR dan THOGHUT", Minta Maaf Pada Rakyat Indonesia, Khususnya Umat Islam.— tengkuzulkarnain (@ustadtengkuzul) 16 November 2017
Kalau Tdk Mau, Sebaiknya Pak Kapolri MENCOPOTNYA dari Jabatan Itu.
Kaum Muslimin Setuju?
Mohon Jawaban. http://pic.twitter.com/uGPF79osIR
Sebelumnya, Komisioner Komnas HAM Maneger Nasution juga meminta Pimpinan Polri mengambil tindakan tegas terhadap Kapolres Dharmasraya.
Menurutnya, selain diproses masalah disiplin, Kapolres Dhamasraya juga dijerat dengan pidana/KUHP dan UU Nomor 39 tahun 1999 tentang HAM. (Baca: Sebut Takbir sebagai Bukti Teroris, Kapolri Diminta Tindak Tegas Kapolres Dhamasraya)
Wakil Ketua MPR RI Hidayat Nur Wahid juga menyesalkan pernyataan Kapolres Dhamasraya tersebut. (Baca: Takbir Bukti Teroris? Ini Jawaban Telak Hidayat Nur Wahid)
“Berantas terorisme? Pakailah akal sehat. Agar tak malah jadi teror yang lain. Menyebut takbir sebagai salah satu bukti teroris, bentuk laku bukan akal sehat. Tiap hari jutaan Muslimin Indonesia bertakbir. Takbir juga pekik Bung Tomo. Beliau pahlawan. Segera tarik dan minta maaflah,” kata Hidayat Nur Wahid melalui akun Twitter pribadinya, @hnurwahid, Kamis (16/11/2017)
Pernyataan terkait takbir sebagai bukti teroris itu terlontar saat Roedy diwawancarai live di TvOne.
“Pak Kapolres sempat menyatakan bahwa para pelaku diduga merupakan jaringan kelompok teroris. Atas dasar bukti apa, selain kertas yang ditemukan dalam jenazah para pelaku kalau memang tergabung dalam jaringan teroris?” tanya TvOne.
“Iya, baik. Bahwa dalam proses kami melumpuhkan kedua pelaku tersebut, pelaku meneriakkan takbir kemudian menyatakan bahwa saya yang membakar kemudian menyatakan bertanggungjawab terhadap pembakaran, mengatakan taghut. Kemudian setelah kami lumpuhkan, dalam badan tersangka kita temukan selembar surat tulisannya bolak-balik. Jadi saya luruskan, bukan dua lembar tetapi satu lembar bolak-balik. Lembar pertama kemudian lembar kedua. Yang intinya berisi kalimat-kalimat jihad,” jawab Roedy.
Berikut ini videonya:
SEDIH denger wawancara ini... http://pic.twitter.com/XXB1U62kPs— MUSTOFA NAHRAWARDAYA (@NetizenTofa) 15 November 2017