Posted by : Slamet Jumat, 22 Juli 2016

hafizh cilik menangis
Dalam sebuah kompetisi hafizh, seorang hafizh cilik menangis saat sambung ayat. Awalnya ia begitu lancar meneruskanayat demi ayat, namun di satu ayat, ia menangis sesenggukan. Bukan karena tidak hafal.

Salah seorang juri membacakan surat Al Jumu’ah ayat

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا

Dengan lancar, hafizh cilik ini meneruskan ayat tersebut

مَثَلُ الَّذِينَ حُمِّلُوا التَّوْرَاةَ ثُمَّ لَمْ يَحْمِلُوهَا كَمَثَلِ الْحِمَارِ يَحْمِلُ أَسْفَارًا بِئْسَ مَثَلُ الْقَوْمِ الَّذِينَ كَذَّبُوا بِآَيَاتِ اللَّهِ وَاللَّهُ لَا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ (5) قُلْ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ هَادُوا إِنْ زَعَمْتُمْ أَنَّكُمْ أَوْلِيَاءُ لِلَّهِ مِنْ دُونِ النَّاسِ فَتَمَنَّوُا الْمَوْتَ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ (6) وَلَا يَتَمَنَّوْنَهُ أَبَدًا بِمَا قَدَّمَتْ أَيْدِيهِمْ وَاللَّهُ عَلِيمٌ بِالظَّالِمِينَ (7) قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَة

Sampai di situ ia berhenti. Sebenarnya sejak mulai ayat kedelapan ini ia sudah menahan tangis. Dan tangis itu tak bisa ditahan ketika sampai pada “tsumma turadduuna ilaa ‘aalimil ghaibi wasy syahaadah” (kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata).






Cukup lama ia menangis hingga membuat salah satu juri ikut berkaca-kaca. Lalu ia menuntaskan ayat itu.

إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Ayat 8 Surat Al Jumu’ah inilah yang membuatnya menangis.

قُلْ إِنَّ الْمَوْتَ الَّذِي تَفِرُّونَ مِنْهُ فَإِنَّهُ مُلَاقِيكُمْ ثُمَّ تُرَدُّونَ إِلَى عَالِمِ الْغَيْبِ وَالشَّهَادَةِ فَيُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ

Katakanlah: “Sesungguhnya kematian yang kami lari daripadanya, maka sesungguhnya kematian itu akan menemui kamu, kemudian kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui yang ghaib dan yang nyata, lalu Dia beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan” (QS. Al Jumu’ah: 8)

Rupanya bocah sekecil itu tidak hanya hafal Al Quran namun juga memahami isinya dan mentadabburinya. Sehingga ketika ia membaca ayat yang menjelaskan tentang kematian dan apa yang akan terjadi setelah mati, ia tak kuasa menahan tangisnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]




Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © SLAMET - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -