Posted by : Slamet
Sabtu, 16 Juli 2016
Merdeka.com menuai protes netizen. Pasalnya, di saat Presiden Recep Tayyip Erdogan menyerukan rakyat Turki melawan kudeta dan memimpin rakyat menggagalkan kudeta, Merdeka.com menyebut Erdogan berusaha kabur.
“Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk,” demikian judul Merdeka.com, Sabtu (16/7/2016) pukul 06:22 WIB.
Setelah menuai protes banyak netizen, Merdeka.com akhirnya meralat berita tersebut pada pukul 16:32 WIB.
“Versi awal berita ini mengandung kekeliruan penerjemahan sehingga artikel tidak akurat. Kesalahan sepenuhnya ada pada tim redaksi. Judul awalnya ditulis: "Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk" diganti menjadi "Dikudeta, Presiden Turki berusaha menuju Istambul secepatnya" Judul yang benar ditambah koreksi substansi badan berita dimutakhirkan pada Sabtu (16/7) pukul 16.32 WIB. Tidak ada sama sekali substansi sumber kantor berita asal yang menyatakan Erdogan kabur ke luar negeri. Redaksi meminta maaf atas kesalahan tersebut,” demikian revisi Merdeka.com
Bukan kali ini saja Merdeka.com diprotes oleh netizen terkait berita Turki yang dinilai tendensius.
Pada 30 Juni lalu, Merdeka menurunkan berita berjudul "Kebijakan Erdogan bikin Turki rutin diserang teroris sepanjang 2016".
Sebelumnya, pada 27 Februari 2014, Merdeka merilis berita berjudul "Rekaman bisa jadi saksi kejatuhan Erdogan". [Siyasa/Tarbiyah.net]
“Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk,” demikian judul Merdeka.com, Sabtu (16/7/2016) pukul 06:22 WIB.
Setelah menuai protes banyak netizen, Merdeka.com akhirnya meralat berita tersebut pada pukul 16:32 WIB.
“Versi awal berita ini mengandung kekeliruan penerjemahan sehingga artikel tidak akurat. Kesalahan sepenuhnya ada pada tim redaksi. Judul awalnya ditulis: "Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk" diganti menjadi "Dikudeta, Presiden Turki berusaha menuju Istambul secepatnya" Judul yang benar ditambah koreksi substansi badan berita dimutakhirkan pada Sabtu (16/7) pukul 16.32 WIB. Tidak ada sama sekali substansi sumber kantor berita asal yang menyatakan Erdogan kabur ke luar negeri. Redaksi meminta maaf atas kesalahan tersebut,” demikian revisi Merdeka.com
Bukan kali ini saja Merdeka.com diprotes oleh netizen terkait berita Turki yang dinilai tendensius.
Pada 30 Juni lalu, Merdeka menurunkan berita berjudul "Kebijakan Erdogan bikin Turki rutin diserang teroris sepanjang 2016".
Sebelumnya, pada 27 Februari 2014, Merdeka merilis berita berjudul "Rekaman bisa jadi saksi kejatuhan Erdogan". [Siyasa/Tarbiyah.net]