Posted by : Slamet Sabtu, 09 Juli 2016

Salah satu berita di media internasional theguardian.com
Brexit alias Brebes Exit menjadi istilah yang populer di masyarakat internasional. Pasalnya, setelah terjebak kemacetan panjang di sekitar pintu tol keluar Brebes itu, 12 orang meninggal dunia.

Menurut Dirut Jasa Marga Adityawarman, kemacetan itu terjadi bukan karena pihak Jasa Marga tidak siap mengantisipasi kepadatan. Namun karena para pemudik sudah terlena dengan adanya tol baru tersebut sehingga melupakan adanya jalan Pantura yang lebih lancar.

Menurutnya, jika pemudik pandai, mereka bisa keluar melalui Gerbang Tol Pejagan lalu lanjut lewat Pantura untuk mempersingkat waktu perjalanan.

"Karena itu ya mungkin terlalu nikmatnya sampai Brexit. Kalau orang yang pandai pasti dia memilih keluar di (Gerbang Tol) Pejagan karena pasti lebih cepat. Tahun depan kalau belum bisa sampai Pekalongan (Tol Transjawa) mungkin kita akan stop. Lalu akan kita keluarkan di (Gerbang Tol) Kanci dan Pejagan," kata Adityawarman, Sabtu (9/7/2016), seperti dikutip Detik.






Lebih jauh Adityawarman menambahkan, berdasarkan pengalaman tahun lalu, apa yang terjadi di Brexit juga terjadi di Cikopo. Namun saat itu pihaknya sudah mengantisipasi dengan langsung memecah lalin ke jalur tengah dan selatan. Sedangkan tahun ini banyak pemudik yang tidak mau keluar tol sehingga penumpukan terjadi di Brexit.

"Dari tahun-tahun sebelumnya kan yang di Cikopo sama (dengan Brexit). Tapi kita bisa mengatur kapan lewat utara, tengah dan selatan. Yang kemarin itu mungkin karena pemakai jalan merasa Brebes Timur itu jarak yang cukup jauh sehingga dikeluarkan saja tidak mau, maunya ke Brebes Timur saja," imbuhnya.

Pernyataan Adityawarman tersebut menuai protes netizen. Mereka menilai, Dirut Jasa Marga seharusnya tidak menyalahkan pemudik namun pemerintah yang seharusnya melakukan evaluasi dan minta maaf.

“Dirut macam apa ini... rakyat pada mati kok ngomongnya ngacau apa dirutnya mau ngrasain mati...,” kata Jamari.

“Yang keluar tol pejagan juga macet parah om. Masa pemimpin jasamarga tidak tahu kondisi secara komprehensif,” kata Yusuf Ardani.

“Di pintu masuk tol tidak ada info tentang kepadatan di tol brexit, jadi memang jasa marga gak ada niat baik, maunya hanya duit.. kalo bisa kalian sportiflah, akui kesalahan.. jangan salahkan pemudik teruss..,” kata Temboro.

“Lho dipikirnya Pantura tidak macet? yang keluar tol kancipun masih kena macet meski hanya 26 jam..... yang jelas traffic manajemen pihak pengelola tol, polisi dan dinas perhubungan pemda setempat tidak sinkron....,” kata Widigdyono. [Siyasa/Tarbiyah.net]



Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © SLAMET - Blogger Templates - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -