Posted by : Slamet
Sabtu, 30 Juli 2016
Merdeka.com kembali menuai protes dari netizen. Di saat banyak orang mendoakan taubat Freddy Budiman diterima Allah, media itu dinilai tendensius karena mengkaitkan taubatnya dengan teroris. “Ngaji dengan Teroris,” demikian istilah yang dipakai dalam judul beritanya.
“Setelah lama bersentuhan dengan dunia hitam, perlahan sikap Freddy mulai banyak perubahan. Dia kini lebih rajin mengaji, bahkan setelah dipindahkan ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur. Ternyata, selama berada di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Freddy belajar mengaji dari terpidana kasus terorisme, Abrori bin Al Ayubi. Rupanya hal itu terus berlanjut hingga dia pindah ke lapas lain,” demikian tulis Merdeka.com, Jumat (29/7/2016) lalu.
Sontak, sejumlah netizen memprotes media tersebut.
“Kalo ada hubungan nya dengan Islam, misal napi yang belajar ngaji kok selalu ujung-ujungnya dicap teroris ya? Bahkan Islam dmusuhi juga oleh sebagian pemeluknya sendiri yaitu umat muslim,” kata Agus Herwanto.
“Inilah cause effect dari pemberitaan.. berita yang sengaja ditulis untuk menghasilkan stigma bahwa orang yang rajin ibadah atau muslim yang taat adalah teroris atau terkait dengan terorisme. Tujuan utama dari laporan ini bukanlah untuk menyajikan informasi faktual untuk anda. Tapi tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan opini Anda,” kata Adam Tirtan.
“Jika kalian langsung percaya dan terprovokasi oleh media seperti ini berarti pemberitaan ini telah sukses meracuni pikiran anda,” lanjutnya.
“Nih berita menyudutkan Islam, emang orang masuk Islam dan belajar ngaji indikasi teroris.. media busuk!,” tambah Ramli Suseno.
Sebelumnya, pada 16 Juli lalu, Merdeka.com juga menuai protes netizen gara-gara merilis berita dengan judul “Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk.” (Baca: Sebut Erdogan Berusaha Kabur, Merdeka.com Diprotes Netizen)
Setelah ramai diprotes netizen, Merdeka.com mengubah judul berita itu menjadi "Dikudeta, Presiden Turki berusaha menuju Istambul secepatnya". [Ibnu K/Tarbiyah.net]
“Setelah lama bersentuhan dengan dunia hitam, perlahan sikap Freddy mulai banyak perubahan. Dia kini lebih rajin mengaji, bahkan setelah dipindahkan ke Lembaga Permasyarakatan (Lapas) Gunung Sindur. Ternyata, selama berada di Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah, Freddy belajar mengaji dari terpidana kasus terorisme, Abrori bin Al Ayubi. Rupanya hal itu terus berlanjut hingga dia pindah ke lapas lain,” demikian tulis Merdeka.com, Jumat (29/7/2016) lalu.
Sontak, sejumlah netizen memprotes media tersebut.
“Kalo ada hubungan nya dengan Islam, misal napi yang belajar ngaji kok selalu ujung-ujungnya dicap teroris ya? Bahkan Islam dmusuhi juga oleh sebagian pemeluknya sendiri yaitu umat muslim,” kata Agus Herwanto.
“Inilah cause effect dari pemberitaan.. berita yang sengaja ditulis untuk menghasilkan stigma bahwa orang yang rajin ibadah atau muslim yang taat adalah teroris atau terkait dengan terorisme. Tujuan utama dari laporan ini bukanlah untuk menyajikan informasi faktual untuk anda. Tapi tujuan utamanya adalah untuk mengendalikan opini Anda,” kata Adam Tirtan.
“Jika kalian langsung percaya dan terprovokasi oleh media seperti ini berarti pemberitaan ini telah sukses meracuni pikiran anda,” lanjutnya.
“Nih berita menyudutkan Islam, emang orang masuk Islam dan belajar ngaji indikasi teroris.. media busuk!,” tambah Ramli Suseno.
Sebelumnya, pada 16 Juli lalu, Merdeka.com juga menuai protes netizen gara-gara merilis berita dengan judul “Dikudeta, Presiden Turki berusaha kabur lewat Bandara Ataturk.” (Baca: Sebut Erdogan Berusaha Kabur, Merdeka.com Diprotes Netizen)
Setelah ramai diprotes netizen, Merdeka.com mengubah judul berita itu menjadi "Dikudeta, Presiden Turki berusaha menuju Istambul secepatnya". [Ibnu K/Tarbiyah.net]