Posted by : Slamet
Kamis, 14 Juli 2016
Innalillahi wa inna ilaihi raji’un. Dewi Masithoh, gadis yatim piatu yang pernah menginfakkan motornya untuk Palestina ini kini telah tiada. Dewi meninggal pada Senin (11/7/2016) lalu setelah mengalami kecelakaan mobil di jalur Pantura Tuban, Jawa Timur dan telah dimakamkan Selasa malam.
Dewi merupakan warga Kauman, Yogyakarta. Ia lulus kuliah pada tahun 2011 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jurusan Manajemen. Gadis berusia 25 tahun ini berwirausaha konveksi.
Dari usaha itulah ia bisa menafkahi dan membiayai kuliah adiknya, Bagus Muhammad Ikhsan, di universitas dan jurusan yang sama. Dari usaha itu pula, Dewi bisa menjadi donatur Sahabat Al Aqsha.
Dewi dan Bagus telah mengalami kesedihan ditinggal orangtua sejak mereka masih belia. Sang ibunda meninggal dunia tatkala Dewi masih kelas 1 SMP. Selang 27 hari kemudian, sang ayah juga meninggal dunia.
Dewi merupakan sosok perempuan dengan semangat juang yang tinggi. Ia mendirikan usaha konveksi yang diberi nama B&D. Nama itu merupakan inisial nama adiknya, Bagus, dan Dewi.
Dengan mempekerjakan 10 karyawan, Dewi mengelola bisnisnya dengan manajemen kekeluargaan yang luar biasa. Meski sudah tidak lagi menjadi karyawannya, jika bersilaturrahim Dewi selalu memberi mereka hadiah dan santunan.
Ia juga menerima penyandang disabilitas (tunanetra dan tunawicara) sebagai karyawan di saat pengusaha lain tak mau menerima kondisi mereka.
Kepedulian sosial Dewi sangat tinggi. Ia juga pernah menginfakkan motornya untuk Palestina melalui Sahabat Al-Aqsha. Dan alhamdulillah, Ramadhan lalu Dewi juga banyak berubah terutama dalam hal berpakaian lebih syar’i. Semoga Allah mengampuni semua dosanya dan menerima seluruh amal ibadahnya. [http://ift.tt/29GdzR8]
Dewi merupakan warga Kauman, Yogyakarta. Ia lulus kuliah pada tahun 2011 dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) Jurusan Manajemen. Gadis berusia 25 tahun ini berwirausaha konveksi.
Dari usaha itulah ia bisa menafkahi dan membiayai kuliah adiknya, Bagus Muhammad Ikhsan, di universitas dan jurusan yang sama. Dari usaha itu pula, Dewi bisa menjadi donatur Sahabat Al Aqsha.
Dewi dan Bagus telah mengalami kesedihan ditinggal orangtua sejak mereka masih belia. Sang ibunda meninggal dunia tatkala Dewi masih kelas 1 SMP. Selang 27 hari kemudian, sang ayah juga meninggal dunia.
Dewi merupakan sosok perempuan dengan semangat juang yang tinggi. Ia mendirikan usaha konveksi yang diberi nama B&D. Nama itu merupakan inisial nama adiknya, Bagus, dan Dewi.
Dengan mempekerjakan 10 karyawan, Dewi mengelola bisnisnya dengan manajemen kekeluargaan yang luar biasa. Meski sudah tidak lagi menjadi karyawannya, jika bersilaturrahim Dewi selalu memberi mereka hadiah dan santunan.
Ia juga menerima penyandang disabilitas (tunanetra dan tunawicara) sebagai karyawan di saat pengusaha lain tak mau menerima kondisi mereka.
Kepedulian sosial Dewi sangat tinggi. Ia juga pernah menginfakkan motornya untuk Palestina melalui Sahabat Al-Aqsha. Dan alhamdulillah, Ramadhan lalu Dewi juga banyak berubah terutama dalam hal berpakaian lebih syar’i. Semoga Allah mengampuni semua dosanya dan menerima seluruh amal ibadahnya. [http://ift.tt/29GdzR8]