Posted by : Slamet
Senin, 23 Mei 2016
Mantan Kepala Staf Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat Mayjen TNI (Purn) Kivlan Zen menegaskan sudah saatnya berperang melawan gerakan Partai Komunis Indonesia (PKI). Hal itu disampaikannya pada seminar "Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun Tahun 1948 dan G30S 1965/PKI".
"Kami sudah tidak ada lagi seminar-seminaran, kami siap perang," kata Kivlan Zen dia di Gedung Joang '45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2016) seperti dikutip Tempo.
Menurut Kivlan, saat ini PKI tampil dengan gaya baru. Bahkan, menurutnya, sejumlah lembaga negara dan organisasi masyarakat sudah disusupi oleh tokoh-tokoh PKI.
Media massa, menurut tokoh yang berjasa dalam pembebasan sandera WNI dari Abu Sayyaf ini, juga selalu mengangkat kembali isu PKI dengan salah satunya adalah jargon "melawan lupa".
Indikator lain merebaknya gerakan PKI adalah pembubaran pertahanan sipil (Hansip) yang dilakukan oleh pemerintah.
Lebih jauh, Kivlan menyebut bahwa salah satu tokoh yang mendukung gerakan PKI adalah Budiman Sudjatmiko. Rancangan Undang-undang Desa ia anggap menjadi celah untuk memulai gerakan PKI dari bawah.
Dalam rangka membendung gerakan PKI tersebut, Kivlan mengaku telah dan terus mengajak berbagai ormas dan lembaga pendidikan agama untuk bersama-sama menjaga NKRI.
Sebelumnya, Kivlan mengingatkan jika Presiden Jokowi menerima lima rekomendasi simposium di Hotel Aryaduta, PKI akan melakukan balas dendam dan terjadi perang saudara seperti di Yugoslavia. (Baca: Kivlan Zen: Jokowi Terima 5 Rekomendasi Simposium Aryaduta, Terjadi Perang Saudara) [Ibnu K/Tarbiyah.net]
"Kami sudah tidak ada lagi seminar-seminaran, kami siap perang," kata Kivlan Zen dia di Gedung Joang '45, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (23/5/2016) seperti dikutip Tempo.
Menurut Kivlan, saat ini PKI tampil dengan gaya baru. Bahkan, menurutnya, sejumlah lembaga negara dan organisasi masyarakat sudah disusupi oleh tokoh-tokoh PKI.
Media massa, menurut tokoh yang berjasa dalam pembebasan sandera WNI dari Abu Sayyaf ini, juga selalu mengangkat kembali isu PKI dengan salah satunya adalah jargon "melawan lupa".
Indikator lain merebaknya gerakan PKI adalah pembubaran pertahanan sipil (Hansip) yang dilakukan oleh pemerintah.
Lebih jauh, Kivlan menyebut bahwa salah satu tokoh yang mendukung gerakan PKI adalah Budiman Sudjatmiko. Rancangan Undang-undang Desa ia anggap menjadi celah untuk memulai gerakan PKI dari bawah.
Dalam rangka membendung gerakan PKI tersebut, Kivlan mengaku telah dan terus mengajak berbagai ormas dan lembaga pendidikan agama untuk bersama-sama menjaga NKRI.
Sebelumnya, Kivlan mengingatkan jika Presiden Jokowi menerima lima rekomendasi simposium di Hotel Aryaduta, PKI akan melakukan balas dendam dan terjadi perang saudara seperti di Yugoslavia. (Baca: Kivlan Zen: Jokowi Terima 5 Rekomendasi Simposium Aryaduta, Terjadi Perang Saudara) [Ibnu K/Tarbiyah.net]