Posted by : Slamet
Kamis, 23 Juni 2016
Mencuatnya buka bersama di gereja, baru-baru ini, mendapat tanggapan dari Irene Handono. Mantan Biarawati itu menjelaskan bahwa buka bersama di tempat ibadah berbeda seperti gereja adalah propaganda kaum liberal.
Irena menegaskan bahwa buka puasa tidaklah sama dengan makan dan minum biasa.
“Terkait buka bersama di tempat berbeda, ada yang menyebut, buka puasa sama dengan makan/minum seperti biasa. Ini perlu diluruskan,” kata Irena melalui akun Twitter pribadinya, @ummi_irena, Sabtu (18/6/2016) lalu.
“Kalau buka puasa sama denga rutinitas makan harian, Rasulullah tak akan mengkhususkan waktu berbuka sebagai waktu yang mustajab tuk berdoa. Kalau buka puasa sama dengan rutinitas makan/minum, maka, tak perlu ada do'a Dzahabazh zhama'u.. (dan seterusnya). Kalau buka puasa sama dengan rutinitas makan/minum biasa, pasti Rasulullah tidak akan memberi tuntunan dengan makan kurma dan air putih,” lanjutnya.
Lebih jauh ia menegaskan bahwa pernyataan buka puasa sama dengan makan biasa merupakan propaganda dari kaum liberal.
“Statement "buka puasa = makan biasa" hanyalah bentuk lain dari propaganda liberalis untuk membiasakan yang keliru. Bagaimana kalau saya nyatakan hosti = roti/anggur biasa? Pasti mereka juga akan menolak. Demikian halnya dengan berbuka puasa,” tandasnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]
Irena menegaskan bahwa buka puasa tidaklah sama dengan makan dan minum biasa.
“Terkait buka bersama di tempat berbeda, ada yang menyebut, buka puasa sama dengan makan/minum seperti biasa. Ini perlu diluruskan,” kata Irena melalui akun Twitter pribadinya, @ummi_irena, Sabtu (18/6/2016) lalu.
“Kalau buka puasa sama denga rutinitas makan harian, Rasulullah tak akan mengkhususkan waktu berbuka sebagai waktu yang mustajab tuk berdoa. Kalau buka puasa sama dengan rutinitas makan/minum, maka, tak perlu ada do'a Dzahabazh zhama'u.. (dan seterusnya). Kalau buka puasa sama dengan rutinitas makan/minum biasa, pasti Rasulullah tidak akan memberi tuntunan dengan makan kurma dan air putih,” lanjutnya.
Lebih jauh ia menegaskan bahwa pernyataan buka puasa sama dengan makan biasa merupakan propaganda dari kaum liberal.
“Statement "buka puasa = makan biasa" hanyalah bentuk lain dari propaganda liberalis untuk membiasakan yang keliru. Bagaimana kalau saya nyatakan hosti = roti/anggur biasa? Pasti mereka juga akan menolak. Demikian halnya dengan berbuka puasa,” tandasnya. [Ibnu K/Tarbiyah.net]