Posted by : Slamet
Selasa, 07 Juni 2016
Polisi Xinjiang menangkap pria Uighur (Arsip AFP 24 Juni 2015) |
Larangan ini bukan kali pertama. Bertahun-tahun, pemerintah komunis yang juga berpaham ateis di Xinjiang melarang pegawai negeri menjalankan ibadah puasa Ramadhan. Sebaliknya, pemerintah memerintahkan restoran dan rumah makan untuk tetap buka di siang hari pada bulan Ramadhan.
"Anggota partai, kader, PNS, mahasiswa, dan anak di bawah umur tidak boleh puasa selama Ramadhan dan tidak harus mengambil bagian dalam kegiatan keagamaan," kata situs pemerintah kota Koarla, Xinjiang tengah seperti dikutip Kompas.
"Selama bulan Ramadhan, warung-warung makanan dan minuman tidak boleh tutup," tambahnya.
Dengan represifitas semacam itu, Xinjiang sering menjadi medan konflik antara pemerintah komunis dan militan muslim Uighur.
Kelompok-kelompok hak asasi manusia (HAM) menilai ketegangan di Xinjiang merupakan akibat pengekangan kebebasan agama dan budaya yang seharusnya dinikmati Muslim Uighur. [Ibnu K/Tarbiyah.net]